Sahabat, dalam Islam, istilah “fasik” itu bukan main-main. Kalau kata Al-Qur’an, fasik itu ibarat keluar jalur dari ketaatan ke Allah dan malah lebih milih nurutin hawa nafsu. Naudzubillah min dzalik. Makanya, ngobrolin soal ciri orang fasik ini penting banget. Tapi ingat, tujuannya buat kita self-reflection alias introspeksi diri, bukan buat gampang nge-judge orang lain, ya!
Zaman sekarang, scrolling medsos aja kadang bikin elus dada. Banyak banget info bohong, orang gampang umbar janji tapi palsu, sampai perilaku yang merusak. Ini bikin obrolan kita soal sifat fasik jadi makin relevan.
Yuk, kita bedah satu per satu pakai bahasa santai, tapi tetap ngena!
1. Sering Ingkar Janji
Pernah nggak sih, sahabat, di-ghosting janji? Udah janjian, eh, dianya nggak muncul. Janji “OTW” padahal masih rebahan. Dalam Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah: 27), orang yang melanggar janji setelah disepakati itu disebut sebagai salah satu ciri orang fasik.
Masalahnya bukan cuma soal telat, tapi ini soal integritas. Kalau keseringan dan dilakuin tanpa rasa bersalah, pelan-pelan hati bisa jadi keras.
Rasulullah SAW juga udah ngasih warning keras soal ini dalam hadisnya: “Tanda orang munafik ada tiga: apabila berkata ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari, dan apabila dipercaya ia berkhianat.” (HR. Bukhari & Muslim)
2. Merusak dan Menyebarkan Kerusakan
Allah jelas banget ngingetin kita di Al-Qur’an:
“Dan bila dikatakan kepada mereka: ‘Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi’. Mereka menjawab: ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan’. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.” (QS. Al-Baqarah: 11-12)
Kerusakan di sini nggak cuma soal corat-coret tembok atau vandalisme. Tapi juga merusak hubungan orang (adu domba), nyebarin hoax yang bikin resah, atau jadi toxic di lingkungan kerja. Intinya, kehadirannya bikin suasana jadi nggak tentram.
3. Bohong Tanpa Beban
Kadang orang gampang banget bilang, “Ah, bohong dikit demi kebaikan.” Tapi kalau kebablasan, ini bahaya. Bohong itu addictive, sahabat. Seperti kata hadis di poin 1, bohong itu paket komplet dengan ingkar janji dan khianat.
Dalam konteks ciri orang fasik, bohong ini jadi semacam pintu gerbang yang membuka dosa-dosa lain yang lebih gede. Sekali kita nyaman berbohong, trust issue bakal nempel dan susah banget balikin kepercayaan orang.
4. Menolak Kebenaran Meski Sudah Jelas
Ada nih, tipe orang yang walau udah disodorin fakta, data, atau nasihat baik-baik, tetap aja ngeyel. Sikap keras kepala level dewa ini juga disebut di Al-Qur’an sebagai sifatnya orang fasik.
Contoh di keseharian? Orang yang salah tapi gengsinya selangit buat minta maaf. Nolak fakta cuma karena nggak sesuai sama egonya. Sifat ini bahaya banget, karena artinya hati kita udah mulai tertutup dari cahaya hidayah.
“Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya?” (QS. Az-Zumar: 32)
Baca Juga: Perbuatan yang Dapat Merusak Pahala, Waspadai 5 Sikap Sepele Ini
5. Menyembunyikan Kesaksian
Ini juga gawat. Misalnya, sahabat tahu banget teman sekantor difitnah, tapi sahabat milih diam aja biar aman dan nggak ikut-ikutan.
Al-Qur’an tegas banget soal ini: “…dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan kesaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya…” (QS. Al-Baqarah: 283)
Diam saat kebenaran harus diungkapkan (apalagi kalau merugikan orang lain) adalah bentuk nyata dari ciri orang fasik dalam kehidupan sosial. Ini bukan soal “nggak ikut campur”, tapi soal keadilan.
6. Melampaui Batas dan Suka Berbuat Dosa
Sifat fasik juga identik dengan sikap “melampaui batas”. Istilah kerennya, mungkin “YOLO” (You Only Live Once), tapi dipakai buat hal-hal yang salah.
Mereka chill aja waktu ngelakuin maksiat, ngeremehin perintah Allah, dan nggak ada nyesel-nyeselnya habis berbuat dosa. Allah padahal udah ngingetin: “…dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
7. Menolak Nasihat dan Perbaikan Diri
Tanda terakhir: alergi sama nasihat. Dikasih masukan membangun, eh, dianya auto-defensif. Merasa diri paling benar dan nggak butuh masukan orang lain.
Padahal, kita semua butuh “check and balance” spiritual. Salah satu tanda hati yang sehat adalah gampang nerima kebaikan. Sebaliknya, kalau kita malah menjauh dari orang-orang baik yang ngingetin kita, itu tanda kita lagi mendekati ciri orang fasik.
Ingat, sahabat, kita semua didorong untuk: “…saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. Al-‘Asr: 3)
Kesimpulan
Sahabat, artikel ini ibarat cermin. Ini bukan buat nunjuk-nunjuk orang lain, “Wah, si A fasik!” atau “Si B fasik!” Bukan!
Ini bahan renungan buat kita bareng-bareng. Soalnya, sifat fasik itu nggak muncul tiba-tiba. Sebaliknya, dia tumbuh pelan-pelan dari kebiasaan buruk kecil yang kita anggap remeh dan kita biarin.
Semoga Allah jaga hati kita biar tetap lembut, gampang nerima kebenaran, dan selalu on track di jalan yang Dia ridai. Selama masih bisa napas, pintu taubat masih kebuka lebar.
Ubah Energi Negatif Jadi Aksi Positif!
Sahabat, salah satu cara terbaik menjauhkan hati dari ciri orang fasik kayak egois atau nggak peduli adalah dengan melembutkan hati. Gimana caranya? Salah satunya dengan peduli dan berbagi sama sesama.
Daripada energi kita habis buat hal-hal yang nggak jelas, mending kita salurkan jadi kebaikan yang nyata. Nggak perlu nunggu sempurna kok buat bantu orang lain.
Yuk, bareng-bareng tebar senyum dan kebaikan. Langsung aja kepoin dan dukung program-program keren untuk sesama di Yayasan Senyum Mandiri.
Yuk mulai berbagi dengan klik link di bawah ini!
Untuk info & layanan donasi bisa hubungi kami ya, dengan klik di sini atau scan QR barcode di bawah.

“Menebar Sejuta Kebaikan”