Hukum Tidur di Masjid, Boleh Nggak Sih?

Masjid itu emang rumah yang paling nyaman buat umat Muslim. Nggak cuma buat salat, kadang hawanya yang adem bikin kita betah berlama-lama. Nah, dalam praktiknya, banyak Sahabat yang mungkin pernah bertanya-tanya atau ragu: “Sebenarnya gimana sih hukum tidur di masjid? Boleh atau dilarang, ya?”

Pertanyaan ini wajar banget muncul. Bayangin aja kondisi musafir yang lelah setelah perjalanan jauh, atau pejuang nafkah yang butuh recharge energi sebentar, sampai mereka yang lagi i’tikaf mengejar pahala. Makanya, pembahasan soal ini seru banget buat kita bedah secara utuh biar nggak salah paham.

Hukum Asalnya: Boleh (Mubah), Tapi Ada Syaratnya

Gampangnya begini, Sahabat. Mayoritas ulama sepakat kalau hukum tidur di masjid itu pada dasarnya adalah mubah alias diperbolehkan. Islam itu agama yang human friendly dan nggak kaku kok. Islam mengerti banget kondisi fisik manusia yang butuh istirahat.

Jadi, kalau Sahabat ketiduran atau sengaja tidur di masjid untuk istirahat, itu nggak lantas bikin Sahabat jadi pelanggar aturan, selama adabnya dijaga. Hal ini dikuatkan dengan sebuah hadis dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau bercerita:

“Aku pernah tidur di masjid pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika aku masih muda dan bujangan.” (HR. Bukhari no. 440 dan Muslim no. 2479).

Dari hadis shahih di atas, jelas banget kan kalau tidur di masjid itu pernah dilakukan oleh sahabat Nabi dan Rasulullah SAW membiarkannya (tidak melarang).

Flashback Sejarah: Kisah Ashab al-Suffah

Biar makin yakin, yuk kita tengok sejarah. Di zaman Rasulullah SAW, ada kelompok sahabat keren bernama Ashab al-Suffah. Mereka adalah kaum muhajirin yang fakir dan belum punya rumah, jadi mereka tinggal di serambi Masjid Nabawi.

Mereka nggak cuma “numpang”, tapi benar-benar bermukim, tidur, dan belajar agama di sana. Fakta sejarah ini jadi landasan kuat para ulama bahwa masjid nggak cuma berfungsi sebagai tempat sujud, tapi juga punya fungsi sosial dan kemanusiaan.

Allah SWT berfirman tentang orang-orang yang memakmurkan masjid: “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian…” (QS. At-Taubah: 18).

Memakmurkan di sini bisa dalam bentuk ibadah (i’tikaf) yang di dalamnya tentu ada aktivitas istirahat manusianya.

Baca Juga: 10 Adab Ketika di Masjid yang Wajib Muslim Tahu!

Kenapa Isu Ini Sering Jadi Perdebatan?

Biasanya keraguan muncul karena beberapa kondisi real di lapangan:

  • Si Musafir: Butuh tempat singgah yang aman, bersih, dan gratis.
  • Kondisi Darurat: Sahabat yang kerja lapangan kadang butuh power nap sebelum lanjut kerja.
  • Agenda I’tikaf: Namanya juga diam di masjid, pasti butuh tidur dong.

Nah, biar hukum tidur di masjid ini tetap mubah dan nggak jatuh ke hukum makruh (dibenci) atau haram, ada “Rules of The Game” yang wajib Sahabat patuhi.

Adab & Syarat Biar Tidur di Masjid Tetap Berkah

Supaya kehadiran kita nggak jadi polusi buat jamaah lain, perhatikan poin-poin ini ya:

  1. Jaga Kebersihan dan Kesucian (Ini Paling Penting!) Masjid itu rumah Allah, jadi please banget pastikan tubuh dan pakaian Sahabat bersih. Jangan sampai tidur dalam keadaan baju kotor atau bau keringat menyengat yang bikin pusing jamaah lain. Hati-hati juga sama air liur (iler), pastikan alas tidur aman dari najis.
  2. Tahu Diri dan Tidak Mengganggu Tidurlah dengan posisi yang sopan. Jangan menghalangi jalan orang yang mau wudhu atau masuk ke shaf salat. Hindari mendengkur terlalu keras kalau bisa, karena kenyamanan orang yang lagi salat itu prioritas utama.
  3. Luruskan Niat, Bukan Pindah Kosan Tidurlah karena kebutuhan syar’i atau fisik yang mendesak (seperti i’tikaf atau kelelahan perjalanan). Kalau menjadikan masjid sebagai tempat tidur permanen tanpa alasan yang jelas cuma buat bermalas-malasan, ini yang kurang tepat dan bisa mencederai kemuliaan masjid.

Sebagaimana firman Allah dalam konteks i’tikaf: “…dan janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid…” (QS. Al-Baqarah: 187). Ayat ini menunjukkan bahwa berdiam diri (termasuk istirahat di sela ibadah) di masjid adalah hal yang lumrah dalam syariat.

Kesimpulan

Jadi, intinya hukum tidur di masjid itu bukan masalah besar. Sahabat boleh banget istirahat di sana untuk mencari ketenangan atau memulihkan tenaga, asalkan tetap ingat kalau kita sedang bertamu di rumah Allah. Jaga kebersihan, jaga sopan santun, dan niatkan untuk kebaikan.

Rehat Fisik di Masjid, Rehat Hati dengan Berbagi

Sahabat, kalau masjid bisa jadi tempat kita merebahkan badan saat lelah dan mencari ketenangan jiwa secara gratis, bayangkan betapa bahagianya kalau kita bisa menjadi “tempat berteduh” bagi mereka yang kurang beruntung.

Di luar sana, banyak adik-adik yatim dan dhuafa yang tidak hanya butuh tempat tidur nyaman, tapi juga butuh dukungan untuk masa depan mereka. Yuk, lengkapi kenyamanan ibadah kita dengan menyisihkan sedikit rezeki.

Mari bergandengan tangan bersama Yayasan Senyum Mandiri. Sedikit kepedulian Sahabat bisa mengubah lelah mereka menjadi senyum sumringah.

Klik link di bawah ini untuk Mulai Berbagi Kebaikan Bersama Yayasan Senyum Mandiri

Donasi Yayasan Senyum Mandiri

“Barangsiapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat.” (HR. Muslim).

Untuk info & layanan donasi bisa hubungi kami ya, dengan klik di sini atau scan QR barcode di bawah.

Barcode Nomer CS Yayasan Senyum Mandiri 2025

“Menebar Sejuta Kebaikan”

Tinggalkan komentar