Pernah nggak sahabat, lagi santai minum es teh manis atau ngopi cantik, tiba-tiba “krenyes” ada yang ikut tertelan? Pas dicek, ternyata ada semut yang ikutan nyemplung ke gelas. Momen kayak tidak sengaja makan semut ini sering banget bikin auto-panik. Pikiran langsung ke mana-mana: “Duh, dosa nggak ya?”, “Minumannya jadi najis nggak ya?”
Tenang, sahabat. Tarik napas dulu. Yuk, kita kupas tuntas masalah ini pakai kacamata fikih yang santai tapi serius.
Hukum Dasar Makan Semut, Kenapa Nggak Boleh?

Oke, to the point ya. Pada dasarnya, para ulama sepakat kalau semut itu haram untuk dimakan secara sengaja. Kenapa? Alasannya simple: semut termasuk hewan yang dilarang dibunuh dalam Islam.
Ada hadis sahih dari Ibnu Abbas RA, bahwa Nabi Muhammad SAW melarang membunuh empat jenis hewan: semut, lebah, burung hud-hud, dan burung shurad (HR. Abu Daud & Ibnu Majah).
Logikanya, hewan yang membunuhnya saja dilarang, tentu lebih dilarang lagi untuk dikonsumsi. Jadi, kalau sengaja nyemilin semut, itu baru masalah. Tapi, kasus kita kan tidak sengaja makan semut. Gimana dong?
Nggak Sengaja Itu Dimaafkan, Sahabat!
Di sinilah letak indahnya Islam, sahabat. Agama kita penuh kasih sayang dan nggak complicated. Ada kaidah emas: sesuatu yang dilakukan tanpa sengaja (khatha’) itu nggak dihitung sebagai dosa.
Di titik ini, banyak dari kita yang gampang merasa bersalah, apalagi kalau lagi sensitif. Tapi coba deh renungkan firman Allah SWT di Surah Al-Ahzab ayat 5:
…وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَا أَخْطَأْتُم بِهِ وَلَٰكِن مَّا تَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
“…Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf (tidak sengaja) padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Clear, ya? Allah sendiri yang bilang kalau yang nggak sengaja itu dimaafin. Jadi, ketika sahabat tidak sengaja makan semut karena dia nyelonong masuk minuman tanpa kita tahu, fix sahabat nggak berdosa sama sekali. Allah nggak akan membebani kita atas sesuatu yang di luar kendali kita.
Betapa leganya, kan?
Baca Juga: Wow! Ini Keutamaan Sedekah Kepada Semut dan Ciptaan Allah yang Lainnya
Gimana Status Najisnya? Bikin Batal Wudhu?
Pertanyaan selanjutnya: “Oke, nggak dosa. Tapi semut itu najis nggak? Bikin minuman jadi najis?”
Mayoritas ulama, terutama dalam Mazhab Maliki dan Hanafi, menyatakan bahwa semut (dan serangga kecil lain yang darahnya nggak mengalir) itu bukan hewan najis. Kalaupun dia mati di dalam minuman atau makanan, dia dianggap sebagai bangkai yang suci (maitah thahirah).
Jadi, kalau dia jatuh ke minuman, hukum minumannya tetap suci, selama si semut nggak sampai mengubah rasa, warna, atau aroma minuman itu (yang mana kayaknya mustahil ya, kecuali semutnya sekampung).
Intinya: Kalau sahabat tidak sengaja makan semut, tubuh nggak jadi najis, wudhu nggak batal, ibadah tetap sah, dan nggak ada konsekuensi fikih yang bikin ribet.
Contoh Kasus Sehari-hari (yang Pasti Relate)

Situasi kayak gini tuh sering banget terjadi:
- Lagi asyik minum es teh di warung, baru sadar ada “gula” yang bisa jalan (ternyata semut).
- Lagi deadline kerja, minuman dibiarin terbuka, eh ada tamu tak diundang yang tercebur.
- Makan donat atau kue manis, ternyata ada semut kecil yang warnanya nyatu dan ikut terkunyah.
Dalam kondisi begitu, tidak sengaja makan semut itu manusiawi banget. Syariat kita paham itu. Kaidahnya tetap sama: karena nggak sengaja, semua kekhawatiran soal dosa otomatis gugur.
Terus, Apa yang Harus Dilakukan Setelahnya?
Walaupun nggak berdosa, ada baiknya kita tetap melakukan beberapa langkah simple ini sebagai bentuk kehati-hatian (ihtiyath):
- Berhenti makan atau minum sejenak, lalu cek apakah masih ada semut yang tersisa.
- Buang bagian yang terkontaminasi jika memang terlihat ada lebih banyak semut.
- Tutup makanan dan minuman agar kejadian tidak sengaja makan semut tidak terulang.
- Tetap tenang, karena syariat tidak membebani sesuatu yang terjadi di luar kesadaran.
Tetap Chill. Yang penting, jangan panik atau merasa bersalah berlebihan.
Kesimpulan
Islam itu memudahkan, bukan mempersulit. Semut memang haram kalau kita makan dengan sengaja, tapi kalau tidak sengaja makan semut, hukumnya jelas tidak berdosa dan tidak najis.
Allah Maha Mengerti ketidaksengajaan kita. Jadi, kalau nanti sahabat ngalamin ini lagi, ingat artikel ini. Ambil hikmahnya aja: jadi lebih teliti, lebih jaga kebersihan, dan lebih bersyukur punya agama yang penuh toleransi dan kasih sayang.
Hati Lega? Yuk, Bagikan Senyuman untuk Mereka!
Gimana, sahabat? Lega kan, tahu bahwa Allah itu Maha Pemaaf untuk hal-hal kecil yang nggak kita sengaja? Rasa tenang dan lega karena dimaafkan itu nikmat banget.
Sama seperti kita yang lega karena kekhilafan kecil kita dimaafkan, banyak saudara kita di luar sana yang juga butuh kelegaan. Mereka adalah saudara-saudara kita yang yatim dan dhuafa, yang mungkin sering merasa kecil dan terlupakan, mirip kayak semut yang nggak terlihat tadi.
Yuk, alirkan rasa syukur dan kelegaan hati kita ini jadi aksi nyata! Mari kita bantu hadirkan senyuman di wajah mereka.
Yayasan Senyum Mandiri mengajak sahabat untuk ikut menebar kebahagiaan bagi adik-adik yatim dan dhuafa. Donasi sahabat akan menjadi kelegaan besar bagi mereka untuk terus sekolah dan meraih mimpi.
Nggak perlu nunggu sempurna untuk berbagi. Cukup klik [Donasi Yayasan Senyum Mandiri] dan jadilah alasan mereka tersenyum hari ini!
Untuk info & layanan donasi bisa hubungi kami ya, dengan klik di sini atau scan QR barcode di bawah.

“Menebar Sejuta Kebaikan”