Cara Menghargai Orang – Sahabat, pernah kepikiran nggak sih, kalau level keimanan kita itu nggak cuma diukur dari seberapa rajin kita ibadah, tapi juga dari gimana cara kita memperlakukan orang lain? Mind-blowing, kan? Di dalam Islam, menghargai sesama itu adalah salah satu akhlak paling top yang dijunjung tinggi banget.
Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda:
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nah, makanya, ngertiin cara menghargai orang itu bukan cuma soal sopan santun atau etika sosial doang sahabat. Ini adalah wujud nyata dari iman kita.
Menghargai Sesama Itu Cerminan Iman Kamu

Islam itu keren banget, ngajarin kita kalau semua manusia itu setara di hadapan Allah. Yang bikin beda cuma level takwanya. Di Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal…” (QS. Al-Hujurat: 13)
Lihat deh, tujuannya saling mengenal, bukan saling merendahkan atau nge-judge. Dari sini aja udah jelas banget kalau cara menghargai orang itu bagian dari misi Islam buat bikin dunia ini damai dan penuh persaudaraan.
Kerennya lagi, Nabi Muhammad SAW sendiri ngasih contoh yang luar biasa. Suatu hari, beliau berdiri untuk menghormati iring-iringan jenazah seorang Yahudi yang lewat. Para sahabat sempat bingung dan bertanya, kenapa beliau sampai berdiri. Jawaban Rasulullah simpel tapi ngena banget:
“Bukankah dia juga seorang manusia?” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pelajaran yang bisa kita ambil? Rasa hormat itu milik semua orang, sahabat. Nggak peduli apa agamanya, sukunya, atau status sosialnya. Selama dia manusia, dia berhak dihargai.
Nilai Spiritual di Balik Sikap Menghargai
Menghargai orang lain itu bukan cuma soal tata krama, tapi ini semacam “latihan hati”. Saat kita coba ngertiin perasaan orang, nahan ego buat nggak merasa paling benar, dan berempati sama kondisi mereka, sebenernya kita lagi upgrade diri di hadapan Allah. Ini adalah cara menghargai orang yang paling dasar tapi dampaknya gede banget.
Rasulullah SAW itu terkenal super lembut ke siapa aja. Beliau nggak pernah motong omongan orang, selalu dengerin dengan fokus, dan selalu manggil orang dengan sebutan terbaiknya. Akhlak seperti ini nunjukkin betapa berharganya nilai menghargai sesama dalam ajaran Islam.
Baca Juga: Bye Insecure! 5 Cara Jitu Bangun Percaya Diri dari Sekarang
Praktek Nyata di Kehidupan Sehari-hari
Di zaman sekarang, tantangan buat jaga adab dan empati itu makin berat, apalagi di dunia maya. Beda pendapat di media sosial dikit, eh ujung-ujungnya saling hujat dan caci maki. Padahal, cara menghargai orang di medsos bisa sesederhana:
- Menahan jempol buat nggak ngetik komentar kasar.
- Memberi ruang orang lain buat jelasin sudut pandangnya.
- Ingat hadis ini: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Di lingkungan kerja, menghargai itu artinya respek sama waktu, ide, dan peran rekan kerja kita. Di rumah, bisa banget kita lakuin dengan dengerin orang tua tanpa menyela, atau bilang “terima kasih” ke pasangan dan anak buat hal-hal kecil yang mereka lakuin.
Sahabat, kalau kita udah terbiasa memuliakan orang lain, hati jadi lebih adem, hubungan makin hangat, dan lingkungan sekitar pun jadi lebih damai. Dan yang paling penting, Allah pun suka sama hamba-Nya yang memperlakukan sesama dengan kasih sayang.
Dalil dan Janji Kebaikan dari Allah
Allah tuh suka banget sama hamba-Nya yang berbuat ihsan (kebaikan). Dalam Surah An-Nahl ayat 90 disebutkan:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan…”
Termasuk di dalamnya adalah berlaku baik dan menghargai orang lain. Jadi, cara menghargai orang itu udah satu paket sama perintah Allah buat berbuat adil dan baik.
Selain itu, Rasulullah SAW juga ngingetin kalau orang yang nggak menghargai sesamanya bakal kehilangan berkah hidup. Beliau bersabda:
“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi yang muda dan tidak menghormati yang tua.” (HR. Tirmidzi)
Ini jadi pengingat buat kita semua, sahabat, kalau memuliakan sesama itu salah satu ciri dari umat terbaik.
Yuk, Bikin Orang Lain Tersenyum!
Ngomongin soal memuliakan orang lain, ada satu cara simpel tapi dampaknya luar biasa: yaitu dengan membantu mereka tersenyum. Senyuman itu tanda kebahagiaan dan penghargaan. Dengan membuat seseorang tersenyum, kita telah memuliakan hatinya.
Nah, ini nyambung banget sama perjuangan teman-teman kita di Yayasan Senyum Mandiri. Mereka setiap hari berjuang untuk memberikan senyuman, harapan, dan kemandirian bagi sahabat-sahabat kita yang membutuhkan, terutama para dhuafa dan yatim.
Tindakan kita menghargai orang lain akan lebih sempurna jika kita juga peduli pada mereka yang sedang kesulitan. Yuk, wujudkan rasa syukur dan penghargaan kita dengan ikut menebar senyuman bersama Yayasan Senyum Mandiri. Donasi sekecil apapun dari kamu bisa menjadi alasan besar bagi mereka untuk tersenyum hari ini. Bareng-bareng, kita ubah kepedulian jadi senyuman nyata!
Yuk, salurkan kebaikanmu dengan klik link ini -> “Donasi Yayasan Senyum Mandiri” dan jadi bagian dari kebaikan!
Untuk informasi lebih lanjut, sahabat bisa klik disini atau scan QR barcode dibawah.
Kesimpulan
Sahabat, jadi hamba yang dicintai Allah itu nggak melulu harus dengan ibadah-ibadah besar yang terlihat megah. Kadang, justru lewat hal-hal kecil yang tulus, pahalanya bisa jadi luar biasa. Ingat sabda Rasulullah SAW:
“Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi)
Menebar senyum, mengucap salam, atau sekadar mendengarkan tanpa menghakimi, itu semua adalah cara menghargai orang yang sekaligus jadi ibadah sosial pembuka pintu berkah dan cinta dari Allah.
Yuk, mulai hari ini, kita sama-sama perbaiki cara kita memperlakukan sesama. Belajarlah menghormati siapa pun tanpa melihat status, menghargai tanpa menunggu balasan, dan menebar kasih sayang tanpa syarat. Karena sejatinya, memuliakan manusia adalah jalan pintas menuju kemuliaan di sisi Allah.

“Menebar Sejuta Kebaikan”