Penyebab Batal Wudhu – Sahabat, pasti pernah kan, lagi khusyuk sholat tiba-tiba kepikiran, “Duh, wudhu gue masih aman, nggak, ya?” Keraguan kecil ini bisa bikin ibadah jadi nggak fokus. Padahal, wudhu itu ibarat tiket masuk biar sholat kita diterima. Kalau wudhunya batal, otomatis sholatnya juga jadi nggak sah.
Makanya, penting banget buat kita para milenial yang super sibuk ini buat paham apa aja sih penyebab batal wudhu. Biar ibadah kita makin mantap dan penuh keyakinan. Yuk, kita kupas tuntas!
1. Keluar Sesuatu dari Dua Jalan (Depan dan Belakang)
Ini nih, penyebab paling basic dan sering banget kejadian. Apapun yang keluar dari dua jalan, yaitu qubul (kemaluan depan) dan dubur (kemaluan belakang), otomatis membatalkan wudhu. Entah itu air kencing, kotoran, kentut (angin), atau cairan lainnya kayak mazi dan wadi.
Dasarnya kuat banget, lho, dari sabda Rasulullah SAW:
“Allah tidak akan menerima sholat salah seorang di antara kalian jika ia berhadas, sampai ia berwudhu kembali.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jadi, setiap habis dari toilet, pastikan bersih-bersihnya tuntas dan langsung ambil wudhu lagi sebelum sholat ya, sahabat!
2. Tidur Pulas Sampai Hilang kesadaran
Bukan sekadar merem bentar ya sahabat. Tidur yang jadi penyebab batal wudhu adalah tidur yang nyenyak banget sampai kita kehilangan kesadaran atau kontrol diri. Logikanya, saat kita tidur pulas, kita nggak sadar kalau mungkin saja ada angin yang keluar tanpa permisi.
Kalau cuma ngantuk sebentar pas khutbah Jumat dengan posisi duduk yang masih tegak dan pantat menempel rapat di lantai, mayoritas ulama bilang wudhunya masih aman. Tapi, kalau sahabat ketiduran di mobil sambil rebahan atau nyender sampai pules, auto wudhu ulang sebelum sholat ya!
3. Hilang Akal (Mabuk, Pingsan, atau Gila)
Kondisi di mana kesadaran kita hilang total juga jadi penyebab batal wudhu. Ini mencakup pingsan karena sakit, mabuk karena minuman keras, atau gangguan kejiwaan yang membuat seseorang tidak sadar. Kenapa? Alasannya sama seperti tidur, yaitu karena orang yang tidak sadar tidak bisa mengontrol dirinya dari hadas.
Begitu kesadarannya pulih, wajib hukumnya untuk berwudhu lagi sebelum kembali beribadah.
4. Menyentuh Kemaluan Secara Langsung Tanpa Penghalang
Nah, poin yang ini butuh perhatian ekstra, sahabat. Menyentuh kemaluan (milik sendiri atau orang lain) dengan telapak tangan bagian dalam tanpa ada kain atau penghalang itu termasuk penyebab batal wudhu.
Ini berdasarkan hadis dari Busrah binti Shafwan, Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang menyentuh kemaluannya, maka janganlah ia sholat hingga berwudhu.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i, dinilai shahih oleh Imam Tirmidzi)
Jadi, habis mandi atau pas lagi ganti baju, coba lebih hati-hati. Kalau nggak sengaja tersentuh, lebih baik wudhu lagi biar sholatnya makin yakin dan bebas was-was.
5. Mengalirnya Darah, Nanah, atau Sejenisnya dari Tubuh
Menurut sebagian ulama, terutama dalam mazhab Hanafi, darah atau nanah yang keluar dari bagian tubuh mana pun dan sampai mengalir bisa membatalkan wudhu. Contohnya kayak mimisan yang darahnya ngucur, luka yang darahnya mengalir, atau bisul yang pecah.
Tapi, kalau darahnya cuma setitik dan nggak mengalir (misalnya kegores dikit), banyak ulama berpendapat wudhunya tetap sah. Jadi, sahabat bisa lihat kondisinya, ya.
Baca Juga: Sunnah Saat Wudhu Sesuai Ajaran Rasulullah SAW
6. Muntah dalam Jumlah Banyak
Kalau cuma mual atau “hoek” sedikit tanpa ada yang keluar, wudhunya masih aman. Tapi kalau sampai muntah dengan isi perut yang keluar cukup banyak, ini dianggap sebagai penyebab batal wudhu. Kondisi ini menandakan ada sesuatu yang tidak stabil di dalam tubuh. Meskipun ada perbedaan pendapat di kalangan ulama, mengambil wudhu ulang setelah muntah adalah pilihan yang paling aman dan membuat kita lebih suci.
7. Bersentuhan Kulit Antara Lawan Jenis yang Bukan Mahram
Ini dia nih, topik yang sering jadi bahan diskusi. Menurut pandangan mazhab Syafi’i yang banyak dianut di Indonesia, bersentuhan kulit secara langsung antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram (bukan keluarga dekat yang haram dinikahi) itu membatalkan wudhu, baik dengan syahwat maupun tidak.
Namun, beberapa mazhab lain seperti Hanafi berpendapat tidak batal kecuali jika disertai syahwat. Sahabat bisa memilih untuk mengikuti pandangan mana yang lebih diyakini, tapi untuk kehati-hatian, memperbarui wudhu setelah bersentuhan (misalnya tidak sengaja bersalaman) adalah langkah yang paling bijak.
Kenapa Sih Kita Harus Serius Jaga Wudhu?
Sahabat, menjaga wudhu itu bukan cuma soal teknis sah atau tidaknya sholat. Ini adalah bagian dari spiritual self-care. Wudhu adalah cara kita untuk “reset” diri, membersihkan bukan hanya fisik tapi juga batin.
Allah SWT sendiri berfirman dalam Al-Qur’an tentang pentingnya bersuci:
“…Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)
Rasulullah SAW juga memberikan kabar gembira, bahwa setiap tetes air wudhu bisa jadi penghapus dosa-dosa kecil kita. Masya Allah, keren banget kan?
Sempurnakan Ibadahmu dengan Menyucikan Harta
Sama seperti wudhu yang membersihkan diri kita dari hadas agar ibadah diterima, harta kita juga perlu “diwudhukan” lewat sedekah agar lebih bersih, berkah, dan menjadi penolong di akhirat. Membersihkan diri itu penting, membersihkan harta juga tak kalah pentingnya, sahabat!
Yuk, sempurnakan kesucian diri dengan menyalurkan sebagian rezeki untuk mereka yang membutuhkan. Yayasan Senyum Mandiri siap menjadi jembatan kebaikan sahabat untuk membantu anak-anak yatim dan dhuafa tersenyum kembali. Setiap donasi dari sahabat adalah tetesan air suci yang akan membersihkan dan memberkahkan rezeki kita. Klik link di bawah ini untuk berbagi senyuman bersama senyum mandiri
Untuk informasi lainnya bisa hubungi kami ya, dengan klik disini atau scan QR barcode dibawah
Kesimpulan
Nah, sekarang sahabat sudah lebih paham kan, apa saja tujuh penyebab batal wudhu yang krusial. Dengan memahaminya, kita bisa lebih waspada dan menjaga kesucian kita sebelum menghadap Sang Pencipta.
Ingat ya, wudhu bukan sekadar ritual membasuh tubuh, tapi juga cerminan kesiapan hati dan jiwa kita untuk beribadah. Yuk, jaga wudhu kita, karena dari situlah kualitas ibadah kita bermula!

“Menebar Sejuta Kebaikan”