4 Kedudukan Anak Dalam AL-Quran yang Perlu Diketahui Orang Tua

4 Kedudukan Anak Dalam AL-Quran – Halo, sahabat! Kalau kita ngomongin soal anak, seringnya kita mikir mereka itu “amanah” atau titipan. Bener banget, sih. Tapi, Al-Quran ngasih kita insight yang lebih dalam dan, jujur aja, relatable banget.

Al-Quran memotret 4 kedudukan anak dalam Al-Quran dari empat sisi yang beda-beda. Anak bisa jadi perhiasan dunia yang bling-bling, tapi di sisi lain bisa jadi ujian yang bikin deg-degan, atau bahkan (agak ngeri, ya) jadi “musuh”. Eits, tapi ada juga sisi indahnya: anak sebagai penyejuk hati. Empat sisi ini nunjukkin betapa complex sekaligus berharganya peran mereka dalam hidup kita.

Kayak kata Rasulullah SAW, “Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim). Ini aja udah nunjukkin betapa krusialnya peran mereka, kan?

Yuk, kita bedah satu per satu!

1. Anak sebagai Perhiasan Dunia (Zīnah al-Ḥayāh ad-Dunyā)

Dalam Surah Al-Kahfi ayat 46, Allah SWT spill the tea:

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebajikan yang terus menerus lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS. Al-Kahfi: 46)

Ayat ini to the point banget sahabat. Anak itu ibarat perhiasan kehidupan. Mereka bikin hidup kita jadi lebih berwarna, jadi sumber happiness, penyemangat, dan kebanggaan. Siapa sih yang nggak melting lihat senyum atau tingkah lucu mereka?

Tapi, tunggu, Al-Quran juga kasih warning kecil. Jangan sampai kita terlalu silau sama perhiasan ini sampai lupa sama “Desainer”-nya (Allah SWT). Cinta anak wajib, tapi taat sama Allah harus jadi prioritas utama. Biar perhiasan ini beneran jadi berkah, bukan cuma hiasan fana.

2. Anak sebagai Ujian

Selain jadi perhiasan, kedudukan anak dalam Al-Quran juga digambarkan sebagai fitnah atau ujian. Cek Surah Al-Anfal ayat 28:

“Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (fitnah), dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. Al-Anfal: 28)

Ini dia, sahabat. Al-Quran bilang anak itu “fitnah” atau ujian. Tenang, ini bukan berarti ujian matematika yang bikin pusing, tapi ujian kesabaran dan prioritas.

Sahabat, setiap anak membawa ujian yang berbeda. Ada yang diuji lewat anak yang sakit, ada yang anaknya super aktif, atau ada juga yang diuji saking sayangnya sama anak, sampai-sampai rela skip ibadah atau ngelakuin yang nggak bener demi kebahagiaan anak.

Cinta ke anak itu fitrah, tapi jangan sampai levelnya ngalahin cinta kita ke Allah. Ngadepin ujian ini butuh stok sabar yang unlimited dan doa yang nggak putus. Justru lewat ujian inilah, Allah lagi “ng-upgrade” level ikhlas dan kasih sayang kita sebagai ortu.

3. Anak sebagai Musuh

Oke, sahabat, kita bahas bagian yang agak sulitnya. Denger kata “musuh” aja udah bikin merinding, ya? Tapi Al-Quran jujur banget soal ini. Kedudukan anak dalam Al-Quran juga bisa jadi “musuh”.

Allah SWT berfirman dalam Surah At-Taghabun ayat 14:

“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka…” (QS. At-Taghabun: 14)

Maksudnya gimana? Bukan musuh kayak di film-film yang saling serang ya. Tapi lebih ke penghalang ketaatan.

Contoh simple-nya: pas kita mau sedekah, tiba-tiba mikir, “Duh, mending buat jajan anak.” Atau pas ada panggilan buat jadi lebih baik (misalnya hijrah dari pekerjaan yang nggak halal), kita nolak karena overthinking soal masa depan anak.

Nah, di situlah anak (secara nggak langsung) jadi “musuh” yang ngehalangin kita dari ketaatan. Ayat ini kayak reminder keras: sayang anak itu harus, tapi jangan sampai level sayangnya bikin kita offline dari panggilan Allah.

Baca Juga: Cara Mendidik Anak dalam Islam agar Jauh dari Sifat Durhaka

4. Anak sebagai Penyejuk Hati (Qurrata A’yun)

Nah, ini dia sisi yang paling kita dambakan, sahabat! The ultimate goal. Kedudukan anak dalam Al-Quran sebagai Qurrata A’yun alias penyejuk hati. Ini adalah doa yang dipanjatkan hamba-hamba pilihan Allah dalam Surah Al-Furqan ayat 74:

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk mata (penyenang hati kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan: 74)

Anak yang qurrata a’yun itu bukan cuma soal pinter di sekolah atau menang lomba (walau itu bonus). Tapi yang lebih penting, mereka adalah anak-anak shalih/shalihah, yang akhlaknya bikin adem, yang ketaatannya bikin hati tenang.

Bayangin deh, sahabat, pas kita lihat anak kita bangun Subuh sendiri tanpa drama, ngomongnya sopan, atau ringan tangan bantu orang lain. Itu rasanya nggak ternilai. Itulah doa yang terkabul. Anak kayak gini nih yang jadi “investasi” ketenangan dunia dan pahala long-term di akhirat. Rasulullah SAW juga berpesan, “Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklah mereka dengan baik.” (HR. Ibnu Majah). Ini adalah resep untuk mencetak generasi qurrata a’yun.

Jadi, Mengasuh Anak Itu Gimana Dong?

Sahabat, empat wajah ini bukan kontradiksi, tapi sebuah full picture. Al-Quran ngajarin kita buat lihat anak secara 360 derajat. Mereka adalah anugerah (perhiasan), sekaligus tanggung jawab (ujian), dan amanah besar yang bisa jadi game changer buat keimanan kita (bisa jadi musuh atau penyejuk hati).

The real challenge buat orang tua milenial kayak kita adalah gimana cara menyeimbangkan semua peran itu. Kapan harus jadi teman (kasih sayang), kapan harus tegas (pengawasan), dan yang paling penting, gimana caranya parenting kita ini nggak cuma soal materi dan fasilitas, tapi juga soal spiritualitas. Ini soal nyambungin hati kita dan hati anak-anak kita terus sama Allah.

Kesimpulan

Jadi, clear ya, sahabat. Kedudukan anak dalam Al-Quran itu multi-faceted alias punya banyak sisi. Anak kita bisa jadi salah satu dari empat itu, atau bahkan keempatnya sekaligus di momen yang berbeda.

Pada akhirnya, semua kembali ke kita: gimana kita ngebimbing mereka. Anak itu bukan cuma “titipan”, tapi mereka adalah cerminan dari seberapa serius kita dalam beriman dan beramal. Yuk, kita sama-sama terus belajar dan berdoa, semoga kita semua dikaruniai anak-anak yang jadi qurrata a’yun, penyejuk hati yang jadi “tiket” VVIP buat keluarga kita ke surga-Nya. Aamiin.

Sahabat, mau ikut berkontribusi melahirkan generasi Qurrata A’yun lainnya?

Ngomongin soal anak sebagai penyejuk hati (qurrata a’yun) itu emang bikin adem, ya. Kita semua berdoa agar anak-anak kita tumbuh shalih dan jadi pembuka pintu surga.

Tapi, sahabat, di luar sana banyak banget anak-anak hebat (yatim dan dhuafa) yang juga punya potensi besar jadi qurrata a’yun, tapi mereka butuh support system untuk bisa meraih impian mereka.

Mendidik anak kita itu wajib, tapi berbagi kebahagiaan dan fasilitas untuk anak-anak lain itu adalah investasi amal jariyah yang next level.

Yuk, salurkan sebagian perhiasan (harta) kita untuk jadi penyejuk hati bagi mereka yang membutuhkan bareng Yayasan Senyum Mandiri. Dengan membantu mereka meraih pendidikan dan kehidupan yang lebih baik, kita nggak cuma bantu masa depan mereka, tapi kita juga lagi membangun generasi qurrata a’yun untuk bangsa ini.

Klik link di bawah ini untuk ikut berbagi!

Donasi Yayasan Senyum Mandiri

Untuk info & layanan donasi bisa hubungi kami ya, dengan klik di sini atau scan QR barcode di bawah.

Barcode Nomer CS Yayasan Senyum Mandiri 2025

“Menebar Sejuta Kebaikan”

Tinggalkan komentar