8 Golongan Orang yang Berhak Menerima Sedekah Menurut Islam

Sahabat, pernah nggak sih merasa bingung mau kasih sedekah ke siapa dulu? Kadang, niat kita sudah besar ingin berbagi, tapi masih ragu siapa yang paling berhak menerima sedekah. Nah, biar sedekahmu tepat sasaran dan penuh keberkahan, penting banget buat kita tahu siapa saja Orang yang Berhak Menerima Sedekah seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an.

Pahala sedekah itu nggak main-main lho. Allah SWT menjanjikan ganjaran yang berlipat ganda, seperti dalam Surah Al-Baqarah ayat 261:

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki…”

Keren banget, kan? Nah, biar makin berkah, kita perlu tahu 8 golongan prioritas. Panduan utamanya ada di Surah At-Taubah ayat 60. Meskipun ayat ini spesifik membahas penerima zakat, delapan golongan (asnaf) ini juga jadi panduan terbaik kita saat ingin menyalurkan sedekah agar manfaatnya lebih luas.

Yuk, kita bedah satu per satu pakai bahasa santai!

1. Fakir, Mereka yang Nyaris Tak Punya Apa-apa

Golongan pertama dari Orang yang Berhak Menerima Sedekah adalah fakir. Ini adalah level “butuh” yang paling esensial. Mereka adalah sahabat-sahabat kita yang hampir nggak punya penghasilan sama sekali, atau punya tapi sangat-sangat nggak cukup bahkan untuk makan.

Contohnya, lansia yang sudah nggak mampu bekerja, hidup sebatang kara, atau janda tanpa sumber penghidupan tetap. Memberi sedekah kepada fakir bisa menjadi penyambung napas kehidupan mereka.

Sahabat bisa mulai dari lingkungan terdekat. Rasulullah SAW bahkan banget-banget mengingatkan kita soal tetangga:

“Tidak beriman kepadaku barangsiapa yang tidur dalam keadaan kenyang, sedangkan tetangganya kelaparan di sampingnya, padahal ia mengetahuinya.” (HR. Al-Hakim)

Ini nunjukkin betapa pentingnya kita melek sama kondisi sekitar.

2. Miskin, Mereka yang Masih Berjuang Tapi Serba Kekurangan

Kalau fakir nyaris nggak punya apa-apa, maka miskin adalah orang yang punya penghasilan, tapi zonk, nggak cukup juga buat memenuhi kebutuhan dasarnya (sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan).

Contohnya, buruh harian yang penghasilannya pas-pasan, pedagang kecil yang modalnya sering tergerus, atau freelancer yang job-nya seret. Mereka juga termasuk Orang yang Berhak Menerima Sedekah karena masih berjuang keras untuk bertahan hidup. Sedekah kepada mereka bukan cuma meringankan beban, tapi juga jadi support system biar mereka tetap semangat berusaha.

3. Amil, Mereka yang Mengelola Zakat dan Sedekah

Amil adalah orang atau lembaga yang mendedikasikan waktunya untuk mengurus, mengumpulkan, dan menyalurkan zakat serta sedekah. Kadang, mereka jarang kita perhatikan, padahal tanggung jawabnya besar.

Mereka juga termasuk Orang yang Berhak Menerima Sedekah atas jasa dan pengabdian mereka dalam menjaga amanah umat. Lembaga sosial seperti yayasan atau badan zakat (kayak [Yayasan Senyum Mandiri] nih, ehem) adalah perantara antara donatur dan penerima manfaat. Memberi dukungan kepada mereka berarti memperlancar rantai kebaikan ini.

Baca Juga: Dahsyat! 5 Sedekah yang Paling Besar Pahalanya

4. Mualaf: Mereka yang Baru Hijrah dan Butuh Dukungan

Golongan keempat ini seringkali butuh support system ekstra, baik moral maupun materi. Mualaf termasuk Orang yang Berhak Menerima Sedekah karena di masa awal mereka beradaptasi, mereka butuh bimbingan, penerimaan, dan kadang bantuan ekonomi agar imannya makin kokoh.

Bayangkan seseorang yang baru masuk Islam lalu mungkin dijauhi keluarganya. Dengan sedekah, sahabat bukan cuma membantu kebutuhan hidupnya, tapi juga menjaga keimanannya tetap teguh.

5. Riqab: Mereka yang Berjuang Memerdekakan Diri

Dulu, riqab identik dengan budak yang ingin memerdekakan diri. Dalam konteks modern, makna “riqab” jadi lebih luas. Ini bisa dimaknai sebagai orang-orang yang berjuang membebaskan diri dari belenggu kesulitan atau ketergantungan.

Misalnya, korban human trafficking, pekerja migran yang terjerat masalah, atau orang yang terlilit utang (bukan utang pinjol buat lifestyle ya!) karena keadaan darurat. Mereka termasuk Orang yang BerHak Menerima Sedekah, karena sedekah bisa membantu mereka keluar dari situasi yang menjerat dan memulai hidup baru dengan lebih layak.

6. Gharimin: Mereka yang Terlilit Utang (Bukan Buat Maksiat)

Nah, ini dia, gharimin. Mereka adalah orang yang punya utang, tapi utangnya itu untuk kebutuhan mendesak dan primer, bukan untuk hal maksiat atau gaya hidup konsumtif. Contohnya, orang yang berutang untuk biaya berobat anak, memperbaiki rumah yang roboh, atau memenuhi kebutuhan pokok.

Sahabat, mereka ini termasuk Orang yang Berhak Menerima Sedekah. Membantu mereka keluar dari kesulitan utang itu ibadah yang besar, lho. Sesuai sabda Nabi SAW:

“Barangsiapa yang membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan di dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat.” (HR. Muslim)

7. Fi Sabilillah: Mereka yang Berjuang di Jalan Allah

Fi sabilillah artinya “di jalan Allah”. Konteksnya sekarang bisa sangat luas, nggak cuma soal perang fisik. Ini mencakup mereka yang berjuang untuk dakwah dan syiar Islam.

Misalnya, para guru ngaji di pelosok yang gajinya mungkin nggak seberapa, relawan dakwah, penuntut ilmu (mahasiswa) yang berprestasi tapi kekurangan biaya, atau lembaga pendidikan Islam yang terus menebar manfaat. Mereka termasuk Orang yang BerHak Menerima Sedekah karena perjuangan mereka menjaga cahaya Islam tetap hidup di tengah masyarakat.

Baca Juga: Sedekah Harus Dibiasakan Sejak Kapan? Inilah Jawabannya!

8. Ibnu Sabil: Musafir yang Kehabisan Bekal

Terakhir, ibnu sabil adalah orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) dan kehabisan bekal, meskipun sebenarnya dia orang mampu di kampung halamannya.

Dalam kehidupan modern, ini bisa berarti pelajar rantau yang kirimannya telat dan nggak bisa makan, korban bencana yang mengungsi, atau seseorang yang kehilangan dompet saat bepergian jauh. Mereka termasuk Orang yang BerHak Menerima Sedekah karena pada kondisi itu mereka butuh pertolongan segera agar bisa melanjutkan perjalanan atau tujuannya dengan aman.

Menyalurkan Sedekah dengan Bijak

Sahabat, dari delapan golongan di atas, kita jadi belajar bahwa sedekah bukan cuma soal transfer uang, tapi tentang empati, perhatian, dan kepedulian yang tepat sasaran. Sebelum menyalurkan sedekah, pastikan penerimanya termasuk Orang yang BerHak Menerima Sedekah, agar pahala yang sahabat dapatkan lebih besar dan manfaatnya terasa nyata.

Sedekah yang diberikan dengan niat tulus dan sasaran yang benar bukan hanya membantu sesama, tapi juga membersihkan hati kita dari sifat kikir serta mendekatkan diri pada rahmat Allah SWT.

Kesimpulan

Sahabat, sedekah adalah salah satu bentuk kasih sayang yang Allah anjurkan untuk memperkuat ikatan sosial kita. Dengan memahami siapa saja Orang yang BerHak Menerima Sedekah, kita jadi lebih bijak dalam berbagi. Ingat, setiap rupiah yang keluar dari tanganmu bisa jadi sebab datangnya keberkahan—bukan cuma bagi penerima, tapi juga bagi dirimu sendiri.

Mau Niat Baikmu Jadi Senyuman Nyata?

Sahabat, setelah tahu siapa aja Orang yang Berhak Menerima Sedekah, kadang kita dihadapkan sama realita: kita sibuk, atau kita bingung gimana cara nyalurinnya ke 8 golongan itu sekaligus.

Niat baikmu jangan sampai berhenti jadi niat aja! Biar sedekahmu nggak cuma wacana tapi jadi aksi yang beneran tepat sasaran, Yayasan Senyum Mandiri siap bantu kamu.

Kami di Senyum Mandiri berkomitmen menjadi jembatan kebaikanmu untuk mereka yang membutuhkan—mulai dari fakir miskin di sekitar kita, anak yatim yang butuh biaya sekolah (fi sabilillah), hingga membantu para gharimin yang terlilit utang darurat. Kami pastikan amanahmu sampai dengan cara yang profesional, transparan, dan bermartabat.

Yuk, ubah niat baikmu jadi senyuman nyata buat mereka hari ini!

Titip Sedekahmu Lewat Yayasan Senyum Mandiri

Untuk info & layanan donasi bisa hubungi kami ya, dengan klik di sini atau scan QR barcode di bawah.

Barcode Nomer CS Yayasan Senyum Mandiri 2025

“Menebar Sejuta kebaikan”

Tinggalkan komentar