Larangan Melihat ke Atas Saat Shalat, Kenapa Sih Dilarang Keras?

Larangan Melihat ke Atas Saat Shalat – Shalat itukan ibadah paling krusial dalam Islam. Saking pentingnya, shalat sering disebut sebagai tiang agama. Nah, karena statusnya yang ‘VIP’ itu, setiap gerakan dan sikap kita di dalamnya punya adab alias etika tersendiri.

Salah satu adab yang (jujur aja) mungkin sering kita langgar tanpa sadar adalah melihat ke atas pas lagi shalat. Mungkin sebagian dari kita pernah begini tanpa tahu kalau ada larangan melihat ke atas saat shalat yang super tegas dari Rasulullah SAW.

Shalat Itu Soal Hadirnya Hati (Khusyuk)

Sebelum kita bahas larangannya, kita samakan frekuensi dulu ya, sahabat. Inti dari shalat itu adalah khusyuk. Allah SWT sendiri sangat memuji mereka yang bisa fokus total saat menghadap-Nya.

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2)

Artinya: “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.” (QS. Al-Mu’minun: 1-2)

Nah, salah satu ‘musuh’ terbesar khusyuk ini adalah pandangan mata yang tidak terjaga, termasuk melihat ke atas.

Ancaman Serius dari Nabi

Rasulullah SAW to the point banget soal ini. Beliau bersabda dalam sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

“Hendaklah orang-orang itu berhenti menengadahkan pandangannya ke langit ketika shalat, atau penglihatan mereka akan dicabut (disambar).” (HR. Bukhari, no. 750)

Hadis ini bukan sekadar ‘peringatan ringan’ ya, sahabat. Para ulama menjelaskan kalau ancaman “penglihatan disambar” itu nunjukkin betapa seriusnya larangan melihat ke atas saat shalat. Nabi nggak mungkin bicara pakai nada ancaman keras kecuali untuk perkara besar yang bisa merusak kekhusyukan, atau (parahnya) mengandung unsur kesombongan di hadapan Allah.

Oke, Tapi Kenapa Sih Dilarang Banget?

Larangan melihat ke atas saat shalat ini bukan tanpa alasan. Ada beberapa hikmah keren yang bisa kita renungkan bareng:

  1. Merusak Fokus dan Kekhusyukan Ketika mata kita jalan-jalan ke atas, fokus hati jadi buyar. Padahal, esensi shalat itu menghadirkan hati (hadir) di hadapan Allah. Melihat ke langit seolah bikin kita ‘keluar’ dari vibe ibadah dan malah mikirin hal lain.
  2. Dianggap Nggak Sopan di Hadapan Allah Coba bayangin, sahabat. Dalam shalat, kita ini lagi berdiri, menghadap langsung Sang Pencipta. Melihat ke atas itu bisa dianggap sebagai gestur yang kurang hormat, seolah-olah kita menantang atau nggak tunduk. Jadi, larangan ini sebenarnya menjaga adab (etika) kita sebagai hamba.
  3. Mengikuti Cara Shalat Nabi yang Sempurna Nabi Muhammad SAW kalau shalat, pandangannya selalu ‘terkunci’ di tempat sujud. Ini nunjukkin sikap tenang, fokus, dan kerendahan hati (humble). Ulama sepakat banget kalau menundukkan pandangan ke tempat sujud itu adalah cara terbaik dan paling utama untuk meraih kekhusyukan.

Baca Juga: Keutamaan dan Besarnya Pahala Shaf Pertama dalam Shalat Berjamaah

Maksud “Disambar Penglihatannya” Itu Apa Sih?

Kalimat ancaman “akan disambar penglihatannya” jelas bikin para sahabat Nabi zaman dulu auto-takut. Tapi maksudnya gimana?

Menurut Imam An-Nawawi, seorang ulama besar, ancaman itu bisa punya dua arti:

  1. Makna harfiah (hakiki): Bisa jadi beneran penglihatannya hilang atau rusak (buta) di dunia karena nekat melanggar larangan ini.
  2. Makna kiasan (majazi): Ini adalah bentuk ancaman yang sangat keras buat nunjukkin kalau perbuatan itu dosa besar dan kita nggak boleh nganggep remeh adab shalat.

Keduanya sama-sama nunjukkin kalau larangan melihat ke atas saat shalat adalah isu serius. Bukan karena Allah mau nakut-nakutin kita, tapi karena Allah mau kita menjaga vibes khusyuk dan adab dalam setiap detail shalat kita.

Pelajaran Relate di Kehidupan Kita

Kalau kita renungin, shalat itu bukan sekadar ritual lima waktu, sahabat. Shalat itu ibarat ‘gym’ untuk menundukkan ego kita. Saat kita diperintahkan menunduk dan melihat ke tempat sujud, itu adalah simbol bahwa kita sebagai manusia harus selalu rendah hati.

Bayangin kalau di tengah shalat kita malah dongak (melihat ke atas), seolah-olah sedang “mengatur pandangan” di hadapan Allah. Sikap kayak gini jelas nggak inline dengan makna tunduk dan pasrah yang jadi ruh-nya shalat.

Sama banget kayak di kehidupan sehari-hari. Kadang kita tergoda untuk “melihat ke atas” — bukan secara fisik, tapi dengan rasa iri, dengki, atau sombong terhadap urusan duniawi. Padahal, Allah lebih suka hati yang ‘menunduk’ dan mata yang penuh syukur. So, larangan melihat ke atas saat shalat itu juga latihan batin biar kita nggak gampang sombong atau tinggi hati di luar ibadah.

Tips Biar Pandangan Nggak ‘Jalan-Jalan’ Waktu Shalat

Supaya larangan ini nggak cuma jadi teori, tapi juga bisa kita praktikkan, ada beberapa life hacks sederhana nih:

  • Mulai takbir pertama, langsung kunci pandangan ke tempat sujud.
  • Kalau sahabat gampang ke-distract, coba pakai sajadah yang polos tanpa banyak motif ramai.
  • Jaga niat dan hati biar sadar kalau kita lagi dialog sama Allah, bukan sekadar komat-kamit baca mantra.
  • Biasakan berdzikir setelah shalat, karena hati yang tenang biasanya lebih mudah membuat kita fokus dan khusyuk di ibadah berikutnya.

Kesimpulan

Jadi sahabat, setiap aturan main dalam Islam pasti membawa kebaikan buat kita. Begitu juga larangan melihat ke atas saat shalat. Bukan karena Allah melarang tanpa sebab, tapi karena Allah mau ngelatih kita jadi hamba yang fokus, sopan, dan humble di hadapan-Nya.

Mulai sekarang, yuk kita biasakan ‘mengunci’ pandangan ke tempat sujud. Karena di situlah letak kekhusyukan, ketenangan, dan kehormatan kita sebagai hamba sejati.

Dari Sujud ke Senyum, Saatnya Berbagi!

Shalat ngajarin kita buat menunduk, rendah hati di hadapan Allah. Tapi, sahabat, kerendahan hati yang sejati juga diuji saat kita melihat ke sekitar kita; saat kita peka sama mereka yang butuh uluran tangan.

Kalau shalat kita udah bagus, harusnya kepedulian sosial kita juga makin tajam, kan?

Yuk, sempurnakan ‘tundukan’ kita dalam sujud dengan tindakan nyata. Buat sahabat yang ingin menyalurkan kebaikan dan mengubah rasa syukur menjadi senyuman untuk mereka yang membutuhkan, Yayasan Senyum Mandiri siap jadi jembatan kebaikanmu.

Mari bantu mereka yang sedang berjuang agar bisa tersenyum mandiri.

Klik link di bawah ini untuk Berbagi Senyuman Bersama Yayasan Senyum Mandiri!

Donasi Yayasan Senyum Mandiri!

Untuk info & layanan donasi bisa hubungi kami dengan klik di sini atau scan QR barcode di bawah.

Barcode Nomer CS Yayasan Senyum Mandiri 2025

“Menebar Sejuta Kebaikan”

Tinggalkan komentar