Dzikir yang Mudah Diamalkan, Ringan di Lisan, Berat di Timbangan

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang serba cepat dan hectic, Sahabat mungkin sering merasa kesulitan menyisihkan waktu khusus untuk ibadah tambahan. Antara deadline pekerjaan, tugas kuliah, atau sekadar mengurus kehidupan sosial, rasanya waktu 24 jam itu kurang. Tapi, tahu nggak Sahabat? Ternyata ada sebuah dzikir yang mudah diamalkan namun memiliki kedudukan yang sangat istimewa di sisi Allah SWT.

Amalan ini hanya terdiri dari dua kalimat pendek. Sangat sederhana, tetapi pahalanya digambarkan begitu dahsyat hingga mampu memberatkan timbangan amal kebaikan kita kelak di akhirat. Dua kalimat powerful tersebut adalah:

Subhanallahi wa bihamdihi, Subhanallahil ‘azhim.

Nabi Muhammad SAW menyebut dzikir ini sebagai kalimat yang ringan di lisan, namun sangat dicintai oleh Allah. Inilah definisi sesungguhnya dari dzikir yang mudah diamalkan. Sahabat bisa mengucapkannya kapan saja, saat menunggu ojek online, sebelum tidur, setelah shalat, atau bahkan saat sedang break sejenak dari rutinitas. Kesederhanaan inilah yang membuat dzikir ini sangat relate dengan gaya hidup modern kita.

Hadis Tentang Keutamaan Dua Kalimat Ini

Untuk memahami betapa high value-nya amalan ini, mari kita simak sabda Rasulullah SAW berikut:

“Dua kalimat yang ringan di lisan, berat di timbangan, dan dicintai oleh Ar-Rahman: Subhanallahi wa bihamdihi, Subhanallahil ‘azhim.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jika Sahabat membedah hadis ini lebih dalam, ada tiga poin plus utama yang terkandung dalam dzikir yang mudah diamalkan ini:

  1. Ringan di Lisan: Tidak membutuhkan tenaga ekstra, waktu khusus, atau harus dalam kondisi wudhu tertentu. Sangat fleksibel.
  2. Berat di Timbangan: Meski ringan diucapkan, bobot spiritualnya sangat “daging”. Maknanya dalam, yakni mengagungkan Allah dan menyucikan-Nya dari segala kekurangan.
  3. Dicintai Allah: Ini yang paling penting. Bukan sekadar rutinitas, tapi kalimat ini adalah bentuk “caper” (cari perhatian) terbaik kepada Sang Pencipta sebagai wujud penghormatan hamba-Nya.

Betapa banyak orang di luar sana mencari amalan besar yang mungkin memberatkan, padahal dzikir yang mudah diamalkan seperti ini bisa dilakukan sembari melakukan aktivitas lain alias multitasking dalam kebaikan.

Baca Juga: Bukan Sekadar Komat-kamit, Inilah Kekuatan Dzikir yang Bikin Hati Adem

Makna Dalam yang Relevan dengan Kehidupan Modern

Mengucapkan Subhanallahi wa bihamdihi mengajarkan Sahabat untuk selalu menyadari bahwa segala estetika dan keindahan hidup adalah karunia Allah. Sementara itu, Subhanallahil ‘azhim menanamkan rasa kagum dan tunduk pada keagungan-Nya.

Di era di mana isu kesehatan mental sering menjadi sorotan, dua kalimat ini bisa menjadi jangkar agar hati tetap tenang di tengah tekanan, mulai dari pekerjaan, tekanan karir, hingga masalah kehdupan. Hal ini sejalan dengan janji Allah dalam Al-Qur’an:

“…Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

Terkadang, Sahabat mungkin ingin upgrade diri menjadi lebih baik tapi bingung harus mulai dari mana. Nah, memulai dengan dzikir yang mudah diamalkan ini adalah baby step yang bisa membawa perubahan besar. Dengan konsisten mengucapkannya (istiqamah), hati akan menjadi lebih lembut, pikiran lebih fokus, dan hidup terasa lebih meaningful.

Tidak perlu menunggu momen sakral. Saat sedang commuting, menunggu antrian kopi, atau ketika hati sedang overthinking, Sahabat bisa langsung melafalkan dzikir ini. Semakin sering diulang, semakin kuat efek detoksifikasinya dalam membersihkan hati.

Mengapa Pahalanya Bisa Sebesar Itu?

Para ulama menjelaskan bahwa frasa “berat di timbangan” bukan hanya soal lafaznya, melainkan karena esensi pengagungan Allah yang sangat tinggi di dalamnya. Ketika Sahabat benar-benar meresapi maknanya, dzikir ini memiliki dampak luar biasa:

  • Menghapus dosa-dosa kecil dengan izin Allah (seperti gugurnya daun kering dari pohonnya).
  • Menenangkan hati yang penuh dengan beban ekspektasi duniawi.
  • Menjaga lisan dari ucapan toxic atau sia-sia.
  • Mengkoneksikan hati kembali dengan Sang Pencipta.

Maka, tidak heran jika dzikir yang mudah diamalkan ini menjadi amalan favorit orang-orang saleh terdahulu. Mereka paham bahwa kebaikan tidak selalu harus berupa gestur yang megah, tetapi bisa berasal dari konsistensi pada hal-hal kecil yang dicintai Allah.

Sempurnakan Beratnya Timbangan Sahabat Bersama Yayasan Senyum Mandiri

Sahabat, jika lisan kita sudah basah dengan memuji Allah lewat dzikir, alangkah indahnya jika rasa syukur itu kita wujudkan dalam aksi nyata. Dzikir membersihkan hati, sedekah membersihkan harta. Keduanya adalah kombinasi sempurna untuk memberatkan timbangan kebaikan kita di akhirat.

Di Yayasan Senyum Mandiri, kepedulian Sahabat akan diubah menjadi senyuman bagi mereka yang membutuhkan, mulai dari yatim piatu hingga kaum dhuafa. Tidak perlu menunggu kaya untuk berbagi, sama seperti tidak perlu menunggu waktu luang untuk berdzikir. Yuk, jadikan hidup lebih berkah dengan berbagi kebahagiaan hari ini!

Klik link di bawah ini untuk Berbagi Kebaikan

Donasi Yayasan Senyum Mandiri

Untuk info & layanan donasi bisa hubungi kami ya, dengan klik di sini atau scan QR barcode yang ada di bawah.

Penutup

Dua kalimat sederhana ini adalah hadiah ultimate untuk setiap hamba. Karena itu, ketika Sahabat menjadikannya sebagai rutinitas dzikir yang mudah diamalkan, Sahabat telah membuka pintu kebaikan yang sangat luas. Hasilnya, pahalanya besar, maknanya dalam, dan manfaatnya benar-benar terasa dalam keseharian.

Mulailah hari ini, detik ini juga. Bisikkan Subhanallahi wa bihamdihi, Subhanallahil ‘azhim kapan pun Sahabat sempat. Sedikit demi sedikit, amalan kecil ini akan berakumulasi menjadi cahaya yang menerangi perjalanan kita menuju akhirat kelak.

Barcode Nomer CS Yayasan Senyum Mandiri 2025

“Menebar Sejuta Kebaikan”

Tinggalkan komentar