Halo sahabat. Dalam Islam, semua aksi kita tuh ada nilainya, ada konsekuensinya, termasuk soal gimana kita cari rezeki. Nah, ada satu perilaku yang dilarang keras, yaitu meminta-minta alias ngemis tanpa alasan yang urgent. Ngomongin hukum meminta-minta dalam Islam itu bukan cuma soal etika sosial, lho. Ini jauh lebih dalam, menyangkut harga diri, keimanan, dan tanggung jawab kita sebagai Muslim ke diri sendiri.
Menjaga Kehormatan Diri (‘Iffah) Lebih Mulia daripada Meminta
Islam tuh ngehargain banget konsep ‘iffah, sahabat. Itu lho, sikap menjaga kehormatan diri biar nggak jatuh ke perbuatan yang ngerendahin martabat. Sesuai banget sama sabda Rasulullah SAW:
“Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jelas banget kan, orang yang memberi (tangan di atas) itu jauh lebih mulia daripada yang meminta (tangan di bawah). Saat seseorang ngejaga ‘iffah-nya, dia nunjukkin mental yang kuat dan percaya diri pas lagi diuji.
Allah SWT bahkan secara spesifik memuji orang-orang yang menahan diri dari meminta, seperti dalam firman-Nya:
“(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak.” (Q.S. Al-Baqarah: 273)
Ayat ini nunjukkin betapa mulianya orang yang terlihat cukup, padahal dia sangat butuh, tapi dia milih buat nggak minta-minta. Karena sejatinya, hukum meminta-minta jadi haram kalau pelakunya itu sebenernya masih mampu kerja, tapi malah milih bergantung sama belas kasihan orang.
Baca Juga: Mengapa Harta Itu Titipan, Bukan Kepemilikan Sejati?
Terus, Kapan Minta Bantuan Itu Dibolehin?
Meskipun Islam keras soal ini, syariat kita nggak kaku, kok. Ada keringanan dalam kondisi tertentu. Nabi SAW ngebolehin seseorang minta bantuan kalau kondisinya beneran darurat, misalnya:
- Dia bener-bener fakir (miskin banget) dan nggak punya penghasilan sama sekali.
- Dia nanggung utang yang gede banget (ghârim) dan mentok nggak bisa bayar.
- Dia kena musibah berat yang bikin harta bendanya ludes (ja’ihah).
Di luar tiga keadaan itu, hukum meminta-minta jadi tercela. Kenapa? Karena dianggap jadi simbol kemalasan dan mental ketergantungan. Dalam hidup sehari-hari, sahabat pasti pernah lihat orang yang milih ngemis padahal fisiknya masih sehat dan kuat kan? Nah, inilah yang Islam pengen kita jauhi. Rezeki itu nggak datang dari belas kasihan, tapi dari usaha dan doa.
Dampak Buruk Kebiasaan Meminta-Minta

Sahabat, kebiasaan ngemis tanpa kebutuhan mendesak itu efeknya bahaya. Ini bisa ngeruntuhin harga diri dan nyiptain ketergantungan psikologis. Jangka panjangnya, mental ini bisa numbuhin sifat malas, gampang iri, dan jadi kurang percaya sama takdir Allah.
Hukum meminta-minta ini jadi pengingat keras buat kita biar jaga kehormatan, terus berikhtiar, dan nggak ngejadikan kemiskinan sebagai alesan buat nyerah. Coba deh kita bayangin, kalau tiap Muslim milih kerja keras, meski hasilnya sederhana kayak dagang kecil-kecilan, jadi tukang, atau ngejual hasil karya, itu jauh lebih berkah. Selain mentalnya jadi ciamik, itu juga ngebuka pintu rezeki yang lebih luas.
Bekerja Itu Ibadah, Banting Tulang Itu Jihad!

Dalam kacamata Islam, kerja itu bukan cuma soal nyari nafkah, sahabat. Kerja itu ibadah. Banting tulang itu jihad. Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka ia berada di jalan Allah (fii sabilillah).” (HR. Ath-Thabrani)
Hadis ini nunjukkin kalau tiap usaha halal yang sahabat lakuin, sekecil apapun itu, punya nilai pahala yang setara dengan jihad. Keren banget, kan?
Inilah alesan kenapa hukum meminta-minta ditekankan banget buat dihindari. Islam pengen umatnya jadi pribadi yang tangguh, resilient, bukan yang gampang nyerah. Dengan kerja keras dan doa, kita sebenernya lagi meneladani semangat Rasulullah dan para sahabatnya yang selalu ngejaga muru’ah (kehormatan diri) mereka di hadapan manusia maupun Allah.
Kesimpulan
Oke sahabat, jadi kesimpulannya gini, hukum meminta-minta dalam Islam itu pada dasarnya haram kalau dilakuin tanpa kebutuhan yang super mendesak. Islam ngedorong kita buat hidup mandiri, hustle (berusaha), dan jaga kehormatan diri. Minta tolong boleh, tapi cuma pas darurat, bukan dijadiin kebiasaan apalagi profesi.
Ngejaga ‘iffah itu bukan berarti sombong nolak bantuan, tapi lebih ke menghormati diri sendiri dan yakin kalau Allah udah nyiapin jalan rezeki buat kita. Jadi, yuk, jadi Muslim yang kuat, mandiri, dan berdaya. Karena inget, tangan di atas always lebih tinggi nilainya daripada tangan di bawah.
Pilihan Cerdas Berbagi: Berdayakan, Bukan Cuma Memberi
Ngomongin soal tangan di atas, kadang kita bingung ya, sahabat. Pengen bantu orang di jalan, tapi takutnya malah bikin mereka makin nyaman nggak kerja. Nah, kalau sahabat pengen kebaikanmu itu impactful dan tepat sasaran, gimana kalau disalurin lewat jalur yang lebih terstruktur?
Yuk, salurin semangat berbagi sahabat ke Yayasan Senyum Mandiri! Sesuai namanya, mereka fokus ngebantu sesama untuk jadi “Mandiri” lewat program-program pemberdayaan. Jadi, bantuan sahabat bukan cuma ngasih ikan, tapi ngasih kail biar mereka bisa mandiri. Keren kan? Kepoin dan ikut gerakannya, yuk!
Klik link di bawah ini untuk berbagi kebahagiaan!
Untuk info & layanan donasi bisa hubungi kami ya, dengan klik di sini atau scan QR barcode di bawah ini.

“Menebar Sejuta Kebaikan”