Hukum Suap dalam Islam – Hai sahabat! Pasti kita relate banget ya dengar istilah suap, atau dalam bahasa Arabnya, risywah. Fenomena ini kayaknya ada di mana-mana, nongol dalam berbagai bentuk. Mulai dari ngasih uang rokok biar urusan sat-set selesai, sampai ngasih hadiah biar bisa lolos dapet jabatan tertentu.
Seringnya sih dianggap uang pelicin atau tanda terima kasih yang kayaknya sepele. Tapi, STOP dulu! Dalam kacamata Islam, hukum suap dalam Islam itu jelas banget: haram, termasuk dosa besar, dan auto ngundang murka Allah SWT.
Gimana Islam Memandang Suap (Risywah)?
Jadi, apa sih risywah (suap) itu? Simpelnya, risywah itu ngasih sesuatu (bisa uang, barang, atau jasa) buat dapetin yang bukan hak kita, atau buat nge-skip kebenaran demi kepentingan pribadi.
Ini bukan cuma soal nyakitin rasa keadilan, tapi udah level merusak tatanan sosial, sahabat.
Rasulullah SAW nggak main-main soal ini. Beliau bersabda tegas:
“Rasulullah SAW melaknat orang yang memberi suap dan yang menerima suap.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Hadis ini super jelas nunjukkin betapa beratnya hukum suap dalam Islam. Nggak cuma yang ngasih, yang terima juga kena laknat. Bahkan, para ulama jelasin, calo-nya alias perantara suap, orang yang ngebantuin proses lobi-lobi haram ini, juga ikutan kena ancaman dosanya. Ngeri banget, kan?
Dalil Al-Qur’an yang Menampar Keras
Dalilnya di Al-Qur’an juga powerful banget. Allah SWT berfirman di Surah Al-Baqarah ayat 188:
“Dan janganlah kamu memakan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim supaya kamu dapat memakan sebagian harta orang lain dengan (jalan) dosa, padahal kamu mengetahui.”
Ayat ini kayak nampar kita, bahwa hukum suap dalam Islam itu bukan cuma pelanggaran moral, tapi kezaliman yang nyata. Suap bikin seseorang (yang punya duit) mendapatkan hak yang bukan miliknya, sementara orang lain (yang jujur tapi nggak punya pelicin) jadi dirugikan.
Kenapa Sih Suap Dilarang Keras Banget?
Larangan super tegas ini punya hikmah yang gede banget, sahabat. Suap itu bukan sekadar deal ngasih uang, tapi ini ngebuka pintu buat rentetan keburukan lainnya. Kenapa hukum suap dalam Islam begitu keras?
- Merusak Keadilan, Logikanya, kalau keputusan diambil berdasarkan tebalnya amplop dan bukan kebenaran, keadilan jadi zonk. Yang salah bisa jadi benar, yang benar bisa jadi salah.
- Menumbuhkan Budaya Korupsi Suap itu starter pack-nya sistem korup. Awalnya kecil-kecilan, lama-lama jadi budaya yang merusak bangsa. Nggak heran kan kalau Indeks Persepsi Korupsi (CPI) Indonesia masih stuck di skor yang bikin miris (misalnya, data tahun 2023 menunjukkan skor CPI Indonesia di angka 34 dari 100, yang masih jauh dari kata bersih). Ini bukti nyata suap merusak sistem.
- Menghilangkan Keberkahan Rezeki Harta hasil pelicin nggak bakal bikin happy, sahabat. Nggak akan bikin hidup tenang, justru jadi bumerang dan sumber kesengsaraan di dunia, apalagi di akhirat.
- Menodai Amanah (Khianat) Orang yang terima suap itu jelas khianat sama janji dan kepercayaan yang dikasih ke dia. Entah dia pejabat, pegawai, atau sekadar pelayan masyarakat. Amanah itu berat, dan suap menghancurkannya seketika.
Kalau kita pikir-pikir lagi, suap itu seperti api kecil yang bisa membakar hutan. Awalnya orang menganggapnya hal biasa, tapi lama-lama justru merusak hati nurani, kejujuran, dan keimanan.
Baca Juga: Hukum Pamer Kekayaan Dalam Islam, Ini Penjelasannya!
Contoh Nyata yang Sering Relate
Coba kita scan lingkungan sekitar. Ada yang nitip biar lolos tes CPNS, ada yang ngasih “sesuatu” biar project-nya goal, atau biar anaknya gampang diterima di sekolah favorit. Sekilas tampak ringan, tapi hakikatnya, itu bentuk nyata pelanggaran terhadap hukum suap dalam Islam.
Kadang, biar kelihatan halus, suap dibungkus pakai istilah hadiah. Padahal, beda banget! Nabi Muhammad SAW pernah negur keras seorang petugas zakat yang menerima hadiah (padahal dia terima karena jabatannya).
Rasulullah bersabda:
“Mengapa tidak kau duduk saja di rumah ayah atau ibumu, lalu lihat apakah orang akan memberimu hadiah?” (HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya, kalau “hadiah” itu datang karena jabatan atau kekuasaan kita, itu bukan hadiah tulus, tapi suap terselubung. Bahkan ada hadis lain yang lebih jleb, sahabat:
“Hadiah (yang diterima) para pejabat adalah ghulul (khianat/korupsi).” (HR. Ahmad)
Dampak Spiritual dan Sosialnya
Selain dosa besar, hukum suap dalam Islam ngingetin kita bahwa perbuatan ini ngundang murka Allah. Secara sosial, masyarakat yang terbiasa dengan suap bakal kehilangan trust dan keadilan.
Bayangin deh, sahabat. Kalau keadilan bisa di-beli pakai uang, maka yang miskin bakal terus tertindas dan yang punya kuasa bakal makin semena-mena. Islam hadir buat negakin keadilan, bukan buat ngejual-beliin keadilan.
Gimana Kalau Situasinya Kepepet Banget?
Oke, ini pertanyaan bagus. Gimana kalau kita stuck dalam situasi di mana kalau kita nggak ngasih, hak kita yang sah justru dirampas, atau kita bakal dizalimi?
Para ulama emang ngebahas ini. Jika seseorang terpaksa memberi suap agar haknya tidak dirampas atau agar terhindar dari kezaliman yang nyata, sementara dia sudah usaha lewat jalur lurus tapi mentok, maka dosanya (laknatnya) ditanggung oleh si penerima (yang zalim), bukan si pemberi (yang terpaksa).
Tapi ingat, ini emergency exit ya, bukan pembenaran buat gampang-gampangin ngasih suap. Hukum suap dalam Islam tetap menekankan kita buat menghindarinya sebisa mungkin.
Kesimpulan
Sahabat, Islam itu agama yang vibes-nya keadilan dan kejujuran. Suap, sekecil apa pun bentuknya, bakal merusak nilai-nilai luhur itu.
Maka, yuk kita jaga diri, keluarga, dan circle kita biar nggak tergoda sama praktik risywah yang haram ini. Allah melaknat pelaku suap karena perbuatannya menghancurkan keadilan dan kepercayaan antar manusia.
Ingatlah sabda Nabi:
“Pemberi suap, penerima suap, dan perantaranya, semuanya dilaknat Allah.”
Mari kita hidup lurus dan berkah, karena ridha Allah jauh lebih berharga dari segala keuntungan dunia yang sesaat.
Daripada Buat Ngelicin, Mending Salurin ke Jalan yang Bikin Hati Licin ke Surga!
Sahabat, kita udah lihat kan gimana ngerinya dampak suap yang merusak dan nggak berkah? Harta yang kita punya itu amanah, bukan alat buat ngebengkokin aturan.
Kalau sahabat punya rezeki lebih dan bingung mau menyalurkannya ke mana supaya penuh berkah, salurkanlah kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Daripada menggunakan rezeki itu untuk hal yang batil (haram), yuk ubah jadi kebaikan yang nyata!
Bareng Yayasan Senyum Mandiri, kita bisa bantu yatim, dhuafa, dan mereka yang lagi kesulitan. Insya Allah, ini jauh lebih berkah, membersihkan harta, dan bikin hidup lebih adem.
Yuk, tebar senyum yang halal dan menenangkan dengan klik link di bawah!
Untuk info & layanan donasi bisa hubungi kami, dengan klik di sini atau scan QR barcode di bawah.

“Menebar Sejuta Kebaikan”