Sahabat, pernah nggak sih waktu shalat tiba-tiba air mata kamu mengalir begitu aja? Hati terasa terenyuh, dada terasa sesak oleh keharuan yang mendalam. Menangis dalam shalat itu bukanlah sesuatu yang aneh, bahkan dalam Islam, hal ini mencerminkan kekhusyukan yang hakiki. Tangisan dalam shalat bisa jadi tanda kalau hati kita benar-benar terhubung dengan Allah, bukan cuma sekadar bacaan atau gerakan ibadah semata. Tapi, gimana sih pandangan Islam tentang fenomena ini? Apakah menangis dalam shalat diperbolehkan? Dan bagaimana caranya meraih kekhusyukan yang bisa menghadirkan tangisan karena takut dan cinta kepada Allah?
Menangis dalam Shalat Menurut Islam
Menangis saat shalat bukan cuma sekadar luapan emosi, tapi juga refleksi dari hati yang tersentuh oleh ayat-ayat Allah. Para ulama sepakat kalau menangis dalam shalat itu diperbolehkan, bahkan dianjurkan kalau itu lahir dari rasa takut kepada Allah dan keinsafan atas dosa. Rasulullah ﷺ sendiri pernah menangis dalam shalatnya, apalagi waktu baca ayat-ayat tentang siksa atau rahmat Allah. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dalam hadis dari Abdullah bin Syikhkhir, yang mengatakan:
“Aku mendatangi Rasulullah ﷺ ketika beliau sedang shalat, dan terdengar dari dadanya suara tangisan seperti suara air mendidih di dalam bejana.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i).
Kekhusyukan yang Menghadirkan Tangisan
Menangis dalam shalat adalah salah satu tanda kekhusyukan. Tapi, kekhusyukan itu bukan sekadar menangis, melainkan keadaan hati yang benar-benar hadir di hadapan Allah. Berikut beberapa cara untuk meraih kekhusyukan yang hakiki:
- Seringkali kita membaca ayat-ayat Al-Qur’an dalam shalat tanpa benar-benar memahami maknanya. Padahal, dengan memahami setiap bacaan, hati akan lebih mudah tersentuh dan menghadirkan tangisan keharuan.
- Shalat adalah saat terbaik untuk mengingat betapa lemahnya kita sebagai manusia. Mengingat dosa-dosa yang telah diperbuat dan kematian yang semakin mendekat bisa membuat hati lebih khusyuk dan menangis dalam shalat.
- Bayangkan kalau saat shalat, kita sedang berdialog langsung dengan Allah. Kesadaran ini akan membuat hati lebih terhubung, sehingga shalat nggak cuma jadi rutinitas, tapi jadi cara mendekatkan diri kepada-Nya.
- Salah satu alasan sulitnya mencapai kekhusyukan adalah banyaknya gangguan pikiran. Sebelum shalat, usahakan untuk menenangkan diri dan menjauhkan hal-hal yang bisa mengalihkan perhatian.
Manfaat Menangis dalam Shalat
Selain sebagai bentuk kekhusyukan, menangis dalam shalat juga punya banyak manfaat, baik secara lahir maupun batin.
- Menangis karena Allah bisa melembutkan hati yang keras dan membersihkannya dari penyakit hati seperti kesombongan dan kelalaian.
- Tangisan seorang hamba yang penuh ketulusan dalam shalat adalah salah satu sebab turunnya rahmat dan ampunan Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Ada dua mata yang tidak akan disentuh api neraka, yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang berjaga di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi).
- Menangis dalam shalat nggak cuma berdampak pada kehidupan akhirat, tapi juga memberikan efek ketenangan pada jiwa. Secara ilmiah, menangis bisa membantu mengurangi kadar stres dan memberikan ketenangan psikologis.
- Waktu shalat dilakuin dengan hati yang benar-benar hadir dan penuh ketulusan, maka ibadah tersebut akan lebih berkualitas dan memberikan dampak yang lebih besar dalam kehidupan sehari-hari.
Menangis yang Dibolehkan dan yang Dilarang
Islam membolehkan menangis dalam shalat selama itu muncul dari rasa takut dan cinta kepada Allah. Tapi, kalau tangisan berubah menjadi suara yang terlalu keras sampai mengganggu bacaan shalat, maka hal itu nggak baik. Kalau seseorang menangis karena kesedihan duniawi saat shalat, maka hendaknya berusaha menahan diri supaya shalat tetap dalam kondisi khusyuk.
Baca Juga: 7 Langkah Mudah Khusyuk dalam Shalat di Tengah Kesibukan Kerja
Kesimpulan
Sahabat, menangis dalam shalat bukanlah kelemahan, melainkan tanda kekuatan iman dan kelembutan hati. Tangisan yang muncul dari ketakutan kepada Allah dan keinsafan atas dosa adalah tanda kekhusyukan yang hakiki. Mari berusaha meraih kekhusyukan tersebut dengan memperbaiki kualitas shalat, memahami setiap bacaan, serta menghadirkan hati yang tulus dalam setiap ibadah. Semoga Allah memberkahi kita dengan air mata yang penuh makna, bukan sekadar tangisan tanpa arti. Aamiin.