Sahabat, coba deh perhatiin, kenapa ya dalam Al-Qur’an, Allah sering banget memuji orang-orang yang bertakwa? Padahal, sifat mulia itu banyak banget. Ternyata, sifat orang yang bertakwa adalah salah satu ciri utama calon penghuni surga. Takwa itu bukan cuma istilah yang sering kita dengar saat khutbah Jumat, tapi benar-benar fondasi hidup, semacam GPS yang menuntun seorang hamba, apakah dia berjalan menuju ridha Allah atau justru menjauh darinya.
Apa Sih Takwa Itu Sebenarnya?
Secara bahasa, ‘takwa’ itu akarnya dari kata waqa, yang artinya ngejaga atau ngelindungin diri. Simpelnya, sifat orang yang bertakwa itu adalah skill seseorang buat masang firewall dari murka Allah. Caranya? Ya gas jalanin perintah-Nya dan rem jauhi larangan-Nya.
Takwa itu letaknya di hati. Seperti kata Nabi Muhammad SAW yang mulia:
Rasulullah SAW bersabda sambil menunjuk ke dada beliau tiga kali: “Takwa itu di sini.” (HR. Muslim)
Deep banget, kan? Ini nunjukkin kalau takwa itu core-nya ada di hati, bukan cuma casing luar.
Misalnya, ketika sahabat memilih jujur meski tidak ada yang tahu, atau menolak korupsi kecil di tempat kerja karena takut pada Allah, itulah wujud nyata takwa. Ia bukan tentang tampilan luar, melainkan tentang kesadaran hati yang hidup.
Checklist Spek Orang Bertakwa Versi Al-Qur’an
Allah SWT spill langsung loh kriteria-Nya secara detail dalam Q.S. Ali ‘Imran ayat 133–135. Allah berfirman:
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang bertakwa…” (Q.S. Ali ‘Imran: 133)
Nah, di ayat lanjutannya (134-135), Allah nyebutin checklist sifat orang yang bertakwa itu adalah mereka yang:
- Ringan tangan bersedekah, baik di waktu lapang (lagi banyak rezeki) maupun sempit (lagi pas-pasan).
- Mampu nge-rem alias menahan amarah.
- Memaafkan kesalahan orang lain
- Ketika khilaf berbuat dosa atau zalim sama diri sendiri, mereka gercep ingat Allah dan minta ampun (bertaubat), dan nggak ngulangin lagi.
Lihat deh sahabat, betapa balance-nya antara ibadah sosial (habluminannas) dan ibadah pribadi (habluminallah). Sifat orang yang bertakwa itu bukan cuma soal connect sama Allah, tapi juga soal vibes positif ke sesama: sharing, managing emotion, dan pemaaf.
Baca Juga: Menangis Karena Takut kepada Allah adalah Ciri Orang yang Bertakwa
Meneladani Sifat Orang yang Bertakwa dalam Kehidupan Modern
Dalam dunia yang serba cepat dan penuh godaan ini, menjalani hidup dengan sifat orang yang bertakwa mungkin terasa berat. Tapi sahabat, sebenarnya nilai-nilai takwa bisa diterapkan dalam banyak aspek kehidupan:
- Di tempat kerja: Orang bertakwa bakal kerja jujur dan profesional. Bukan karena takut KPI jeblok atau diomelin atasan, tapi karena tahu Allah always watching.
- Dalam keluarga: Dia bakal jaga tutur kata, nggak gampang ngegas ke orang tua atau pasangan, dan nggak memaksakan kehendak.
- Di dunia digital: Sifat orang yang bertakwa kelihatan dari cara dia bijak scroll medsos, stop ghibah online (alias julid), dan nyaring berita hoaks sebelum sharing.
In the end, takwa jadi inner compass yang nuntun tiap langkah, bukan sekadar label atau status keagamaan.
Buah dari Takwa, Surga dan Ketenangan Jiwa
Allah nggak main-main kasih janji. Sifat orang yang bertakwa itu bakal ngedatengin dua privilege besar: di dunia dan akhirat.
Di dunia, mereka dikasih ketenangan batin (anti overthinking!) dan solusi plus rezeki dari jalur yang nggak ketebak. Kayak firman-Nya:
“…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya…” (Q.S. Ath-Thalaq: 2-3)
Sementara di akhirat, jackpot-nya: surga yang luasnya seluas langit dan bumi, disiapin khusus buat mereka. Bayangin, sahabat, balasan segitu gedenya “cuma” buat mereka yang sabar manage emosi, pemaaf, ringan tangan, dan gercep taubat. Takwa bukan sekadar target spiritual, tapi the real investasi abadi yang nggak pernah rugi.
Wujudkan Takwa Lewat Aksi Nyata, Yuk!
Sahabat, salah satu checklist utama sifat orang yang bertakwa (menurut Q.S. Ali ‘Imran tadi) adalah mereka yang ringan tangan bersedekah, baik pas lagi happy (lapang) atau pas lagi struggle (sempit). Pada akhirnya, ini bukan soal gede-kecilnya jumlah, tapi soal bukti kepedulian dan ketaatan kita.
Nah, kalau sahabat mau mulai ngelatih sifat takwa ini lewat aksi real, yuk salurkan sebagian rezeki sahabat lewat Yayasan Senyum Mandiri.
Setiap donasi sahabat akan diubah jadi senyuman, program pemberdayaan, dan harapan buat saudara-saudara kita yang membutuhkan. Nggak perlu nunggu kaya raya untuk jadi bertakwa. Yuk, jadikan sedekahmu investasi akhirat terbaik!
Klik di sini atau scan QR barcode di bawah untuk informasi lebih lanjut.
Kesimpulan
Jadi sahabat, takwa itu bukan status update yang bisa kelar semalem. Ini progress, bukan project instan. Tumbuhnya pelan-pelan, barengan sama effort kita ngelurusin niat dan action tiap hari.
Start small: jaga omongan, aware sama rezeki (banyakin bersyukur), manage emosi pas lagi macet di jalan, dan gercep istighfar pas khilaf. Karena sesungguhnya, sifat orang yang bertakwa itu intinya adalah soal effort ngejaga koneksi sama Allah apapun yang terjadi.
Semoga kita semua, sahabat, termasuk golongan yang dijanjikan surga karena ketulusan hati dan keteguhan kita dalam meng-upgrade diri jadi pribadi yang bertakwa. Aamiin.

“Menebar Sejuta Kebaikan”