Pernah nggak sih, sahabat, lagi asyik scroll media sosial, eh, tahu-tahu udah auto-compare hidup sendiri sama postingan orang lain? Rasanya kayak semua orang lagi di puncak kesuksesan, punya pasangan goals banget, atau liburannya estetik parah—sementara kita? Ngerasa kayak ketinggalan kereta, jauh di belakang. Kalau kamu pernah ngalamin ini, you are not alone! Tapi, warning nih, kebiasaan ini bisa jadi pintu masuk buat rasa iri dan dengki, dan itulah bahaya iri dengki, yang ujung-ujungnya malah bikin hidup makin berat dan suram.
Bandingin Diri adalah Tiket Ekspres Menuju Rasa Nggak Puas
Zaman now, bandingin diri itu gampang banget, kan? Tinggal buka Instagram atau TikTok, voila! Langsung disuguhin deretan highlight reel kehidupan orang lain. Padahal, yang kita lihat itu seringnya cuma potongan paling kinclong dari cerita mereka—bukan 100% kenyataan. Tapi ya gitu deh, otak kita suka gampang ‘tertipu’, terus muncullah perasaan nggak enak, si iri dan dengki itu.
Kebiasaan ini sering banget numbuhin pikiran kayak: “Kok dia bisa sih, aku nggak?”, “Hidupnya mulus banget kayak jalan tol, ya?”, atau yang paling nyesek, “Kayaknya aku gagal deh dalam hidup.” Nah, inilah akar masalah dari ‘racun’ iri dengki yang pelan-pelan nyuri rasa syukur dan ketenangan batin kita.
Bahaya Iri Dengki itu Racun Halus yang Ngerusak dari Dalam
Iri dengki itu nggak cuma sekadar perasaan negatif sesaat, lho, sahabat. Kalau dibiarin tumbuh subur di hati, wah, bisa merembet ke mana-mana—mulai dari hubungan sama temen, kesehatan mental, sampai ke urusan spiritual kita.
Dalam ajaran Islam sendiri, sifat iri (hasad) dan dengki itu termasuk sifat tercela banget yang wajib dihindari. Ingat pesan Rasulullah Muhammad ﷺ:
“Jauhilah oleh kalian sifat hasad (iri), karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.”
(HR. Abu Dawud)
Coba deh direnungin, sahabat. Kebaikan yang udah susah payah kita kumpulin bisa ludes gitu aja cuma gara-gara kita ‘melihara’ iri dengki di hati. Nggak cuma itu, sifat ini juga bikin kita susah banget buat genuinely happy. Kenapa? Soalnya, fokus kita jadi geser. Bukan lagi ke apa yang kita punya, tapi ke apa yang kita belum punya—dan parahnya, ke apa yang orang lain punya.
Allah SWT juga mengingatkan kita dalam Al-Qur’an tentang pentingnya bersyukur atas apa yang sudah diberikan, bukan malah sibuk melirik nikmat orang lain. Sebagaimana firman-Nya:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.” (QS. Ibrahim: 7)
Ayat ini jelas banget ngasih tahu kita, kunci biar nikmat ditambah itu ya syukur, bukan malah kufur nikmat dengan cara iri sama orang lain.
Kenapa Sih Iri Dengki Bikin Hidup Makin Kelabu?
1. Ngeblok Pintu Syukur
Sahabat, pas kita kebanyakan ‘dongak’ lihat pencapaian orang lain, kita sering lupa ‘nunduk’ buat lihat berkah yang ada di depan mata kita sendiri. Jadi kayak ‘buta’ sama nikmat yang udah Allah kasih. Padahal, rasa syukur itu kunci utama biar hati tenang dan bahagia. Orang yang bersyukur itu lebih enjoy ngejalanin hidup, sesederhana apapun itu. Tapi si iri dengki ini bikin kita ngerasa kurang terus dan haus pengakuan dari luar.
2. Memicu Stres dan Overthinking
Mikirin “kok dia bisa, aku nggak?” terus-terusan tuh bikin kita ngerasa gagal, insecure, nggak cukup baik, bahkan sampai ngerasa nggak layak dicintai. Ini bisa jadi pemicu stres kronis, kecemasan sosial (takut di-judge), sampai depresi. Ada lho penelitian dari University of Pennsylvania yang nemuin kalau keseringan main media sosial itu ada hubungannya sama penurunan kesehatan mental—ya karena kita jadi sering banget ngerasa ‘kalah’ atau ‘kurang’ dibanding yang lain.
3. Merusak Circle Pertemanan
Kalau hati udah dikuasai iri, jadi susah banget buat tulus ikut seneng pas lihat temen sukses atau bahagia. Malah, amit-amit, bisa sampai muncul harapan terselubung biar orang itu kenapa-kenapa. ‘Racun’ iri dengki kayak gini bisa ngikis persahabatan, ngerusak kepercayaan, dan bikin lingkungan sosial kita penuh vibes negatif. Hidup jadi kerasa lebih sepi, karena pelan-pelan kita ngejauh dari orang—dan orang lain pun jadi nggak nyaman sama energi negatif kita.
4. Ngehambat Potensi Diri Buat Berkembang
Bukannya fokus buat upgrade diri, eh kita malah sibuk jadi ‘penonton’ atau ‘komentator’ pencapaian orang lain. Jadinya kita stuck, nggak maju-maju, kejebak dalam mindset pesimis, dan susah berkembang. Iri dengki itu ngalihin perhatian kita dari tujuan hidup kita yang sebenernya, karena kita terlalu sibuk ngejar standar hidup orang lain yang belum tentu pas buat kita.
Gimana Caranya Biar Hidup Lebih Happy Tanpa Banding-bandingin?
Tenang, sahabat, nggak ada kata terlambat buat berubah. Yang penting ada niat kuat buat keluar dari lingkaran setan iri dengki ini.
1. Sadari dan Akui Aja Dulu
First step paling penting: sadari kalau kita lagi ngerasa iri. Jangan denial, karena kalau disangkal, dia malah makin ‘berakar’ diam-diam. Akui aja, kita kan manusia biasa yang kadang ngerasa insecure. Tarik napas dalam-dalam, terus coba lihat situasinya lebih jernih.
2. Ubah Sudut Pandang, Yuk!
Ingat, sahabat, tiap orang punya timeline dan perjuangannya masing-masing. Apa yang kelihatan ‘wah’ di postingan orang, belum tentu seindah itu di balik layar. Jadi, pas lihat pencapaian orang lain, yuk, ubah rasa iri jadi bahan bakar inspirasi. Tanyain ke diri sendiri: “Apa ya yang bisa aku pelajari dari dia?” bukan “Kenapa sih aku nggak kayak dia?”
3. Fokus sama Prosesmu Sendiri
Sahabat, kamu punya cerita unik yang nggak bisa dibandingin sama siapapun di dunia ini. Fokus aja sama perjalananmu, sama progresmu sendiri, sekecil apapun itu. Pencapaianmu, besar atau kecil, itu tetap berarti kalau kamu jalaninnya dengan sepenuh hati dan sesuai versimu.
4. Latih Otot Syukur Tiap Hari
Coba deh, setiap hari luangin waktu sebentar buat nyatet (atau sekadar mikirin) tiga hal yang kamu syukuri hari itu. Bisa hal simpel kayak udara pagi yang seger, bisa makan enak, dapet senyum dari orang asing, atau chat dari orang terdekat. Dengan rutin ngelatih rasa syukur, pelan-pelan kita ‘padamin’ api iri dengki yang coba nyala di hati.
5. Batasi ‘Asupan’ yang Bikin Baper
Kalau media sosial sering jadi biang keroknya, coba deh kurangin waktu scrolling-nya. Nggak ada salahnya kok mute atau unfollow akun-akun yang bikin kamu sering ngerasa ‘kurang’. Sebaliknya, isi feed-mu sama konten yang positif, ngasih ilmu, atau bikin kamu semangat. Kesehatan mentalmu jauh lebih berharga daripada update tren terbaru!
Iri dan Dengki Itu Nggak Sejalan sama Hati yang Tenang
Dalam kacamata Islam, iri dan dengki itu dianggap sebagai penyakit hati (amradhul qulub). Ulama besar seperti Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa iri itu muncul karena seseorang nggak suka lihat orang lain dapat nikmat. Ini jelas banget bertentangan sama akhlak mulia yang diajarkan Islam: ridha (ikhlas menerima ketetapan Allah), qana’ah (merasa cukup dengan apa yang ada), sabar, dan tawakal.
Allah SWT juga berfirman mengenai pembagian rezeki yang sudah diatur oleh-Nya:
أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ ۚ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۚ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَٰتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗ وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Az-Zukhruf: 32)
Jadi, ketika kita berusaha keras buat ‘ngebersihin’ hati dari iri dan dengki, itu sama aja kayak kita lagi ‘detoks’ jiwa biar makin dekat sama ketenangan yang hakiki. Bukankah itu yang kita semua cari, sahabat?
Baca Juga: Hati-Hati Banget, Sahabat! Iri Dengki Itu Beneran ‘Racun’ Buat Kesehatan Mentalmu, Lho!
Yuk, Alihkan Energi Jadi Kebaikan!
Ngomongin soal syukur dan fokus ke hal positif, ada cara keren banget nih buat ‘ngalihin’ energi negatif dari banding-bandingin diri jadi sesuatu yang bermanfaat: yaitu dengan berbagi kebahagiaan! Sahabat, pernah kepikiran nggak, kalau fokus bantu orang lain itu bisa banget ‘ngademin’ hati kita yang mungkin lagi ‘panas’ karena lihat pencapaian orang?
Coba deh, sahabat, kepoin Yayasan Senyum Mandiri. Mereka punya banyak program keren untuk bantu sesama, bikin senyum mereka mekar lagi. Dengan berbagi sedikit rezeki atau dukungan kita lewat mereka, kita nggak cuma bantu orang lain, tapi juga lagi ‘investasi’ buat ketenangan hati kita sendiri. Fokus bantu orang lain meraih mimpi mereka, siapa tahu malah bikin kita jadi lebih semangat dan bersyukur sama perjalanan kita sendiri, tanpa perlu iri sana-sini lagi. Yuk, salurkan energi positifmu dan jadi bagian dari kebaikan bersama Yayasan Senyum Mandiri! Klik disini untuk informasi lebih lanjut atau scan qr barcode dibawah.
Kesimpulan
Sahabat, please banget, jangan biarin hidupmu didikte sama standar atau pencapaian orang lain. Kamu itu punya nilai, keunikan, dan perjalanan hidup sendiri yang super berharga. Iri dan dengki itu cuma kayak kabut tebal yang bikin pandangan jadi buram, langkah jadi berat, dan nyuri kebahagiaan yang seharusnya kamu nikmati.
Jadi, yuk, stop bandingin diri! Saat kamu mulai berhenti membandingkan dan fokus pada rasa syukur serta perjalananmu sendiri, kamu bakal sadar kalau hidupmu itu udah indah dengan caranya sendiri. Kamu pantas bahagia, bukan karena hidupmu sempurna kayak di feed Instagram, tapi justru karena kamu bisa nemuin ‘wow’-nya di tengah hal-hal yang nggak sempurna itu. Semangat ya, sahabat!
“Menebar Sejuta Kebaikan”