7 Ciri Orang Tawakal yang Hatinya Selalu Tenang

Ciri Orang Tawakal – Sahabat, pernah nggak sih ngerasa hidup tuh kayak roller coaster? Kadang di atas, seneng banget, tapi seringnya diuji habis-habisan sampai bikin overthinking dan nanya, “Habis ini harus gimana lagi ya Allah?” Di tengah hiruk pikuk deadline, cicilan, dan ekspektasi orang lain, ada satu skill spiritual yang bisa jadi pegangan kita: tawakal.

Eits, jangan salah sangka dulu. Tawakal itu bukan berarti pasrah buta, mager, terus bilang “yaudahlah takdir”. Bukan sama sekali! Tawakal itu next level-nya dari berusaha. Ini adalah seni melepaskan hasil setelah kita berikhtiar (berusaha) dan berdoa sekencang-kencangnya. Ingat kan hadis populer dari Rasulullah SAW? Beliau bilang ke seorang sahabat, “Ikatlah untamu terlebih dahulu, baru kemudian bertawakallah kepada Allah.” (HR. Tirmidzi). Action dulu, baru serahin hasilnya sama Sang Sutradara Kehidupan.

Allah juga udah ngasih jaminan keren banget di Al-Qur’an:

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“…Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. At-Talaq: 3)

Kurang keren apa coba? Nah, pertanyaannya, gimana cara kita tahu level tawakal kita udah di level Pro atau masih Newbie? Yuk, kita bedah bareng-bareng 7 ciri orang tawakal yang bisa jadi cermin buat kita semua.

1. Hatinya Adem, Anti Panik di Tengah Badai Kehidupan

Ciri pertama dan yang paling kelihatan dari ciri orang tawakal itu hatinya adem, alias santuy banget. Bukan berarti nggak punya masalah ya. Masalahnya mungkin segunung, tapi hatinya setenang danau. Ketika ada masalah, otaknya nggak langsung masuk ke panic mode.

Contoh real-nya: kena PHK. Orang biasa mungkin langsung panik, cemas soal cicilan, dan putus asa. Tapi orang yang tawakal, setelah sedih sesaat, dia akan berpikir, “Oke, ini pintu rezeki dari Allah yang ditutup. Berarti Allah lagi nyiapin pintu lain yang lebih gede buat gue.” Ketenangan ini datang dari keyakinan penuh bahwa skenario Allah itu pasti yang terbaik, bahkan ketika kita belum bisa lihat ending-nya.

Allah berfirman tentang ketenangan hati ini:

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ
“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin…” (QS. Al-Fath: 4)

2. Berusaha Maksimal, tapi Nggak Terobsesi Sama Hasil

Sahabat, di dunia ini ada dua kubu yang keliru. Kubu pertama: kaum rebahan yang malas-malasan dengan dalih “kan udah takdir”. Kubu kedua: kaum hustle culture yang kerja banting tulang sampai lupa napas, saking stres dan takutnya kalau gagal.

Orang yang tawakal itu ada di tengah-tengah. Dia adalah seorang hustler dalam ikhtiarnya, tapi seorang yang paling ikhlas soal hasilnya. Dia bakal kerja keras, belajar mati-matian, dan ngelakuin yang terbaik. Tapi setelah itu? Dia serahin sepenuhnya ke Allah. Kayak petani yang udah nanam benih, nyiram, dan ngasih pupuk. Soal nanti panennya bakal melimpah atau gagal, itu udah kuasa Allah yang ngatur cuaca dan kesuburan tanah. Usahanya adalah ibadah, hasilnya adalah bonus dari Allah.

3. Punya Support System, tapi Gantungan Utamanya Cuma Allah

Punya koneksi, minta tolong teman, atau networking itu penting dan wajar banget sahabat. Tapi, ciri orang tawakal itu nggak menjadikan manusia sebagai “Tuhan” kecil tempat mereka menggantungkan 100% harapan. Baginya, manusia hanyalah wasilah atau perantara yang Allah kirim.

Kalau ditolong, dia bersyukur pada orang itu dan lebih bersyukur lagi sama Allah yang menggerakkan hati orang itu untuk menolong. Kalau nggak ditolong, dia nggak baper atau benci, karena dia sadar harapannya dari awal memang bukan ke manusia. Hatinya udah terkunci pada satu prinsip: “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in” Hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.

Ulama besar Ibn al-Qayyim berkata, “Rahasia dan hakikat tawakal adalah bersandarnya hati kepada Allah semata.” Keren, kan?

4. Selalu Positive Thinking Sama Skenario Allah (Husnuzan)

Ini mindset-nya orang tawakal yang bikin hidupnya ringan, yaitu selalu berprasangka baik (husnuzan) sama Allah.

  • Doa belum terkabul? “Oh, mungkin Allah lagi nyiapin timing yang pas, atau mau diganti sama yang lebih baik.”
  • Gagal dapat proyek? “Alhamdulillah, mungkin Allah lagi ngejauhin aku dari sesuatu yang buruk di proyek itu.”
  • Dapat musibah? “Pasti ada pelajaran mahal yang Allah mau kasih lewat kejadian ini.”

Mereka percaya banget sama janji Allah dalam sebuah Hadis Qudsi:

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي
“Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku.” (HR. Bukhari & Muslim)

Kalau kita yakin Allah itu baik, maka kebaikanlah yang bakal datang ke hidup kita.

5. Nggak Dikuasai Anxiety dan Rasa Takut Berlebihan

Cemas itu manusiawi sahabat. Tapi kalau anxiety-nya sampai bikin kita stuck, nggak berani coba hal baru, dan nggak berani ambil risiko baik, itu beda cerita. Orang yang tawakal nggak membiarkan rasa takut melumpuhkan langkahnya.

Dia tetap berani buka usaha meski ada risiko rugi. Dia berani ngelamar ke perusahaan impian meski saingannya ribuan. Kenapa? Karena keyakinannya pada penjagaan Allah jauh lebih besar daripada ketakutannya pada kegagalan. Baginya, kegagalan terburuk bukanlah saat jatuh, tapi saat tidak berani mencoba karena takut jatuh.

6. Mensyukuri yang Ada, Tidak Terlalu Menuntut

Di zaman yang semuanya serba pamer di media sosial ini, gampang banget kita ngerasa hidup kita kurang terus. Nah, ciri orang tawakal itu bisa dikenali dari sikap syukurnya. Fokusnya bukan pada apa yang belum dia punya, tapi pada apa yang udah Allah kasih.

Meskipun belum punya mobil mewah, dia bersyukur masih punya motor buat kerja. Meskipun belum bisa beli rumah, dia bersyukur masih bisa ngontrak dengan nyaman. Rasa syukur ini bikin hatinya kaya dan lapang, karena dia sadar bahwa Allah memberi sesuai kebutuhan, bukan sekadar keinginan sesaat kita.

7. Konsisten dalam Ibadah, Baik Senang Maupun Susah

Banyak orang yang baru inget Allah pas lagi susah doang. Pas lagi seneng, ibadahnya bolong-bolong. Orang yang tawakal beda, ia tidak meninggalkan ibadah (salat, zikir, dan doa) meski sedang dirundung masalah.

Justru pas lagi dihantam masalah, dia makin deket sama Allah, karena dia tahu cuma dari situlah sumber kekuatan sejati berasal. Konsistensi inilah yang jadi bukti paling kuat, bahwa kepasrahannya tulus dari hati, bukan cuma di mulut.

Baca Juga: Cara Mudah Bersyukur Saat Hidup Terasa Gitu-Gitu Aja.

Kesimpulan

Tawakal itu bukan sikap pasif, tapi superpower spiritual yang bikin kita jadi pribadi yang tangguh, tenang, dan optimis. Dengan tawakal, hati jadi lapang, pikiran jadi jernih, dan langkah jadi lebih mantap.

Yuk, sama-sama kita latih otot tawakal kita. Ingat, ciri orang tawakal bukanlah tentang menjadi manusia tanpa masalah, tapi tentang menjadi manusia yang punya Allah di setiap langkah dan masalahnya. Semoga kita semua selalu diberi kekuatan untuk berusaha maksimal, dan hati yang ikhlas untuk menerima takdir terbaik dari-Nya. Aamiin.

Sempurnakan Ikhtiar & Tawakalmu dengan Menebar Senyuman

Sahabat, salah satu bentuk ikhtiar terbaik untuk mengundang pertolongan Allah adalah dengan menolong hamba-Nya yang lain. Saat kita menyerahkan urusan kita pada-Nya, tangan kita bisa menjadi perpanjangan rahmat-Nya bagi sesama.

Tawakal mengajarkan kita untuk percaya bahwa rezeki kita dijamin. Nah, cara paling ampuh untuk membuktikan kepercayaan itu adalah dengan berani berbagi dari rezeki yang kita punya. Ini adalah level tawakal yang lebih tinggi, kita tidak hanya pasrah, tapi juga aktif menjadi solusi.

Yuk, sempurnakan ikhtiar dan tawakal kita dengan berbagi kebahagiaan. Di Yayasan Senyum Mandiri, setiap donasi dari sahabat akan diubah menjadi senyuman untuk anak-anak yatim dan kaum dhuafa. Satu senyuman dari mereka bisa jadi sumber ketenangan dan pembuka pintu rezeki yang tidak terduga untuk kita.

Mari buktikan tawakal kita dengan aksi nyata. Klik disini atau scan QR barcode dibawah ini untuk informasi lebih lanjut.

Barcode Nomer CS 2025 (Yuli)

“Menebar Sejuta Kebaikan”

Tinggalkan komentar