Apa Itu Disosiatif – Assalamu’alaikum, sahabat! Pernah dengar istilah “gangguan disosiatif”? Mungkin agak asing di telinga, ya? Tapi, gangguan ini bisa banget ngaruhin kehidupan seseorang. Nah, di artikel ini, kita bakal bareng-bareng belajar tentang apa itu disosiatif menurut ilmu kedokteran, dan gimana kita bisa menghadapinya dengan cara yang lebih tenang dan damai, sesuai ajaran Islam.
Yuk, kita bahas lebih lanjut supaya kamu bisa lebih paham dan siapa tahu bisa bantu teman atau kerabat yang lagi ngalamin hal serupa.
Apa Itu Disosiatif?
Disosiatif itu kayak kita lagi nonton film, tapi tiba-tiba kita merasa kayak bukan kita yang lagi nonton. Perasaan kita jadi kayak terpisah dari tubuh dan pikiran sendiri. Kok bisa gitu? Ternyata, ini cara pikiran kita buat ngelindungin diri dari hal-hal yang terlalu menyakitkan atau menakutkan.
Misalnya, kalau kita pernah ngalamin kejadian buruk yang bikin trauma, otak kita bisa aja bikin kita “lupa” sama kejadian itu. Nah, ini yang disebut amnesia disosiatif. Atau, ada juga yang tiba-tiba pergi jauh tanpa tahu kenapa, dan pas sadar udah ada di tempat yang enggak dikenal. Ini namanya fuga disosiatif.
Selain itu, ada juga yang merasa kayak lagi ngelihat dunia dari balik kaca, atau merasa dirinya bukan orang yang sama. Ini disebut gangguan depersonalisasi/derealitas. Dan yang paling ekstrem, ada gangguan identitas disosiatif, di mana seseorang punya beberapa kepribadian yang berbeda-beda dalam satu tubuh.
Jadi, intinya, gangguan disosiatif itu kayak perisai yang kita pakai buat ngelindungin diri dari rasa sakit. Tapi, perisai ini kadang bisa bikin kita merasa asing dengan diri sendiri.
Penyebab Gangguan Disosiatif Menurut Medis
Dalam ilmu medis, gangguan disosiatif sering banget dihubungin dengan pengalaman buruk yang dialami pas kita masih kecil atau kejadian yang bikin kita ketakutan banget. Misalnya, kejadian yang bikin kita merasa terancam atau disakiti. Nah, pengalaman-pengalaman buruk ini bisa jadi penyebab utama gangguan disosiatif.
- Pengalaman traumatis. Contohnya, pernah ngalamin kejadian yang bikin sakit banget, kayak dijahati, dipukulin, atau kehilangan orang tersayang? Nah, pengalaman kayak gini bisa bikin kita jadi “terpisah” dari kenyataan.
- Stres berkepanjangan. Contohnya, kalau kita terus-terusan stres, pikiran kita bisa aja ngelakuin cara nyelametin diri sendiri dengan cara “ngilang” sebentar dari kenyataan.
- Gangguan mental lainnya. Contohnya, seringkali, gangguan disosiatif ini jalan bareng sama masalah mental lainnya, kayak sedih terus (depresi), cemas berlebihan, atau trauma berat (PTSD).
Kalau kita punya masalah yang bikin sedih banget dan kita enggak tahu cara ngatasinnya, pikiran kita kadang-kadang kayak mau ngelindungin diri sendiri. Caranya? Ya, dengan bikin kita kayak “lupa” atau “nggak nyambung” sama kejadian buruk itu. Jadi, kita jadi kayak orang yang berbeda saat inget kejadian itu.
Dampak Gangguan Disosiatif dalam Kehidupan Sehari-hari
Bukan cuma pikiran aja yang terpengaruh, gangguan disosiatif juga bisa bikin hidup kita jadi susah. Banyak hal sehari-hari yang jadi enggak nyaman karena gangguan ini.
- Kesulitan menjalin hubungan sosial. Bayangin deh, rasanya kayak canggung terus kalau lagi ngobrol atau main sama teman-teman. Jadi susah banget buat punya teman dekat.
- Gangguan identitas diri. Kadang, kita jadi bingung, “Aku ini siapa sih sebenarnya?”. Rasanya kayak ada yang kurang gitu, enggak pernah merasa benar-benar jadi diri sendiri.
- Produktivitas menurun. Contohnya, susah banget buat fokus sama tugas atau belajar. Rasanya kayak lagi ngelakuin sesuatu, tapi pikiran kita melayang ke mana-mana.
- Ketidakstabilan emosi. Contohnya, perasaan kita kayak roller coaster, bisa senang banget tiba-tiba sedih banget. Susah banget buat ngontrol emosi sendiri.
Sahabat kita butuh bantuan yang tepat agar bisa kembali merasa tenang dan bahagia.
Cara Mengobati Gangguan Disosiatif Menurut Medis
Untuk mengatasi gangguan disosiatif, teman-teman kita yang mengalaminya biasanya dibantu dengan terapi. Terapi ini bisa membantu mereka sembuh dari pengalaman buruk dan cara mereka mengingat peristiwa traumatis. Beberapa cara yang sering digunakan antara lain:
- Psikoterapi. Hal ini seperti teman bicara yang baik dan mengerti. Terapis akan membantu kita mengingat hal-hal buruk yang pernah terjadi, mengatasi rasa sedih atau takut yang muncul, dan mencari cara agar kita bisa lebih tenang saat mengingatnya.
- Terapi perilaku kognitif (CBT). Terapi ini mengajarkan kita cara berpikir yang lebih positif dan sehat. Jadi, kita bisa merespons hal-hal yang dulu menyakitkan dengan cara yang lebih baik.
- EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing). Terapi ini menggunakan gerakan mata untuk membantu otak kita memproses pengalaman buruk yang masih membekas. Jadi, kita bisa merasa lebih tenang dan tidak terlalu terganggu oleh ingatan itu.
- Obat-obatan. Kadang-kadang, dokter juga memberikan obat untuk membantu mengurangi rasa sedih, cemas, atau gejala lainnya yang sering muncul.
Dengan gabungan terapi ini, kita bisa belajar menerima apa yang sudah terjadi tanpa harus merasa jauh dari diri sendiri atau kenyataan.
Pandangan Islam tentang Gangguan Disosiatif
Dalam Islam, kita diajarkan untuk selalu menjaga hati agar tetap tenang dan sehat. Agama kita ingin kita hidup seimbang, baik jasmani maupun rohani. Jadi, kalau kita lagi merasa tidak baik-baik saja, seperti mengalami gangguan disosiatif, itu bukan berarti kita lemah. Justru dalam Al-Quran dan hadis, kita bisa menemukan banyak cara untuk menenangkan hati dan menghadapi semua cobaan hidup.
Selain berobat ke dokter, kita juga harus terus berusaha untuk sembuh. Dalam Islam, kita diajarkan untuk selalu berusaha dan berdoa. Jadi, kita bisa coba beberapa cara spiritual untuk membantu mengatasi gangguan disosiatif ini, misalnya dengan:
- Mendekatkan diri kepada Allah. Jadi, Kalau lagi merasa bingung atau takut, ingat aja kalau Allah selalu ada buat kita. Cobain sering-sering baca Al-Quran, berdoa, dan ingat Allah. Pasti hati kita jadi lebih tenang.
- Shalat dan doa. Saat shalat, coba fokuskan pikiran kita pada Allah. Selain itu, kita bisa baca doa Nabi Yunus yang minta perlindungan sama Allah. Doa ini bisa bikin kita merasa lebih aman.
- Hindari stres berlebihan. Jangan terlalu memaksakan diri ya. Coba atur waktu kita untuk ibadah, istirahat, dan main sama teman-teman. Dengan begitu, kita bisa lebih santai.
- Cari dukungan teman dan keluarga. Ceritakan aja sama orang-orang terdekat kita kalau lagi merasa enggak enak. Mereka pasti mau bantu kita. Ingat, kita enggak sendirian kok.
- Konsultasi ke ahlinya. Jadi, Selain berdoa, kita juga bisa minta bantuan ke psikolog atau konselor yang mengerti agama Islam. Mereka bisa kasih kita saran yang sesuai dengan ajaran agama kita.
Baca Juga: Atasi Gangguan Mood dengan Kekuatan Iman dan Tawakkal
Kesimpulan
Sahabat, mengalami gangguan disosiatif memang nggak mudah. Tapi, tenang aja, kita pasti bisa lewati ini bersama. Selain berobat ke dokter, kita juga bisa minta bantuan Allah. Ingat, Allah selalu ada buat kita, kok.
Sabar, tawakal, dan ikhlas itu penting banget. Dengan begitu, kita udah melakukan yang terbaik. Semoga kita semua bisa segera merasa lebih baik dan tenang. Jangan ragu untuk minta bantuan siapapun, ya. Allah pasti bantu kita yang sedang berusaha.