Hukum Laki-laki Pakai Emas Dalam Islam, Bolehkah?

Halo, sahabat! Pernah nggak sih lihat ada cowok pakai kalung atau cincin emas, terus dalam hati bertanya-tanya, “Eh, emang boleh, ya?” Apalagi di zaman sekarang, perhiasan emas buat cowok modelnya makin keren-keren dan sering jadi bagian dari fashion. Tapi dalam islam ada loh hukum laki-laki pakai emas.

Nah, daripada penasaran dan menebak-nebak, di artikel kali ini, kita bakal ngebahas tuntas soal hukum laki-laki pakai emas dalam sudut pandang Islam. Kita akan coba pahami, kenapa sih ada aturan ini? Apa dasarnya? Dan gimana kalau kondisinya begini-begitu? Yuk, kita selami bareng-bareng!

Gimana Sih Hukum Laki-laki pakai emas?

Oke, kita langsung ke jawaban utamanya ya sahabat. Secara umum, para ulama dari berbagai mazhab sepakat bahwa islam Melarang laki-laki memakai emas untuk perhiasan.

Wah, kok bisa? Tenang, ini bukan aturan yang dibuat asal-asalan, lho. Larangan ini punya dasar yang kuat langsung dari lisan Rasulullah SAW. Ada beberapa hadis yang jadi landasan utamanya, dan ini penting banget untuk kita ketahui.

Dasar Larangan dari Hadis Nabi SAW

Ada beberapa riwayat hadis yang secara spesifik dan jelas banget membahas soal ini. Mari kita lihat beberapa yang paling populer.

Salah satu hadis yang paling sering jadi rujukan adalah dari sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Beliau berkata:

“Aku melihat Rasulullah SAW mengambil sutra dan meletakkannya di sebelah kanannya, dan mengambil emas lalu meletakkannya di sebelah kirinya, kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya dua benda ini haram bagi laki-laki dari umatku.'” (HR. Abu Daud)

Di hadis lain, ceritanya lebih tegas lagi, sahabat. Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma:

“Rasulullah SAW pernah melihat sebuah cincin emas di tangan seorang laki-laki. Maka, beliau pun mencabut cincin itu lalu melemparnya seraya bersabda, ‘Salah seorang dari kalian sengaja mengambil bara api dari neraka lalu meletakkannya di tangannya.’ Setelah Rasulullah SAW pergi, ada seseorang yang berkata kepada laki-laki tadi, ‘Ambillah cincinmu itu dan manfaatkanlah.’ Laki-laki itu menjawab, ‘Tidak, demi Allah! Aku tidak akan pernah mengambilnya lagi setelah Rasulullah SAW membuangnya.'” (HR. Muslim)

Kebayang nggak sih, sahabat? Rasulullah SAW mengibaratkan perhiasan yang terlihat keren itu seperti bara api dari neraka. Ini menunjukkan betapa seriusnya larangan tersebut. Ini bukan sekadar masalah selera fashion, tapi ada nilai-nilai yang lebih dalam yang ingin dijaga oleh syariat.

Kenapa Islam Melarangnya? Ini Hikmah di Baliknya

Kenapa Islam Melarangnya Ini Hikmah di Baliknya

Setiap aturan dalam Islam pasti punya hikmah atau kebijaksanaan di baliknya. Larangan emas bagi laki-laki ini bukan tanpa alasan. Beberapa hikmahnya antara lain:

1. Menjaga Fitrah Maskulin

Islam sangat menjaga fitrah atau kodrat alami antara laki-laki dan perempuan. Emas, dengan kilaunya yang mencolok dan sifatnya yang lunak, secara umum identik dengan perhiasan dan kelembutan kaum hawa. Islam menganjurkan Laki-laki untuk menjaga sifat-sifat maskulinnya, seperti ketegasan, kekuatan, dan kepemimpinan. Menggunakan perhiasan yang identik dengan perempuan dikhawatirkan bisa mengikis karakter maskulin tersebut.

2. Menghindari Sifat Sombong dan Berlebihan (Israf)

Pada umumnya emas adalah simbol kemewahan dan kekayaan. Penggunaannya secara berlebihan bisa menjerumuskan seseorang ke dalam sifat sombong, pamer (riya’), dan hidup bermewah-mewahan (israf). Jadi Islam mengajarkan kita untuk hidup sederhana dan tidak berlebihan. Allah SWT berfirman:

…وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“…Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)

Ayat ini, meskipun konteksnya makan dan minum, prinsipnya berlaku untuk semua aspek kehidupan, termasuk dalam berpenampilan.

3. Membedakan dengan Ahli Surga

Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa emas dan sutra adalah perhiasan bagi para penghuni surga. Larangan di dunia ini bisa jadi merupakan bentuk ujian kesabaran, agar kita bisa menikmati kemewahan hakiki yang telah Allah janjikan di akhirat kelak.

Gimana Kalau…? (Pertanyaan Seputar Emas)

Nah, sekarang kita masuk ke bagian yang sering bikin galau. “Gimana kalau emasnya cuma sedikit?” atau “Kalau emas putih gimana?”

  1. Kalau untuk Kebutuhan Medis (Contoh: Gigi Emas)?
    Dalam kondisi darurat atau kebutuhan medis (dharurah), para ulama memperbolehkannya. Misalnya, seseorang perlu menambal gigi dan bahan terbaik atau satu-satunya yang tersedia saat itu adalah emas, maka ini dibolehkan. Kaidah fiqih menyebutkan, “Keadaan darurat membolehkan hal-hal yang terlarang.”
  2. Kalau Emas Putih atau Dicampur Logam Lain?
    Ini nih yang sering jadi perdebatan. Hukum laki-laki pakai emas itu terkait dengan zat emasnya (‘illah atau sebab hukumnya adalah zat emas itu sendiri), bukan warnanya. Pengrajin logam mencampur emas kuning dengan logam lain (seperti nikel atau paladium) sehingga warnanya menjadi putih. Selama masih ada kandungan emasnya dan itu dominan atau menjadi tujuan utama, maka hukumnya tetap sama, yaitu haram untuk dijadikan perhiasan bagi laki-laki. Lain halnya dengan perak atau platinum, itu beda cerita dan diperbolehkan.
  3. Kalau Hanya Lapisan Tipis?
    Beberapa ulama berpendapat jika kandungan emasnya sangat sedikit, sekadar lapisan tipis yang akan luntur dan tidak berharga jika dipisahkan, maka hukumnya bisa lebih ringan. Namun, untuk kehati-hatian (ihtiyath), meninggalkannya adalah pilihan yang jauh lebih selamat.

Baca Juga: Rahasia Wakaf Emas yang Jarang Diketahui!

Kesimpulan

Jadi, sahabat, kesimpulannya sudah cukup jelas ya. Hukum laki-laki pakai emas untuk tujuan berhias diri adalah haram berdasarkan dalil-dalil yang shahih. Larangan ini bukan cuma untuk membatasi gaya kita, tapi justru untuk menjaga karakter dan fitrah kita sebagai seorang laki-laki, serta menjauhkan kita dari sifat yang sombong dan juga berlebihan.

Daripada memakai emas, masih banyak kok, pilihan aksesoris lain yang nggak kalah keren dan pastinya halal, seperti cincin perak, jam tangan dengan strap kulit atau stainless steel, gelang dari batu alam, dan lain-lain. Itu semua bisa menunjang penampilan tanpa harus melanggar aturan syariat.

Mau “Perhiasan” yang Nilainya Nggak Pernah Luntur Sampai Akhirat?

Sahabat, kita tadi sudah panjang lebar membahas tentang perhiasan dunia. Kalau emas di dunia bisa membuat kita lalai dan bahkan dilarang bagi laki-laki, ada “emas” lain yang kilaunya tak akan pernah padam dan justru mendekatkan kita pada kebaikan tak terbatas. “Emas” itu adalah sedekah.

Setiap kebaikan yang kita berikan, setiap senyuman yang kita ciptakan, adalah perhiasan sejati yang akan kita bawa sampai kapan pun.

Yuk, ubah keinginan untuk berkilau di dunia menjadi cahaya yang menerangi kehidupan orang lain bersama Yayasan Senyum Mandiri. Mereka akan mengelola donasimu menjadi program-program pemberdayaan untuk yatim dan dhuafa, membantu mereka meraih mimpi dan membangun masa depan yang lebih cerah.

Setiap rupiah dari sahabat bisa menjadi senyuman, harapan, dan kekuatan bagi mereka yang membutuhkan. Ini baru investasi dunia-akhirat yang sesungguhnya!

Klik disini atau sqan QR barcode di bawah untuk informasi selanjutnya.

Barcode Nomer CS 2025 (Yuli)

“Menebar Sejuta Kebaikan”

Tinggalkan komentar