Sahabat, fenomena ‘sound horeg’ yang bikin kaca jendela bergetar saat hajatan atau karnaval kini membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat bicara. Namun, perlu diluruskan bahwa yang menjadi masalah bukanlah musiknya, melainkan dampak buruk dari suara yang kelewat batas hingga merugikan banyak orang. Untuk memahami lebih dalam, mari kita bedah beberapa alasan di balik hukum sound horeg yang bisa menjadi haram.
1. Membahayakan Fisik & Kesehatan (Mudharat)
Kaidah emas dalam Islam itu simpel, nggak boleh ngerugiin diri sendiri, nggak boleh ngerugiin orang lain (La dharara wa la dhirar). Nah, sound horeg ini jelas-jelas menabrak aturan ini.
- Bahaya Fisik. Udah banyak kasus kaca jendela pecah, tembok rumah retak, sampai genteng rontok gara-gara getaran bass-nya yang luar biasa. Ini jelas merusak properti orang lain.
- Bahaya Kesehatan. Menurut dokter, suara super kencang bisa menyebabkan gangguan pendengaran permanen, bikin stres, naikin tekanan darah, bahkan memicu risiko serangan jantung, terutama bagi lansia dan orang yang punya riwayat penyakit.
Karena menimbulkan bahaya (mudharat) yang nyata, maka praktik ini jadi terlarang demi menjaga keselamatan jiwa (hifzh an-nafs).
2. Merampas Hak Tetangga untuk Tenang
Rumah kita itu tempat istirahat dan privasi. Kalau ada sound horeg, hak buat tidur nyenyak, belajar, atau sekadar ngobrol tenang sama keluarga jadi hilang. Padahal, menjaga perasaan dan hak tetangga itu dalam Islam levelnya iman, lho! Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia mengganggu tetangganya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jadi, saat suara sound system kita menginvasi rumah tetangga sampai bikin mereka nggak nyaman, kita sudah melakukan kezaliman dan melanggar hak mereka.
3. Berlebihan & Gak Sesuai Kebutuhan (Israf)
Jujur aja, pakai sound system segede gaban buat hajatan di gang sempit itu perlu nggak, sih? Seringnya, ini bukan soal kebutuhan, tapi soal gengsi dan pamer. Nah, sikap berlebihan inilah yang disebut israf dalam Islam. Allah SWT sangat tidak menyukai perbuatan ini:
“…dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
Acara yang meriah itu nggak harus bising. Justru, kesederhanaan seringkali membawa keberkahan yang lebih dalam.
4. Buang-Buang Duit untuk Hal Gak Manfaat (Tabdzir)
Nyewa atau ngerakit sound horeg itu bisa habis jutaan, bahkan puluhan juta rupiah. Coba bayangin, duit segitu banyak kalau tersalurkan buat hal yang lebih positif, bisa jadi apa? Bisa buat bantu biaya sekolah anak tetangga, modalin usaha kecil, atau perbaiki fasilitas umum.
Menggunakan harta untuk hal yang lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya ini disebut tabdzir. Dan kelak di hari kiamat, kita akan ditanya tentang harta kita. Rasulullah ﷺ mengingatkan:
“…(manusia akan ditanya) tentang hartanya dari mana ia peroleh dan ke mana ia habiskan…” (HR. Tirmidzi)

5. Jadi Ajang Pamer & Adu Gengsi (Riya’)
Sudah jadi rahasia umum, fenomena hukum sound horeg ini sering berujung pada ‘battle sound’. Bukan lagi soal hiburan, tapi adu kencang, adu mahal, adu keren. Niatnya udah geser jadi pamer (riya’) dan sombong (ujub), yang bisa menghapus semua pahala dari acara yang kita gelar. Kompetisi nggak sehat ini juga bisa memicu konflik dan perpecahan di masyarakat.
Baca Juga: Hukum Riya dalam Islam, Pengertian, Jenis dan Juga Cara menghindarinya
Penutup
Sahabat, fatwa MUI tentang hukum sound horeg ini bukan buat melarang kita senang-senang atau merayakan kebahagiaan. Tapi, ini adalah pengingat bahwa kita tidak boleh membangun kebahagiaan sendiri di atas penderitaan dan keresahan orang lain.
Islam mengajarkan kita untuk merayakan dengan cara yang beradab, menjaga hak tetangga, dan menghindari pemborosan. Gunakan sound system sewajarnya, niatkan untuk hiburan yang baik, dan pastikan tidak ada pihak yang dirugikan.
Alihkan Dana ‘Horeg’-mu Jadi Pahala Jariyah!
Sahabat, keinginan untuk merayakan momen bahagia atau menunjukkan rasa syukur itu sangat manusiawi. Tapi, Islam mengajarkan cara yang lebih elegan dan berkah untuk mengekspresikannya.
Daripada menghabiskan jutaan rupiah untuk ‘adu kencang’ suara yang hanya sesaat dan berpotensi menimbulkan masalah, kenapa tidak mengalihkan sebagian dana hajatan itu untuk sesuatu yang pahalanya abadi?
Di Yayasan Senyum Mandiri, kami siap membantumu mengubah dana ‘gengsi’ menjadi ‘investasi’ akhirat. Kamu bisa menyalurkan sedekah atas nama hajatanmu (pernikahan, khitanan, syukuran) untuk program-program kami.
Bayangkan, bukan hanya tamu undangan yang akan merasakan kebahagiaanmu, tapi juga oleh anak-anak yatim yang bisa makan kenyang atau kaum dhuafa yang terbantu bebannya. Ini adalah cara ‘merayakan’ yang sesungguhnya, yaitu menebar senyuman dan keberkahan.
Yuk, buat hajatanmu lebih bermakna! Salah satu caranya, alihkan sebagian dana ‘sound system’-mu untuk sedekah melalui Senyum Mandiri. Sehingga, perayaanmu bukan lagi sumber kebisingan, tapi sumber kebaikan.
Klik Disini atau scan QR Barcode dibawah untuk informasi lebih lanjut

“Menebar Sejuta Kebaikan”