Ciri-Ciri Penyakit Hasad – Pernah nggak sih, Sahabat, pas lagi scroll media sosial, lihat teman posting pencapaian baru, entah itu promosi jabatan, liburan ke luar negeri, atau lamaran romantis, eh, hati kita rasanya malah nyesek? Bukannya ikut senang, malah ada perasaan nggak nyaman yang susah dijelasin. Atau mungkin, diam-diam kita berharap, “Ah, semoga bahagianya nggak lama-lama.”
Hati-hati, Sahabat! Kalau perasaan kayak gitu sering mampir, bisa jadi itu adalah alarm bahwa ada ciri-ciri penyakit hasad yang mulai menggerogoti hati kita tanpa disadari. Dalam Islam, hasad (dengki atau iri hati) ini bukan penyakit kaleng-kaleng. Ia disebut sebagai salah satu penyakit hati paling destruktif karena dampaknya luar biasa. Hasad bisa merusak iman, menghancurkan pertemanan, dan yang pasti, bikin batin kita nggak pernah tenang.
Imam An-Nawawi menjelaskan hasad secara sederhana sebagai keinginan agar nikmat yang dimiliki orang lain itu lenyap. Ngeri, ya? Dari kacamata psikologi modern pun, hasad ini punya akar masalah yang jelas, yaitu social comparison alias kebiasaan membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Kalau nggak dikelola dengan benar, kebiasaan ini bisa memicu stres, cemas berlebihan, bahkan merusak hubungan kita dengan orang-orang di sekitar.
Rasulullah SAW bahkan memberikan peringatan keras tentang bahaya hasad ini dalam sebuah hadis:
إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
“Jauhilah oleh kalian sifat hasad, karena sesungguhnya hasad itu dapat memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR. Abu Dawud)
Biar kita bisa lebih waspada, yuk, kita bedah bareng-bareng tujuh ciri-ciri penyakit hasad yang seringnya muncul secara halus dan tanpa kita sadari. Anggap ini sebagai sesi check-up kesehatan mental dan spiritual kita, ya!
1. Mood Langsung Anjlok Dengar Kabar Baik Orang Lain
Salah satu ciri-ciri penyakit hasad yang paling umum adalah rasa tidak senang mendengar keberhasilan orang lain. Misalnya, sahabat dekat kita mendapat pekerjaan impian. Alih-alih ikut bahagia, hati justru terasa sesak. Perasaan ini jika dibiarkan akan mengikis empati dan bisa menjauhkan kita dari hubungan sehat.
2. Jadi Detektif Dadakan, Sibuk Cari Celah Kesuksesan Orang
Saat melihat teman atau kolega meraih sukses, orang yang di hatinya ada bibit hasad akan langsung berubah jadi detektif. Tapi bukan untuk mencari inspirasi, melainkan untuk mencari celah dan kekurangan. Pikiran-pikiran seperti, “Ah, dia bisa sukses paling juga karena ada ‘orang dalam’,” atau “Wajar aja bisnisnya maju, modalnya dari orang tua,” mulai bermunculan. Sahabat, ini termasuk ciri-ciri penyakit hasad karena fokus kita bukan lagi pada pengembangan diri, tapi sibuk merendahkan pencapaian orang lain agar kita merasa sedikit lebih baik.
3. Merasa Kesuksesan Orang Lain Adalah Ancaman
Pernah merasa seolah-olah jatah sukses di dunia ini terbatas? Jadi, ketika orang lain berhasil, kita merasa jatah kita berkurang. Pola pikir ini adalah tanda bahaya. Orang yang hasad sering kali memandang prestasi orang lain sebagai ancaman personal. Padahal, Allah SWT sudah menegaskan bahwa karunia-Nya sangat luas dan rezeki setiap hamba sudah diatur.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain…” (QS. An-Nisa: 32)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap orang punya porsinya masing-masing. Memandang kesuksesan orang sebagai ancaman hanya akan membuat kita sulit berkolaborasi dan menutup pintu kebaikan untuk diri sendiri. Dalam psikologi, ini disebut malicious envy, yaitu iri hati yang nggak cuma bikin kita benci, tapi juga berharap orang lain jatuh.
4. Susah Banget Bilang “Selamat, ya!” dengan Tulus
“Selamat ya!” Dua kata yang simpel, tapi bisa terasa berat banget diucapkan oleh orang yang hatinya terjangkit hasad. Mungkin mulut bisa berucap, tapi bahasa tubuh dan raut wajah nggak bisa bohong. Senyumnya dipaksain, ucapannya nggak tulus dari hati. Ini juga bagian dari ciri-ciri penyakit hasad. Rasulullah SAW mengajarkan kita sebuah penawar yang indah: doakan keberkahan untuknya. Ucapkan “Barakallahu fiik” (semoga Allah memberkahimu). Dengan mendoakan orang lain, kita sedang melatih hati untuk ikut bahagia dan membersihkannya dari dengki.
5. Meremehkan Pencapaian Orang Lain
Hasad sering kali membuat kita menjadi pribadi yang sulit mengapresiasi. Pencapaian orang lain, sekecil apa pun, selalu terlihat biasa saja di mata kita. Misalnya, temanmu dengan bangga cerita berhasil menyelesaikan lari 5K pertamanya, tapi respons di kepala kita, “Gitu doang? Gue juga bisa kali.” Sikap meremehkan ini adalah ciri-ciri penyakit hasad yang membuat hati jadi keras, sombong, dan sulit menghargai proses yang orang lain jalani.
6. Hidupnya Isinya Cuma Banding-Bandingin Diri
Social comparison theory dalam psikologi bilang kalau membandingkan diri itu wajar, kok. Tapi jadi nggak wajar kalau sudah berlebihan dan bikin kita sengsara. Kerjaannya scrolling timeline, lihat teman A liburan ke Eropa, teman B beli mobil baru, teman C menikah, terus kita meratapi nasib sendiri dan merasa hidup kita paling gagal sedunia. Waspadai penyakit hasad jika siklus ini terjadi terus-menerus. Ini adalah gejala kuat yang membutuhkan penanganan segera. Ingat, Sahabat, setiap orang punya timeline dan medan perangnya masing-masing. Rumput tetangga nggak selalu lebih hijau, kadang cuma filternya aja yang lebih bagus.
7. Merasa Puas dan Lega Saat Orang Lain Mengalami Kegagalan
Nah, ini adalah level paling red flag dan paling berbahaya dari hasad. Ada secuil rasa puas atau lega yang muncul pas kita dengar bisnis teman lagi seret, rencananya gagal, atau hubungannya kandas. Perasaan ini mungkin nggak pernah kita ucapkan, tapi hati kecil kita merasakannya. Dalam Islam, ini sangat terlarang karena sama saja kita mengharapkan keburukan menimpa saudara kita. Bahkan, di akhir Surah Al-Falaq, kita diajarkan untuk berlindung kepada Allah:
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ
“…dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.” (QS. Al-Falaq: 5)
Allah mengajarkan kita untuk berlindung dari kejahatan orang yang hasad. Maka, jangan sampai kita sendiri yang menjadi sumber kejahatan itu.
Baca Juga: Hasad Adalah? Begini Penjelasannya dalam Islam
Penutup
Sahabat, hati kita ini ibarat cermin yang sangat halus, gampang banget tergores oleh perasaan negatif seperti hasad. Hasad itu seperti racun slow-motion yang perlahan-lahan merusak kebahagiaan dan kedamaian kita dari dalam. Makanya, penting banget untuk mengenali ciri-ciri penyakit hasad sejak dini supaya kita bisa langsung mengendalikannya.
Jangan biarkan iri dan dengki merampas kebahagiaan sejati kita dan merusak hubungan baik dengan sesama. Yuk, kita sama-sama belajar mengubah rasa iri menjadi inspirasi, membiasakan lisan dan hati untuk bersyukur, serta tulus mendoakan kebaikan untuk semua orang. Insya Allah, hati kita akan jadi lebih lapang, hidup pun terasa jauh lebih berkah dan membahagiakan.
Yuk, Bersihkan Hati Sambil Berbagi Senyuman!
Sahabat, salah satu cara paling ampuh untuk mengobati hati yang sempit karena hasad adalah dengan melapangkannya lewat berbagi. Ketika kita fokus untuk membahagiakan orang lain, kita jadi lupa untuk membanding-bandingkan hidup kita. Rasa syukur pun akan tumbuh secara otomatis saat kita melihat ada banyak orang yang bisa kita bantu.
Merasa sulit memulai? Jangan khawatir! Kamu bisa menyalurkan energi positifmu dan membersihkan hati dari penyakit hasad dengan ikut menebar kebaikan bersama Yayasan Senyum Mandiri. Donasimu mengubah menjadi senyuman, harapan, dan bantuan nyata bagi anak-anak yatim dan dhuafa yang membutuhkan.
Dengan berbagi, kita tidak hanya membantu mereka, tapi yang terpenting, kita sedang mengobati dan membersihkan hati kita sendiri.
Klik disini atau scan QR barcode dibawah ini untuk informasi lebih lanjut.

“Menebar Sejuta Kebaikan”