Dosa Menyebarkan Aib – Sahabat, pernah ngeh nggak sih, ada perumpamaan super jleb di Al-Qur’an yang bilang kalau menyebarkan aib orang lain itu sama aja kayak makan bangkai saudara sendiri? Gambaran yang ngeri banget ini ada di Surat Al-Hujurat ayat 12. Sebuah ayat yang kalau direnungin, bikin kita auto-mikir, sehina itu ya perbuatan ghibah dan bongkar-bongkar aib orang lain di mata Allah.
Coba deh bayangin, Allah SWT memakai perumpamaan sesuatu yang secara naluri aja udah bikin kita mual yaitu makan bangkai buat nunjukin betapa rendahnya dosa ini.
Nah, artikel ini bakal ngajak sahabat buat nyelamin lebih dalam lagi soal ngerinya dosa menyebarkan aib, kenapa sih dilarang keras, dan gimana dampaknya yang ‘serusak’ itu di kehidupan kita.
Peringatan Keras dari Allah di Surat Al-Hujurat Ayat 12
Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
“…Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)
Kena banget ya sahabat? Ayat ini jelas banget ngasih tahu kita kalau dosa menyebarkan aib itu diibaratkan kayak tindakan paling menjijikkan: makan daging saudara kita sendiri yang udah jadi bangkai. Allah memilih analogi super ekstrem ini supaya kita bener-bener ngerasa betapa busuknya perbuatan ghibah.
Kenapa Sih Sampai Diibaratkan Makan Bangkai?
Ada beberapa alasan filosofis yang dalam banget kenapa Allah pakai perumpamaan ini:
- Nggak Bisa Bela Diri: Bayangin aja, bangkai kan pasrah, nggak bisa ngapa-ngapain. Sama kayak orang yang aibnya kita sebarin di belakang punggungnya. Mereka nggak punya kesempatan buat klarifikasi atau membela diri. It’s a cheap shot.
- Jijik Secara Naluri: Bahkan tanpa perlu dalil, fitrah kita sebagai manusia udah pasti jijik sama yang namanya bangkai. Seharusnya, perasaan jijik yang sama juga muncul waktu kita mau mulai ghibah atau nyebarin aib orang.
- Ngerusak Brotherhood: Sama kayak kita merusak fisik saudara kita dengan memakannya, menyebarkan aib itu sama aja merusak kehormatan dan merobek tali persaudaraan sesama muslim.
Dari sini, kebayang kan betapa besarnya dosa menyebarkan aib di hadapan Allah?
Efek Domino dari Kebiasaan Menyebarkan Aib
Nggak cuma jadi dosa di hadapan Allah, perbuatan ini juga punya efek domino yang parah banget di kehidupan sosial kita.
- Bikin orang ilfeel dan nggak percaya lagi: coba deh bayangin, begitu orang lain ngecap kita sebagai tukang gosip, mereka pasti langsung jaga jarak dan nggak mau curhat ke kita lagi.
- Nambah Musuh, Bukan Teman: Aib yang disebar bisa jadi bola liar, menimbulkan fitnah, salah paham, bahkan permusuhan sengit.
- Hati Jadi Nggak Tenang: Orang yang hobinya ngomongin orang lain, hidupnya itu gelisah. Hatinya dipenuhi iri dan sibuk nyari-nyari celah kesalahan orang lain. Capek, kan?
- Siap-Siap Aib Sendiri Terbongkar: Ini yang paling ngeri. Nabi Muhammad SAW udah ngasih spoiler buat kita:
“Wahai sekalian orang yang beriman dengan lisannya tapi iman itu belum masuk ke dalam hatinya. Janganlah kalian mengumpat orang-orang Islam dan janganlah kalian mencari-cari aib mereka. Karena sesungguhnya barangsiapa yang mencari-cari aib saudaranya sesama muslim, maka Allah akan mencari-cari aibnya. Dan barangsiapa yang aibnya dicari-cari oleh Allah, niscaya Allah akan membukanya meskipun ia berada di dalam rumahnya.” (HR. Abu Dawud)
Bayangin sahabat, kita yang rugi banget kalau hidup cuma kita isi dengan ngorek-ngorek kekurangan orang, padahal aib dan dosa kita sendiri mungkin udah setinggi gunung. Karena itulah Allah memperingatkan bahwa dosa menyebarkan aib itu bahaya laten.
Baca Juga: Bahaya Dosa Ghibah, Ringan di Lidah, Berat di Timbangan Amal
Relate ke Kehidupan Zaman Now
Coba kita tarik ke kondisi nyata. Misalnya di kantor, ada teman yang bikin kesalahan kecil. Kalau kita langsung cepu ke teman-teman lain, tanpa sadar kita udah nyoreng nama baiknya. Padahal, bisa jadi dia udah nyesel banget dan lagi berusaha memperbaikinya.
Atau dalam keluarga, pas kita curhat masalah pribadi saudara di media sosial. Niatnya mungkin cuma nuangin isi kepala, tapi dampaknya bisa kemana-mana. Rasa malu, kehormatan yang rusak, sampai hubungan keluarga yang renggang bisa terjadi cuma karena lisan atau jempol yang lebih cepat dari pikiran.
Inilah bentuk nyata dosa menyebarkan aib di era digital, ghibah yang levelnya udah 2.0, nggak cuma lewat mulut, tapi juga lewat status, kolom komentar, atau chat grup WhatsApp.
Gimana Caranya Biar Nggak Terjebak Dosa Ini?
Sahabat, namanya manusia, kita semua pasti pernah khilaf. Tapi, ada beberapa langkah praktis yang bisa kita lakuin biar nggak kepleset lagi di dosa yang sama:
- Rem Lisan dan Jempol: Ini basic banget tapi paling susah. Kalau nggak ada yang baik buat diomongin, mending diem. Ingat sabda Nabi SAW: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
- Cari Sisi Positif Orang Lain: Coba deh, paksa diri kita buat fokus ke kebaikan orang, bukan kelemahannya. Semua orang punya sisi baik, kok.
- Inget, Kita Juga Punya Aib: Ini self-reminder keras nih. Kalau aib kita yang disebar, sanggup nggak? Nah, jangan lakuin itu ke orang lain. Nabi bersabda: “Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim).
- Perbanyak Istighfar: Sadar kalau Allah itu Maha Melihat bakal jadi tameng ampuh buat ngejaga hati dari niat-niat buruk.
- Ubah Gosip Jadi Doa: Daripada sibuk ngomongin keburukannya, mending angkat tangan dan doain dia diam-diam biar dapat hidayah dan jadi lebih baik. Lebih berkelas, kan?
Dengan cara ini, kita nggak cuma nyelametin diri dari dosa menyebarkan aib, tapi juga ikut ngebangun lingkungan pertemanan yang lebih sehat dan suportif.
Kesimpulan
Gimana sahabat, dosa yang satu ini emang sering banget kita anggap remeh, kan? Padahal Allah SWT udah ngasih peringatan super keras di Al-Qur’an, pakai analogi yang bikin merinding. Dosa menyebarkan aib itu bukan cuma ngerugiin orang lain, tapi juga bikin hati kita jadi hitam dan bisa-bisa bikin kita kena murka Allah.
Daripada sibuk jadi detektif aib orang lain, yuk mending kita sibuk jadi arsitek yang ngebangun diri sendiri jadi lebih baik. Ingat, setiap kita adalah pendosa yang aibnya sedang ditutupi oleh Allah. Jika kita menutupi aib orang lain di dunia, insya Allah, Allah pun akan menutupi aib kita kelak di hari kiamat.
Semoga Allah menjauhkan kita semua dari lisan dan jempol yang tajam, serta memudahkan kita jadi pribadi yang menjaga kehormatan sesama. Aamiin.
Yuk, Ganti Ghibah dengan Kebaikan Nyata!
Sahabat, daripada energi kita habis buat nyari-nyari kesalahan orang, mending kita salurin buat sesuatu yang lebih positif dan ngebantu sesama, kan? Ngomongin keburukan orang lain nggak nambah pahala, malah ngurangin. Tapi, ngebantu nutupin kesulitan orang lain, itu baru luar biasa!
Nah, ngomong-ngomong soal kebaikan, ada satu cara keren buat mengubah energi ‘julid’ jadi pahala, yaitu dengan ikut andil dalam kebaikan bareng Yayasan Senyum Mandiri.
Sama seperti kita diperintahkan menutupi aib saudara kita, kita juga bisa ‘menutupi’ kesulitan mereka yang membutuhkan dengan uluran tangan kita. Lewat program-program sosial dan kemanusiaan mereka, kita bisa mengubah keinginan untuk ‘berkomentar’ menjadi aksi nyata yang ‘bermanfaat’.
Yuk, salurkan kepedulianmu ke jalan yang benar! Klik disini atau scan QR barcode dibawah ini untuk informasi lebih lanjut.

“Menebar Sejuta Kebaikan”