Lagi Haid? Ini 7 Larangan Bagi Wanita Haid yang Wajib Diketahui!

Bagi seorang muslimah, datangnya haid adalah hal yang alami dan penuh hikmah. Meski terkadang terasa mengganggu, haid justru merupakan tanda kasih sayang Allah yang memberi waktu bagi tubuh untuk beristirahat. Tapi, di sisi lain, ada larangan bagi wanita haid dalam menjalankan beberapa ibadah tertentu.

Ini bukan soal membatasi, tapi justru bagian dari syariat yang penuh makna dan hikmah. Yuk, kita kupas tuntas satu per satu larangan bagi wanita haid dalam beribadah, biar kita makin paham dan menjalankannya dengan hati yang lapang.

1. Shalat, Ibadah Utama yang Di-pause Dulu

Shalat itu tiang agama, bener banget. Tapi spesial buat kita, para wanita, saat haid datang, Allah kasih dispensasi untuk nggak shalat dulu, baik yang wajib maupun sunnah. Ini bukan berarti kita malas, ya, Sahabat. Justru ini bentuk ketaatan kita pada ‘aturan main’ dari Allah.

Ingat pesan Rasulullah SAW kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha saat beliau sedang haid:

أَوَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ

“Bukankah jika seorang wanita sedang haid, ia tidak shalat dan tidak pula berpuasa?” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kerennya lagi, kita nggak berdosa sama sekali dan nggak perlu mengganti shalat yang terlewat. Hikmahnya apa? Allah Maha Tahu kalau kondisi fisik dan hormon kita lagi nggak stabil. Jadi, manfaatkan waktu ini buat istirahat sambil tetap basahi lisan dengan dzikir atau doa-doa harian.

2. Puasa, Jeda Dulu, Qadha Nanti Ya!

Sama seperti shalat, larangan bagi wanita haid juga berlaku untuk ibadah puasa, baik puasa Ramadan atau puasa sunnah. Nah, bedanya dengan shalat, puasa yang bolong ini wajib kita ganti (qadha) di hari lain setelah suci.

Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah menjelaskan ini:

“Kami dulu mengalami haid (di zaman Nabi SAW), maka kami diperintahkan untuk mengqadha puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha shalat.” (HR. Muslim)

Jadi, kalau lagi puasa Ramadan terus haid, jangan ngerasa bersalah ya, Sahabat. Cukup catat berapa hari utangnya, dan nanti dibayar setelah Ramadan usai. Ini juga bagian dari ketaatan, lho!

[Saran Peletakan Gambar: Buat visual sederhana yang membandingkan Shalat dan Puasa saat haid. Misalnya, dua kolom: kolom Shalat dengan keterangan “Tidak perlu diganti (qadha)” dan tanda centang hijau. Kolom Puasa dengan keterangan “Wajib diganti (qadha)” dan ikon kalender.]

3. Tawaf di Ka’bah, Suci Itu Syarat Mutlak

Buat sahabat yang lagi umrah atau haji, tawaf atau mengelilingi Ka’bah adalah salah satu rukun yang harus ditunda saat haid. Kenapa? Karena tawaf itu ibarat shalat, syaratnya harus suci dari hadats kecil dan besar.

Nabi Muhammad SAW pernah berpesan kepada Aisyah yang sedang haid saat berhaji:

“Lakukanlah segala sesuatu yang dilakukan oleh orang yang berhaji, hanya saja jangan melakukan tawaf di Ka’bah hingga engkau suci.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tapi tenang, ibadah haji lainnya seperti wukuf di Arafah, menginap di Muzdalifah, atau melempar jumrah tetap boleh dilakukan. Jadi, prosesi hajinya tetap jalan, kok!

4. Menyentuh Mushaf Fisik Al-Qur’an

Mayoritas ulama sepakat bahwa salah satu larangan bagi wanita haid adalah menyentuh mushaf Al-Qur’an secara langsung. Dasarnya adalah firman Allah SWT:

لَّا يَمَسُّهٗٓ اِلَّا الْمُطَهَّرُوْنَۗ

“Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan.” (QS. Al-Waqi’ah: 79)

Eits, tapi jangan sedih! Di era digital ini, kita tetap bisa dekat sama Al-Qur’an. Sahabat tetap boleh banget baca Al-Qur’an lewat aplikasi di smartphone atau tablet, karena itu tidak dihukumi sama dengan mushaf fisik. Interaksi kita dengan Al-Qur’an jadi nggak terputus, kan?

5. Membaca Al-Qur’an, Ada Sedikit Perbedaan Pandangan, Nih!

Kalau tadi soal menyentuh, sekarang soal membacanya. Nah, di poin ini ada sedikit perbedaan pendapat (khilafiyah) di kalangan ulama.

  • Pendapat pertama: Sebagian ulama berpendapat lebih baik dihindari untuk membacanya secara lisan (tilawah) sebagaimana ibadah rutin.
  • Pendapat kedua: Sebagian ulama lain, seperti Imam Malik dan Ibnu Taimiyah, membolehkan wanita haid membaca Al-Qur’an tanpa menyentuh mushaf, apalagi jika tujuannya untuk belajar, mengajar, atau menjaga hafalan (muraja’ah).

Jadi, gimana baiknya? Sahabat bisa memilih pandangan yang paling menenangkan hati dan sesuai dengan guru atau mazhab yang diikuti. Yang terpenting, niat kita adalah untuk tetap menjaga hubungan dengan Al-Qur’an.

6. Berdiam di Masjid (I’tikaf)

Masjid adalah rumah Allah yang suci. Karena itu, Islam melarang wanita yang sedang haid atau dalam kondisi hadats besar lainnya untuk berdiam diri atau melakukan I’tikaf di ruang shalat utama masjid. Hal ini untuk menjaga kesucian dan kemuliaan masjid. Sebagaimana disebutkan dalam hadis:

“Aku tidak menghalalkan masjid bagi orang yang junub dan tidak pula bagi wanita yang haid.” (HR. Abu Dawud)

Allah juga berfirman dalam Al-Qur’an tentang kemuliaan orang-orang yang bersuci:

…فِيْهِ رِجَالٌ يُّحِبُّوْنَ اَنْ يَّتَطَهَّرُوْاۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِيْنَ

“…Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (QS. At-Taubah: 108)

Tapi, kalau ada kajian di area luar masjid (seperti teras atau aula serbaguna), mayoritas ulama memperbolehkannya. Dan lagi-lagi, teknologi menyelamatkan kita! Kajian online via Zoom atau YouTube bisa jadi alternatif seru biar tetap update ilmu agama.

7. Hubungan Intim Suami Istri

Yang terakhir, larangan bagi wanita haid adalah melakukan hubungan intim dengan suami. Aturan ini sangat jelas disebutkan dalam Al-Qur’an:

“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: ‘Haid itu adalah suatu kotoran.’ Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci…” (QS. Al-Baqarah: 222)

Larangan ini bukan cuma soal spiritual, tapi juga sangat relevan dengan kesehatan. Secara medis, berhubungan saat menstruasi bisa meningkatkan risiko infeksi karena leher rahim sedang dalam kondisi terbuka. Jadi, anggap saja ini adalah waktu bagi suami istri untuk membangun keintiman dengan cara lain, seperti ngobrol dari hati ke hati, saling pijat, atau sekadar nonton film bareng.

Baca Juga: 4 Amalan Ketika Haid yang Perlu Kamu Tahu!

Jadi, Kenapa Ada Aturan Ini? Ini Hikmahnya, Sahabat!

Mungkin setelah baca semua poin di atas, ada yang kepikiran, “Kok banyak banget ya aturannya?”

Jawabannya simpel: setiap aturan dari Allah itu pasti bentuk cinta dan rahmat. Masa haid adalah momen tubuh kita melakukan “detoksifikasi” alami. Allah ingin kita, para wanita, mendapatkan istirahat yang berkualitas, baik fisik maupun batin.

Daripada merasa dibatasi, yuk kita lihat ini sebagai kesempatan emas untuk mengeksplorasi ibadah hati: perbanyak dzikir, istighfar, mendengarkan lantunan Al-Qur’an, nonton kajian inspiratif, atau berdoa sepuasnya. Pintu langit tetap terbuka lebar, Sahabat!

Kesimpulan

Haid bukanlah penghalang untuk kita dekat dengan Allah. Justru di balik larangan bagi wanita haid, ada ruang istirahat dan kasih sayang yang Allah sediakan secara khusus.

Jadi, saat si tamu bulanan datang, sambutlah dengan senyuman. Gunakan waktu ini untuk recharge energi, menata hati, dan mensyukuri nikmat Allah yang tak terhingga. Karena setelah suci nanti, kita bisa kembali berlari kencang dalam ibadah dengan semangat baru dan jiwa yang lebih tenang.

Yuk, Ubah Jeda Ibadahmu Jadi Berkah Untuk Mereka!

Saat Allah memberi kita nikmat untuk beristirahat dan merawat diri, itu mengingatkan kita bahwa kepedulian adalah inti dari ajaran-Nya. Di luar sana, banyak sahabat kita, terutama anak-anak yatim dan kaum dhuafa, yang juga butuh jeda dari kesulitan hidup mereka.

Merawat diri itu penting, dan berbagi kepedulian juga bentuk ibadah hati yang tak kenal henti, bahkan saat kita sedang haid.

Yuk, ubah rasa syukurmu menjadi senyuman nyata bagi mereka! Salurkan kebaikanmu melalui Yayasan Senyum Mandiri dan jadilah bagian dari gerakan yang membahagiakan sesama.

Klik disini atau scan QR barcode dibawah untuk informasi lebih lanjut

Setiap kebaikan kecilmu akan menjadi energi besar bagi mereka yang membutuhkan.

Barcode Nomer CS 2025 (Yuli)

“Menebar Sejuta Kebaikan”

Tinggalkan komentar