Adab Menagih Hutang Yang Elegan Ke Sahabat

Pernah nggak sih sahabat, ada di posisi yang serba salah banget? Mau nagih utang ke temen tapi nggak enak. Nggak ditagih, tapi dompet udah teriak minta tolong buat keperluan mendesak. Tenang kamu nggak sendirian. Kabar baiknya, Islam sebagai agama yang related banget sama kehidupan kita, udah ngasih pedoman soal adab menagih hutang.

Yup, Menagih itu hak kita, tapi ada seninya sahabat. Biar hak kita kembali, tapi pertemanan tetap solid.
Artikel ini bakal ngebahas tuntas gimana cara nagih utang yang santun, penuh hikmah, dan pastinya ngejaga hubungan tetap baik. yuk kita simak.

Lurusin Niat, Bukan Mau Membebani, tapi Membebaskan

Nagih utang itu 100% hak kita,kok. Nggak ada larangannya dalam Islam. Tapi, niat di balik itu yang jadi pembeda, antara jadi ladang pahala atau malah nambah dosa. Kalau niatnya cuma buat bikin malu atau pamer kekesalan, wah, bisa jadi bumerang.

Coba deh kita ubah niatnya. Gimana kalau kita nagih karena sayang sama teman kita? Karena kita ingin bantu dia bebas dari beban utang yang bisa memberatkan sampai di akhirat nanti. Kalau niatnya begini, setiap usaha kita buat nagih, insya Allah jadi ibadah.

Rasulullah SAW bahkan menjanjikan pahala luar biasa bagi yang bersabar:

“Barang siapa memberi tenggang waktu kepada orang yang kesulitan (membayar utang), maka ia akan mendapatkan (pahala) sedekah setiap harinya sebelum batas waktu pelunasan.” (HR. Ahmad)

Bayangin, Sahabat. Niat kita yang tulus buat nolong teman bisa jadi investasi pahala harian. Keren, kan?

Utang Itu Urusan Serius Sampai Ke Akhirat!

Mungkin ada yang mikir “Ah, utang doang nanti juga di bayar, santai aja” Padahal dalam islam, utang ini serius banget sahabat, ini bukan soal duit tapi soal tanggung jawab yang bakal di bawa sampai mati. Rasulullah pun sampai ngasih peringatan kersa ini.

“Jiwa seorang mukmin itu terkatung-katung dengan sebab utangnya sampai utang itu dilunasi.” (HR. Tirmidzi)

Makna hadis ini dalem banget. Artinya, urusan seseorang di akhirat bisa tertahan cuma gara-gara utang yang belum lunas. Jadi, saat kita mengingatkan teman soal utangnya dengan adab menagih hutang yang baik, kita sebenarnya lagi bantu dia melancarkan perjalanannya kelak.

Jaga Aibnya, Jangan Di spill di Medsos!

Gatel banget ya rasanya pengen nyindir di story medsos pas utang temen nggak di bayar-bayar? Tahan sahaba, tahan! Emosi sesaat bisa ngerusak pahala dan pertemanan yang udah di bangun lama. Islam juga ngajarin kita buat jadi penjaga aib terbaik buat saudara kita.

Ingat Sabda Rasulullah SAW:

“Barang siapa menutupi (aib) seorang Muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim)

Mempermalukan teman karena utang itu nggak boleh. selain bikin suasana makin keruh, kita juga bisa kehilangan pahala. jadi, sahabat bisa menagih secara privasi atau cukup antara kamu dan dia, nggak perlu ada penonton.

Mulai Dari Yang Ringan Jangan Langsung Nge Gas

Kalau yang ngutang itu teman dekat, jangan langsung kirim pesan ke intinya, “woy, utang lo kapan mau di bayar?” Coba deh say hi dulu, awali dengan obrolan santai yang nggak ada hubungan nya sama utang.

contohnya:
“Bro gimana kabarnya, sehat? Proyek lancar? Kangen juga nih kita nongkorng sambil ngopi kaya dulu.”

Nah, kalau dimulai dengan santai gini kan dia nggak bakalan ngerasa di serang. Suasananya lebih cair, jadi pas kamu nyinggung soal utang, dia lebih siap dan terbuka.

Singgung Secara Halus, Bukan Nuntut Paksa

Nah, setelah ngobrol basa basi, baru deh langsung ke intinya dengan bahasa yang suoer halus. Jangan gunakan kalimat yang menuduh, tapi gunakan kalimat yang sifatnya mengingatkan.

Misalnya:
“Eh, sori nih, gue lagi beres-beres catatan keuangan, eh keinget soal pinjeman waktu itu. Udah ada kabar baik belum, ya?”

Nah, kalo ngobrolnya gini kan lebih netral dan ngasih dia ruang buat ngejelasin kondisinya tanpa merasa disudutkan. Inilah bagian dari seni dan adab menagih hutang.

Tawarin Solusi Bukan Cuma Ngasih Tekanan

Kadang, masalahnya bukan teman kita nggak mau bayar, tapi emang lagi nggak mampu. Di sinilah empati kita diuji. Alih-alih neken terus, coba tawarkan jalan keluar.

Contoh:
“Kalau emang belum bisa lunas langsung, santai aja. Dicicil sebisanya juga aku terima kok. Yang penting ada kabar dan progresnya, biar kita sama-sama enak.”

Dengan nunjukkin pengertian, kita bantu dia jaga harga dirinya. Ini nunjukkin kalau kita peduli sama dia, bukan cuma sama uang kita.

Jelasin ‘Kenapa’ nya, Biar Dia paham

Nggak ada salahnya sedikit terbuka soal kenapa kita butuh uang itu, apalagi kalau situasinya emang mendesak. Tujuannya bukan buat maksa, tapi biar dia paham kalau ini bukan soal pelit, tapi soal kebutuhan.

Misalnya:
“Maaf banget ya aku nanyain ini lagi. Soalnya aku lagi butuh banget buat bayar uang semesteran adik, udah deket deadline soalnya.”

Kalimat yang jujur seperti ini bisa banget ngetuk pintu empati teman kita, dia juga pasti akan paham kalau kita itu emang lagi butuh uang itu, bukan karena kita peli.

Baca Juga: Pentingnya Melunasi Utang Orang Meninggal Sebelum Dikubur

Beri Kelonggaran, Raih Pahala Istimewa

Ini nih, bagian yang nunjukkin level keimanan kita Sahabat. Kalau teman kita emang jujur lagi dalam kesulitan, memberi kelonggaran waktu itu adalah perbuatan yang super mulia di mata Allah.

Allah SWT berfirman:

“Dan jika (orang yang berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 280)

Ayat ini powerful banget. Ngasih tempo itu bukan berarti kita lemah, justru itu tanda kekuatan iman dan kasih sayang kita ke sesama.

Doakan Dia, Senjata Pamungkas Pelunak Hati

mendoakan

Udah nagih baik-baik, udah ngasih solusi, tapi belum ada hasil juga? Jangan keburu naik pitam. Coba pakai senjata pamungkas seorang mukmin yaitu doa. Doakan dia dalam setiap sujud kita.

Contoh doa:

“Ya Allah, mudahkanlah rezeki dan urusan sahabatku ini. Lapangkanlah jalannya agar ia bisa segera menunaikan amanahnya dan terbebas dari beban utangnya.”

Doa tulus seperti ini bukan cuma nunjukkin kebesaran hati kita, tapi bisa jadi benar-benar membuka pintu rezeki buat dia dan juga buat kita.

Ikhlaskan Saja Atau Pertahankan? Timbang Dengan Hati

Ada kalanya kita sampai di persimpangan jalan yang sulit. kalau terus menagih bisa berisiko merusak hubungan, atau merelakannya demi menjaga persaudaraan? Coba deh timbang beberapa hal ini:

  • Apakah nominalnya rela untuk kamu ikhlaskan?
  • Apakah temanmu ini punya banyak kebaikan lain kepadamu di masa lalu?
  • Apakah hubungan pertemanan ini jauh lebih berharga dari nominal uang tersebut?

Nah, kalau jawabannya “iya”, mungkin sudah saatnya kita belajar mengikhlaskan. Bukan karena kita kalah, tapi karena kita memilih sesuatu yang lebih besar yaitu ukhuwah/persaudaraan.

Kesimpulan

Jadi intinya, adab menagih hutang itu bukan sekadar sopan santun biasa, tapi seni menjaga hubungan sambil menunaikan hak. Luruskan niat, gunakan cara yang santun, tawarkan solusi, doakan dengan tulus, dan beri kelonggaran jika memungkinkan.

Ingat Sahabat, menagih itu hak. Tapi cara kita menagihlah yang menentukan apakah kita cuma dapat uangnya kembali, atau dapat bonus pahala dan pertemanan yang makin solid.

Bantu Mereka yang Berjuang, Salurkan Kebaikanmu di Sini!

Sahabat, membaca artikel ini mungkin bikin kita sadar betapa berharganya sikap saling membantu dan meringankan beban sesama. Semangat untuk memberi kelonggaran atau bahkan mengikhlaskan utang teman adalah cerminan dari hati yang peduli.

Bagaimana jika semangat kebaikan itu kita salurkan lebih luas lagi? Di luar sana, banyak saudara kita yang berjuang lebih keras, bukan hanya untuk membayar utang, tapi untuk sekadar menyambung hidup esok hari.

Jika hatimu tergerak, Yayasan Senyum Mandiri siap menjadi jembatan kebaikanmu. Kami membantu mereka yang dhuafa dan membutuhkan uluran tangan untuk tersenyum kembali.

Yuk, jadi bagian dari solusi! Salurkan semangat kepedulianmu melalui Yayasan Senyum Mandiri. Karena setiap kebaikan yang kamu berikan, sekecil apa pun, akan menjadi senyum bagi mereka dan pahala tak terputus untukmu. Kebaikanmu, senyum mereka!

Klik disini atau scan QR barcode dibawah untuk informasi lebih lanjut.

Barcode Nomer CS 2025 (Yuli)

“Menebar Sejuta Kebaikan”

Tinggalkan komentar