Di sudut sebuah pesantren yang sederhana, tepatnya di Jl. Rumbia No.175, Karangreja, Kec. Pebayuran, Kabupaten Bekasi, suara merdu lantunan ayat suci Al-Qur’an mengalun indah. Di dalamnya, santri-santri di Pondok Pesantren Nihayatul Amal Sobandiyah sedang duduk bersimpuh, jemari mereka menyusuri lembaran Al-Qur’an yang sudah menguning. Beberapa halaman bahkan sobek di sana-sini, sulit terbaca, tapi semangat mereka untuk mengaji tetap membara.
Rutinitas Harian Santri
Setiap hari, mereka memulai rutinitas sejak dini hari. Bayangkan, bangun pukul tiga pagi untuk sholat Tahajjud, lalu sahur bareng sebelum melaksanakan sholat Subuh. Setelah sholat, mereka mengaji Al-Qur’an hingga pukul tujuh pagi. Meski Al-Qur’an yang mereka gunakan sudah jauh dari kata layak, mereka tetap membaca setiap ayat dengan penuh cinta. Beberapa dari mereka bahkan harus berbagi satu mushaf karena jumlahnya yang terbatas.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan mendirikan shalat serta menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi.” (QS. Fatir: 29)
Harapan di Tengah Keterbatasan
Di sela-sela mengaji, seorang santri bernama Faris menghela napas. Ia mencoba merapikan lembaran mushaf yang hampir lepas dari jilidnya. “Ustadz, bagaimana ya kalau halaman ini sampai hilang? Kita jadi engga bisa baca ayat yang ada di halaman tersebut” ujarnya dengan nada lirih. Sang ustadz hanya tersenyum dan mengusap kepala Faris. “Kita berdoa, semoga Allah selalu memberkahi kita.”
Dan ternyata, harapan itu datang melalui Program Wakaf Al-Qur’an yang digagas oleh Yayasan Senyum Mandiri. Melalui program ini, diharapkan ada tangan-tangan dermawan yang bersedia memberikan mushaf mushaf baru bagi para santri. Ini bukan sekadar memberikan Al-Qur’an fisik, tetapi juga mengalirkan pahala yang tak terputus kepada para donatur, seperti setiap huruf yang dilafalkan oleh santri.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya di antara amalan dan kebaikan yang akan terus mengalir pahalanya bagi seorang mukmin setelah ia meninggal dunia adalah ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan, anak shalih yang mendoakannya, mushaf Al-Qur’an yang diwariskannya, masjid yang dibangunnya, rumah bagi ibnu sabil yang didirikannya, sungai yang dialirkannya, dan sedekah yang ia keluarkan dari hartanya dalam keadaan sehat dan masih hidup. Pahalanya akan terus mengalir setelah kematiannya.” (HR. Ibnu Majah)
Assessment Wakaf dan Kebutuhan Santri
Pada tanggal 1 Maret atau 1 Ramadhan, dilakukan assessment untuk menilai kebutuhan mushaf baru bagi santri. Hasilnya, kondisi Al-Qur’an yang mereka gunakan sangat jauh dari layak. Dengan total 100 santri dan 13 pengajar, kebutuhan akan mushaf yang baik semakin dibutuhkan. Melalui inisiatif ini, diharapkan pada 15 Maret atau 15 Ramadhan, setiap santri bisa mendapatkan Al-Qur’an yang baru, lebih nyaman untuk dibaca, dan lebih memotivasi mereka dalam menghafal serta memahami makna ayat-ayat Al-Qur’an.
Aktivitas Santri dan Pentingnya Wakaf
Setiap hari, para santri memanfaatkan waktu mereka dengan optimal. Mereka belajar kitab kitab seperti Urjuzah Miiyyah, Nahwu, Shorof, dan bahasa Arab sebelum dzuhur. Setelah itu, mereka beristirahat sejenak dan kembali ke masjid menjelang Ashar untuk sholat dan berdzikir. Selepas Maghrib, mereka berkumpul untuk tadarus bersama, tetapi sering kali mereka harus bergantian karena keterbatasan mushaf yang ada. Malam hari, sebelum beristirahat pukul 10 malam, mereka kembali menyempatkan diri untuk mengulang hafalan mereka.
Namun, kini ada harapan baru. Dengan adanya Program Wakaf Al-Qur’an, santri seperti Faris dan teman-temannya akan memiliki mushaf yang lebih baik, lebih mudah dibaca, dan lebih nyaman digunakan. Ini bukan sekadar tentang mengganti kitab yang sudah usang, tetapi tentang memberikan cahaya baru bagi generasi pecinta Al-Qur’an.
Mari Berwakaf, Mari Berbagi Cahaya
Melalui setiap wakaf yang diberikan, pahala akan terus mengalir seiring dengan setiap ayat yang mereka baca dan hafalkan. Setiap huruf yang dilantunkan oleh para santri akan menjadi saksi amal jariyah bagi siapa saja yang ikut serta dalam program ini.
Mari bersama-sama menjadi bagian dari perjalanan suci ini. Dengan satu mushaf, kita dapat membuka pintu keberkahan yang tak terhitung jumlahnya. Saatnya kita berbagi, saatnya kita wakafkan Al-Qur’an untuk santri-santri yang rindu mengaji dengan lebih nyaman. Klik disini untuk informasi lebih lanjut.
Allah berfirman:
“Barangsiapa yang berbuat kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya).” (QS. Az-Zalzalah: 7)
Wakafkan Al-Qur’an sekarang dan jadilah bagian dari setiap ayat yang mereka baca!