Alasan Membunuh Cicak Halo sahabat semua! Pernah nggak sih lagi asyik rebahan sambil scroll medsos, tiba-tiba ada cicak jatuh di deket kamu? Atau lagi khusyuk sholat, eh, denger suara cicak berisik dari plafon? Hewan satu ini emang ada di mana-mana dan sering kita anggap sepele. Tapi, tahu nggak sih, kalau dalam Islam ada bahasan khusus tentang cicak?
Bahkan, Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk membunuhnya. Eits, jangan langsung mikir ini ajaran yang kejam, ya. Ada cerita dan hikmah mendalam di baliknya. Nah, biar nggak salah paham, yuk kita kupas tuntas alasan membunuh cicak sampai-sampai dihitung sebagai sunnah yang berpahala.
Flashback ke Zaman Nabi, Awal Mula Cicak Jadi Musuh
Ceritanya tuh mundur jauh banget ke zaman Nabi Ibrahim AS. Sahabat pasti tahu kan kisah heroik beliau saat melawan Raja Namrud yang zalim? Singkat cerita, karena dakwahnya, Nabi Ibrahim dihukum dengan cara dibakar hidup-hidup di dalam api yang super besar.
Di saat genting itulah, terjadi sebuah peristiwa yang dicatat sejarah. Semua hewan di sekitar situ berusaha memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim. Mereka membawa air dengan paruh atau mulut mereka, walau kita tahu itu usaha yang mustahil. Tapi, ini soal keberpihakan pada kebenaran.
Eh, ada satu hewan yang kelakuannya beda sendiri. Siapa lagi kalau bukan cicak. Bukannya bantu madamin, cicak ini malah sibuk niup-niup api biar makin berkobar. Sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, “Dahulu cicak ikut meniup (api) yang membakar Ibrahim.”
Karena aksi pengkhianatannya inilah, Rasulullah SAW memberikan julukan khusus buat cicak, yaitu fuwaisiq (si penjahat kecil). Kisah ini ngajarin kita kalau sekecil apapun peran kita dalam mendukung keburukan, itu bakal dicatat.
Dalilnya Jelas, Bukan Katanya-Katanya
Biar makin mantap, anjuran ini bukan sekadar cerita turun-temurun, tapi ada landasan hadisnya yang sahih. Yuk, kita cek bareng-bareng:
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash, ia berkata:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuh cicak, dan beliau menyebutnya sebagai si fuwaisiq (penjahat kecil).” (HR. Muslim)
Nah, yang lebih keren lagi, ada bonus pahala yang beda-beda tingkatannya, lho. Dalam hadis dari Ummu Syarik RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa membunuh cicak dengan sekali pukulan, maka baginya pahala seratus kebaikan. Jika dengan pukulan kedua, maka pahalanya di bawah itu. Dan jika dengan pukulan ketiga, maka pahalanya di bawah itu lagi.” (HR. Muslim)
Hadis ini nunjukkin kalau makin cepat dan efisien kita menyingkirkan si fuwaisiq ini (langsung kena dalam satu pukulan), makin gede pahala yang kita dapat. Keren, kan?
Hikmah Keren di Balik Anjuran Ini
Oke, jadi kenapa sih sampai ada anjuran ini? Apa cuma karena dendam sejarah? Tentu nggak, sahabat. Ada banyak pelajaran berharga yang bisa kita ambil:
1. Simbol Perlawanan Terhadap Kezaliman
Kisah cicak dan Nabi Ibrahim itu simbolis banget. Cicak mewakili pihak yang mendukung kezaliman, walau perannya kecil. Dengan membunuh cicak yang ada di rumah, kita seolah-olah diingatkan secara spiritual: “Aku nggak akan pernah ada di pihak yang mendukung keburukan, sekecil apapun bentuknya!”
2. Isu Kesehatan yang Nggak Boleh Diabaikan
FYI, ini bukan cuma soal sejarah. Para ahli, termasuk Imam An-Nawawi dalam kitabnya Syarah Muslim, menjelaskan kalau cicak itu bisa jadi sumber penyakit. Kotorannya mengandung bakteri berbahaya seperti E. coli dan Salmonella. Bayangin deh, kotoran itu jatuh ke makanan, minuman, atau perlengkapan ibadah kita tanpa sadar. Jadi, anjuran ini juga relevan banget buat menjaga kebersihan dan kesehatan keluarga di rumah.
3. Latihan Buat Jadi Pribadi yang Tegas & Efisien
Hadis tentang pahala satu pukulan itu ngajarin kita soal ihsan (melakukan sesuatu dengan cara terbaik). Tujuannya adalah membunuh dengan cepat, tanpa menyiksa hewan itu berlama-lama. Ini melatih kita buat jadi pribadi yang tegas, sigap, dan efisien dalam menyingkirkan sesuatu yang berpotensi membawa mudarat.
Baca Juga: Cari Tahu! Bagaimana Nasib Hewan di Akhirat
Gimana Caranya? Tentu Ada Adabnya
Saat sahabat menemukan cicak di rumah, inget ya, tujuannya bukan buat menyiksa. Lakukan dengan cepat dan tepat sasaran. Nggak perlu juga sampai jadi “pemburu cicak” dan nyari-nyari ke seluruh penjuru alam. Anjuran ini lebih berlaku buat cicak yang masuk ke lingkungan hidup kita, seperti rumah, masjid, atau tempat kita beraktivitas.
Pelajaran Moral dari si Cicak
Dari seekor hewan kecil, kita bisa dapat pelajaran hidup yang besar:
- Jangan jadi “kompor”: Jangan pernah ikut-ikutan memperkeruh suasana, menyebar fitnah, atau mendukung kezaliman.
- Yang kecil bisa berdampak besar: Jangan remehkan perbuatan baik atau buruk sekecil apapun. Semua ada nilainya.
- Bersikap tegas pada keburukan: Kalau ada hal negatif di sekitar kita, jangan dibiarkan. Singkirkan dengan cara yang baik dan tegas.
Kesimpulan
Jadi sahabat, sekarang sudah jelas kan alasan membunuh cicak itu bukan karena Islam anti sama hewan. Sebaliknya, ada landasan syariat yang kuat, mulai dari sejarah pengkhianatan di zaman Nabi Ibrahim AS hingga aspek kesehatan yang sangat relevan di zaman sekarang.
Ini adalah sunnah yang ngajarin kita tentang keberpihakan, ketegasan terhadap keburukan, pentingnya kebersihan, dan bahkan cara berbuat ihsan dalam bertindak.
Satu Pukulan Memberi Pahala, Satu Kebaikanmu Memberi Asa
Sahabat, kita baru saja belajar gimana satu tindakan kecil yang didasari sunnah, seperti membunuh cicak dengan satu pukulan, bisa mendatangkan pahala yang besar. Ternyata, prinsip yang sama juga berlaku untuk kebaikan lainnya lho!
Satu kebaikan kecil yang kita lakukan hari ini bisa jadi punya dampak yang luar biasa besar bagi orang lain. Mungkin bagi kita itu hanya sedikit, tapi bagi mereka, itu adalah harapan dan senyuman.
Yuk, ubah niat baik jadi aksi nyata! Sama seperti kita sigap menyingkirkan gangguan di rumah, mari kita juga sigap membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan. Salurkan sedikit rezekimu melalui Yayasan Senyum Mandiri. Setiap donasi dari sahabat akan menjadi energi baru bagi mereka untuk terus tersenyum dan berjuang.
Klik disini atau scan QR barcode dibawah ini untuk informasi lebih lanjut.

“Menebar Sejuta Kebaikan”