Gampang Kok! Ini Cara Hindari Riya dan Tetap Ikhlas

Halo, Sahabat! Siapa sih di antara kita yang enggak pengen ibadah atau amal baiknya diterima sama Allah? Pasti semua pengen, kan? Tapi, tahu enggak sih, ada satu penyakit hati yang bisa tiba-tiba ngerusak semua pahala kita tanpa kita sadari? Namanya riya. Nah, kalau kita tahu cara hindari riya, ibadah kita insyaallah bakal selalu tulus dan diterima.

Riya itu gampangnya gini, ketika kita ngelakuin sesuatu yang baik, entah itu ibadah atau nolong orang, niatnya bukan cuma karena Allah semata, tapi juga pengen dipuji atau diliat orang lain. Padahal, segede apa pun amalan kita, kalau niatnya udah geser ke manusia, bisa-bisa jadi nol besar di mata Allah. Duh, serem juga ya?

Nah, kabar baiknya, ada cara hindari riya yang bisa Sahabat langsung praktikkan mulai sekarang. Artikel ini bakal ngupas tuntas strategi jitu biar kita tetap ikhlas dalam beramal dan nggak kejebak dalam “jebakan pujian” manusia. Penasaran? Yuk, kita mulai dari kenalan sama bahayanya dulu!

Apa Itu Riya dan Kenapa Harus Diwaspadai?

Secara bahasa, riya itu berasal dari kata ra’aa dalam bahasa Arab yang artinya “melihat” atau “memperlihatkan”. Jadi, dalam konteks agama, riya ini pas banget sama definisinya yaitu memperlihatkan ibadah atau kebaikan dengan tujuan biar orang lain kagum atau muji.

Rasulullah SAW sendiri pernah mengingatkan kita tentang bahaya ini. Beliau bersabda:

“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah syirik kecil.” Para sahabat bertanya, “Apa itu syirik kecil, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Riya.” (HR. Ahmad)

Bayangin, Sahabat. Amal-amal yang kita kira udah wow banget, kayak sedekah banyak-banyak, sholat yang nggak pernah bolong, atau bahkan nulis status Islami yang mendalam di media sosial, bisa jadi nggak ada nilainya kalau niatnya cuma demi pencitraan. Nyesek, kan?

Makanya, belajar cara hindari riya ini bukan cuma penting, tapi udah jadi kewajiban biar kita nggak ketipu sama amal diri sendiri. Kalo kata pepatah, “tong kosong nyaring bunyinya”, jangan sampai amal kita juga gitu, cuma rame di luar tapi kosong di dalam.

Ciri-Ciri Riya yang Sering Nggak Kita Sadari

Sebelum kita bahas lebih jauh gimana cara hindari riya, yuk kita kenali dulu tanda-tanda riya yang sering banget nyelinap diam-diam di hati kita. Hati-hati ya, Sahabat!

  • Semangat beramal pas diliat orang, tapi males pas sendirian.
    Contohnya, kamu semangat banget baca Al-Qur’an atau ikutan pengajian kalau lagi di masjid atau tempat umum, tapi giliran di rumah, mushafnya cuma jadi pajangan. Hayooo, siapa yang suka gini?
  • Kecewa berat kalau kebaikan kita nggak dihargai atau nggak ada yang tahu.
    Coba deh jujur, kalau niat kita beneran karena Allah, seharusnya nggak masalah dong kalau nggak ada yang tahu atau nggak ada yang muji? Nah, kalau kamu ngerasa kecewa, berarti ada yang perlu diluruskan lagi di niatmu.
  • Dikit-dikit cerita amal sendiri secara berlebihan.
    Kadang, cerita pengalaman itu bagus sih buat inspirasi. Tapi, kalau tujuannya udah bergeser buat pamer atau nunjukkin kalau kita paling keren, hati-hati ya, Sahabat. Itu udah masuk ranah riya!
  • Malah menghindari amal karena takut dianggap riya.
    Ini juga jebakan lho! Kalau memang niatnya udah lurus dan benar, tetap lakukan aja amalan itu. Jangan biarkan rasa takut dibilang riya menghentikan kamu dari berbuat baik. Luruskan hati, terus jalani.

5 Cara Hindari Riya dalam Kehidupan Sehari-hari

Oke, sekarang kita masuk ke bagian yang paling ditunggu-tunggu: Sahabat bisa langsung menerapkan cara praktis menghindari riya dalam kehidupan sehari-hari. Siap?

1. Latih Diri untuk Nggak Ngarep Pujian

Salah satu biang keladi munculnya riya adalah karena hati kita ini masih “lapar” pujian. Makanya, cara hindari riya yang pertama adalah membiasakan diri untuk nggak menggantungkan penilaian pada manusia.

    Misalnya, setelah kamu selesai bantu tetangga yang lagi sakit, tahan deh buat nggak nyebarin cerita itu ke grup WhatsApp atau Insta Story. Cukup Allah aja yang tahu. Nah, kalaupun ada pujian yang datang, coba deh ucapkan dalam hati, “Ini semua cuma karena pertolongan Allah.”

    2. Jaga Kerahasiaan Amal

    Amal yang paling aman dari riya adalah amal yang tidak orang lain ketahui. Contohnya? Kamu bisa sholat malam saat semua orang tidur, sedekah diam-diam lewat transfer rekening, atau membantu orang tanpa perlu menyebutkan namamu.

      Nabi Muhammad SAW bersabda:

      “Tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah… di antaranya adalah seorang yang bersedekah lalu menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diberikan tangan kanannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

      Menjaga rahasia amal ini adalah cara hindari riya yang paling ampuh. Karena kalau nggak ada yang tahu, ya nggak ada celah buat pamer, kan?

      3. Muhasabah dan Cek Niat Setiap Saat

      Sahabat, niat itu kayak kompas hidup kita. Kita harus terus-menerus ngeceknya biar nggak melenceng atau nyasar. Jangan cuma lurusin niat di awal doang, tapi juga selama dan setelah beramal.

        Tanya deh ke diri sendiri:

        • “Aku ngelakuin ini buat siapa sih?”
        • “Apa aku bakal kecewa kalau nggak dipuji?”
        • “Apa aku bakal tetap ngelakuin ini meskipun nggak ada yang tahu?”

        Dengan rutin muhasabah kayak gini, kita bisa nyaring niat-niat yang mulai kabur. Banyak orang sering mengabaikan bagian penting ini dari cara hindari riya.

        4. Ingat Ganjaran Ikhlas dan Bahaya Riya

        Motivasi kita buat ikhlas itu bisa muncul kalau kita tahu betapa berharganya keikhlasan di sisi Allah. Allah SWT berfirman:

          “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama…” (QS. Al-Bayyinah: 5)

          Sebaliknya, amal yang udah kecampur riya itu otomatis bakal tertolak. Nabi SAW bersabda bahwa Allah berfirman:

          “Aku adalah Zat yang paling tidak butuh terhadap sekutu. Barang siapa yang melakukan amal dengan menyekutukan Aku dengan yang lain, maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya.” (HR. Muslim)

          Dengan paham banget tentang ini, kita bakal terdorong buat ngejaga hati, sebagai cara hindari riya secara spiritual dan biar kita sadar nilainya.

          5. Gaulin Orang yang Ngajakin Mikirin Akhirat, Bukan Pencitraan

          Lingkungan pergaulan kita itu ngaruh banget lho sama niat kita. Kalau orang-orang di sekitar Sahabat senang memamerkan amal di media sosial, mereka bisa saja menyeret kita ikut terbawa arus.

            Sebaliknya, kalau kita deket sama orang-orang yang fokusnya cuma nyari ridha Allah, maka kita bakal lebih gampang ngejaga keikhlasan. Mereka bisa jadi pengingat paling ampuh pas niat kita mulai goyah. Jadi, pilih teman yang bisa ngejaga niatmu tetap lurus, ya!

            Bonus, Cara Hindari Riya di Era Media Sosial

            Sekarang ini, godaan riya itu nggak cuma ada di dunia nyata, tapi juga di dunia maya. Postingan “lagi sedekah”, “lagi ikut kajian keren”, atau “lagi bantu korban bencana” bisa dengan gampangnya berubah niat jadi pencitraan. Hati-hati!

            Ini tips biar kamu tetap bijak di media sosial:

            • Tahan dulu keinginan buat upload, terus tanyakan ke diri sendiri: “Apa sih manfaatnya bagi orang lain kalau aku upload ini?”
            • Kalau niatnya emang pengen ngasih inspirasi, usahain jangan tampilin muka kamu atau jumlah amalnya secara detail.
            • Fokus aja pada konten yang edukatif dan bermanfaat, bukan buat nunjukkin diri kamu.

            Media sosial itu cuma alat, Sahabat. Dia bisa jadi ladang pahala kalau kita pinter pakainya, tapi juga bisa jadi jebakan riya kalau kita lengah dan nggak hati-hati.

            Baca Juga: Hukum Riya dalam Islam, Pengertian, Jenis dan Juga Cara menghindarinya

            Kesimpulan

            Sahabat, jujur saja, ikhlas itu memang bukan perkara gampang. Tapi, bukan berarti mustahil, kok! Kita butuh melatih diri terus-menerus, mengevaluasi diri, dan mengasah kepekaan hati setiap hari.

            Dengan menerapkan cara hindari riya yang udah kita bahas mulai dari menjaga rahasia amal, nggak ngarep pujian, sampai milih lingkungan yang baik insyaAllah hati kita bakal makin bersih dan ibadah kita jadi lebih bernilai di sisi Allah.

            Karena pada akhirnya, amal yang niatnya paling jujur cuma buat Dia-lah yang Allah terima, bukan yang paling ramai dipuji orang Ingat Sahabat, bukan seberapa besar amalan kita yang penting, tapi seberapa ikhlas hati kita ketika melakukannya. Yuk, terus belajar ngejaga niat kita!

            Mau ikut menebar kebaikan tanpa riya?

            Sahabat, kalau kamu pengen ikut berkontribusi dalam amal kebaikan, tapi tetap pengen menjaga keikhlasan hati, Yayasan Senyum Mandiri adalah tempat yang tepat buat kamu! Di sini, kami akan menyalurkan setiap donasi yang kamu berikan dengan penuh amanah untuk membantu mereka yang membutuhkan, tanpa perlu kamu unggah atau pamer sana-sini.

            Yuk, jadikan niatmu murni hanya karena Allah. Klik disini atau scan QR barcode dibawah untuk informasi lebih lanjut dan rasakan indahnya berbagi dalam keikhlasan sejati. Karena kebaikan yang tulus, pahalanya akan abadi.

            Barcode Nomer CS 2025 (Yuli)

            “Menebar Sejuta Kebaikan”

            Tinggalkan komentar