Hukum Menahan Kentut Saat salat, Lanjut Atau Batalin Aja?

Sahabat, pasti kita semua pernah deh ngalamin dilema klasik pas salat lagi khusyuk-khusyuknya, eh, perut tiba-tiba minta izin buat keluar angin. Mau ditahan, takutnya salat jadi nggak fokus dan malah bikin batal. Tapi kalau dikeluarin, auto batal dan harus wudu lagi. Nah, sebenarnya gimana sih hukum menahan kentut pas kita lagi ibadah? Biar ibadah tenang dan diterima, yuk kita bedah bareng-bareng!

Gimana Islam Memandang Soal Menahan Kentut?

Oke, kita langsung ke intinya ya, sahabat. Dalam fikih Islam, hukum menahan kentut (dafi’ul hadats) saat salat itu masuk kategori makruh. Artinya, kalau dilakukan nggak bikin dosa, tapi sangat nggak dianjurkan karena bisa merusak esensi utama dari salat, yaitu kekhusyukan.

Sikap ini bukan tanpa alasan lho. Rasulullah SAW sendiri pernah bersabda:

لاَ صَلاَةَ بِحَضْرَةِ الطَّعَامِ وَلاَ وَهُوَ يُدَافِعُهُ الأَخْبَثَانِ

Artinya: “Tidak ada salat (yang sempurna) ketika makanan telah dihidangkan, begitu pula tidak ada salat (yang sempurna) bagi orang yang menahan buang air kecil atau buang air besar.” (HR. Muslim)

Walaupun hadis ini secara spesifik menyebut buang air kecil dan besar (al-akhbatsan), para ulama sepakat bahwa kentut juga termasuk di dalamnya karena sama-sama bikin gelisah dan mengganggu konsentrasi. Salat yang dikerjakan sambil menahan sesuatu yang mendesak itu rasanya jadi nggak nyaman, pikiran buyar, dan ujung-ujungnya jadi pengen buru-buru selesai. Padahal, salat itu kan momen kita buat “ngobrol” sama Allah.

Terus, Kalau Udah Kebelet Banget Pas Salat, Gimana Dong?

Nah, ini pertanyaan pentingnya. Kalau sahabat lagi salat dan “alarm” di perut udah bunyi kenceng banget, opsi terbaik dan paling bijak adalah: batalkan salat, tunaikan hajatnya, lalu ambil wudu lagi dan ulangi salat dari awal.

Mungkin kedengarannya ribet, tapi ini jauh lebih baik daripada memaksakan diri. Kenapa? Karena menjaga kesucian dari hadas (termasuk kentut) adalah syarat sahnya salat. Daripada salat dengan menahan beban, lebih baik kita kembali dalam kondisi suci, segar, dan pikiran yang tenang.

Ingat, sahabat, prinsip agama kita itu memudahkan, bukan menyusahkan. Allah Ta’ala berfirman:

يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

Artinya: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Jadi, jangan merasa bersalah kalau harus membatalkan salat untuk urusan ini. Justru itu menunjukkan kita serius dalam menjaga kualitas ibadah kita.

Satu lagi nih, biar nggak was-was. Kadang kan kita suka ragu, “ini tadi kentut beneran atau cuma perasaan doang ya?” Nah, Rasulullah SAW juga punya solusinya. Beliau bersabda, jangan batalkan salat hanya karena perasaan, kecuali kamu benar-benar yakin.

فَلاَ يَنْصَرِفْ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا

Artinya: “Janganlah ia membatalkan salatnya sampai ia mendengar suara (kentut) atau mencium baunya.” (HR. Bukhari & Muslim)

Intinya, selama belum ada bukti nyata (suara atau bau), lanjutin aja salatnya dan jangan biarkan setan bikin kita ragu.

Baca Juga: Hukum Menguap Saat Shalat, Bikin Batal Nggak Sih?

Sisi Kesehatan: Kenapa Nahan Kentut Itu Nggak Oke

Ternyata, anjuran untuk tidak menahan kentut ini sejalan banget sama ilmu kesehatan, lho. Menurut para ahli medis, kebiasaan menahan kentut bisa memicu beberapa masalah, seperti:

  • Auto Kembung dan Nyeri: Gas yang seharusnya keluar jadi numpuk di dalam dan bikin perut terasa begah, kencang, bahkan nyeri.
  • Tekanan di Perut: Penumpukan gas bisa menekan organ-organ di sekitarnya, bikin rasanya makin nggak nyaman.
  • Gangguan Pencernaan: Kalau jadi kebiasaan, dalam jangka panjang bisa-bisa ngacauin sistem pencernaan kita.

Keren banget, kan? Islam itu agama yang holistik. Aturan ibadahnya aja selaras sama logika kesehatan. Jadi, jangan sampai niat kita buat ibadah malah bikin badan jadi tersiksa ya, sahabat.

Tips Agar Salat Tetap Khusyuk Tanpa Gangguan Kentut

Biar momen salat kita nggak sering terganggu sama “sinyal-sinyal” dari perut, coba deh terapkan beberapa tips simpel ini:

  1. Kosongkan Muatan Sebelum Salat, Biasakan ke toilet dulu sebelum ambil wudu untuk memastikan perut dalam kondisi aman.
  2. Hindari makan terlalu banyak atau makanan yang menghasilkan banyak gas (seperti kol atau minuman bersoda) menjelang waktu salat.
  3. Wudu dengan Rileks, Kadang, rasa ingin kentut muncul karena kita tegang atau terburu-buru. Ambil wudu dengan tenang dan nikmati setiap prosesnya.
  4. Fokus ke Bacaan dan Makna, Saat pikiran kita fokus meresapi bacaan salat, tubuh biasanya akan ikut lebih rileks dan tenang.

Kesimpulan

Jadi, kesimpulannya jelas ya, sahabat. Hukum menahan kentut saat salat itu makruh. Nggak dosa, tapi sangat dianjurkan untuk dihindari demi menjaga kualitas dan kekhusyukan ibadah kita. Yang paling penting dalam salat bukan cuma gerakannya, tapi koneksi hati kita dengan Sang Pencipta.

Kalau memang sudah di ujung tanduk, jangan ragu untuk berhenti sejenak, selesaikan urusannya, berwudu lagi, dan mulai salat dengan hati yang lapang. Ingat, Allah lebih suka salat kita yang berkualitas, penuh ketenangan, dan ikhlas, daripada salat “ngebut” tapi pikiran ke mana-mana.

Semoga penjelasan ini bikin kita makin bijak dalam beribadah ya, sahabat. Yuk, kita jaga sama-sama kesucian, ketenangan, dan kekhusyukan salat kita.

Saat Kita Merasa Lega, Jangan Lupa Bantu yang Lain Merasa Lega Juga!

Sahabat, sama kayak kita yang lega banget pas udah bisa salat dengan tenang tanpa ada yang ditahan-tahan, di luar sana banyak saudara kita yang sedang menahan beban hidup yang berat. Mereka butuh kelegaan, butuh uluran tangan kita agar bisa tersenyum lagi.

Momen terbaik untuk berbagi adalah saat hati kita sedang merasa tenang setelah beribadah. Yuk, salurkan rasa syukur dan kelegaanmu dengan ikut menebar senyuman. Bantu mereka yang sedang berjuang agar bisa bernapas lebih lega dan menemukan kebahagiaannya kembali.

Salurkan kebaikanmu dan jadilah sumber kelegaan bagi sesama melalui Yayasan Senyum Mandiri. Satu kebaikan kecil darimu bisa jadi kelegaan besar untuk mereka!

Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi kami, dengan klik disini atau scan QR barcode dibawah.

Barcode Nomer CS 2025 (Yuli)

“Menebar Sejuta Kebaikan”

Tinggalkan komentar