Hukum Menggunakan WIFI Tanpa Izin Menurut Pandangan Islam

Hukum Menggunakan WIFI Tanpa Izin – Pernah nggak, sahabat, lagi asyik scroll media sosial, tiba-tiba kuota habis? Terus, pas cek jaringan, eh, sinyal WiFi tetangga nongol dengan gagahnya di HP kita. Tanpa pikir panjang, kadang tangan iseng pengin langsung coba connect. Awalnya mungkin iseng, tapi lama-lama bisa jadi kebiasaan.

Nah, pertanyaannya, gimana sih pandangan Islam soal ini? Boleh nggak sih kita nebeng WiFi tanpa izin? Yuk, kita bedah bareng-bareng hukum menggunakan WiFi tanpa izin biar kita semua tercerahkan dan nggak salah langkah.

Islam Itu Menjaga Banget Hak Kepemilikan Lho!

Oke, kita mulai dari dasarnya sahabat. Dalam Islam, kepemilikan itu sakral. Nggak cuma barang yang kelihatan kayak motor atau laptop, tapi juga yang nggak tampak (intangible), termasuk ya… jaringan WiFi.

Kelihatannya emang sepele kan? Cuma “nebeng sinyal” doang. Tapi, dalam kacamata syariat, hukum menggunakan WiFi tanpa izin itu jatuhnya sama kayak mengambil manfaat dari hak orang lain tanpa ridha alias tanpa kerelaan pemiliknya.

Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak halal harta seorang Muslim diambil tanpa kerelaannya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Hadis ini clear banget, sahabat. Pemanfaatan apa pun terhadap hak milik orang lain tanpa izin itu termasuk perbuatan zalim. Jadi, walau WiFi itu nggak bisa dipegang kayak uang atau makanan, hak pemiliknya tetap harus kita hormati.

Awas, “Ghasab” Versi Digital!

ilustrasi orang numpang wifi

Di dunia fikih, ada istilah keren namanya ghasab. Gampangnya, ghasab itu mengambil atau memakai sesuatu milik orang lain secara paksa atau diam-diam, tanpa izin, dan tanpa niat mengembalikannya.

Nah, hukum menggunakan WiFi tanpa izin ini bisa banget dianalogikan sebagai ghasab versi digital. Bedanya, dulu mungkin yang dighasab itu sendal di masjid, tanah, atau ternak. Sekarang, upgrade jadi sinyal internet.

Coba bayangkan sahabat ada di posisi pemilik. Kita udah bayar paket internet tiap bulan biar sekeluarga bisa online lancar, eh, tahu-tahu ada orang lain yang diam-diam ikut pakai. Ini bukan cuma soal rugi materi (yang mungkin bikin koneksi dia jadi lemot), tapi juga jelas melanggar etika. Jadi, walau kita mikir “ah, cuma dikit kok, nggak bakal ketahuan”, dalam pandangan Islam, itu tetap perbuatan yang salah.

Baca Juga: Hukum Bermain Saham dalam Islam Halal atau Haram?

Boleh Kalau Ada Izin dan Kerelaan

ilustrasi memberi wifi

Tapi, Islam itu rahmatan lil ‘alamin, nggak kaku sahabat. Kalau pemilik WiFi-nya udah bilang, “Bro/Sis, pakai aja WiFi gue, santai,” nah, itu beda cerita. Hukumnya jadi halal karena ada keridhaan (ridha) dari si pemilik.

Tapi ingat, izinnya harus jelas, ya. Bukan cuma asumsi kita aja. Jangan mentang-mentang pernah diizinin sekali pas lagi kerja kelompok, kita jadi bebas pakai selamanya tanpa konfirmasi ulang. Attitude dan etika digital tetap harus nomor satu.

Dampak Etis, Jangan Sampai Merusak Hubungan Tetangga

Nggak cuma soal hukum halal-haram, sahabat. Coba kita lihat dari sisi etika sosial. Pakai WiFi orang diam-diam itu bisa bikin nggak nyaman dan merusak kepercayaan antar tetangga. Padahal, Islam concern banget soal hubungan baik (ukhuwah islamiyah).

Menyakiti atau merugikan tetangga, sekecil apa pun, itu masalah serius dalam Islam. Rasulullah SAW bahkan pernah bersabda dengan sangat tegas:

“Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman.” Ditanyakan (sahabat), “Siapa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Yaitu orang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Serem kan? Apalagi kalau sampai kita dianggap nggak beriman cuma gara-gara nyolong sinyal yang bikin tetangga merasa terganggu atau dirugikan. Selain itu, ketahuan nebeng bisa bikin malu dan merusak silaturahmi. Padahal, menjaga perasaan tetangga itu bagian dari iman.

Jalan Keluar yang Lebih Berkah

Daripada pusing mikirin hukum menggunakan WiFi tanpa izin yang jelas-jelas bermasalah, mending cari jalan yang halal dan berkah, sahabat. Zaman sekarang, kuota internet itu makin terjangkau, kok.

Banyak operator nawarin paket unlimited (FUP) yang murah meriah, paket harian, atau bahkan kita bisa tethering dari HP lain. Kalaupun kepepet, banyak kafe atau ruang publik yang nyediain WiFi gratis. Intinya, selalu ada cara yang lebih baik dan berkah.

Membiasakan diri jujur dan menjaga hak sesama itu sendiri adalah bagian dari ibadah. Allah SWT berfirman:

“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil.” (QS. Al-Baqarah: 188)

Ayat ini jadi pengingat buat kita tentang pentingnya kejujuran dalam segala hal, termasuk urusan yang kelihatannya sepele kayak sinyal WiFi. Jadi, sahabat, tindakan mengambil sesuatu tanpa hak jelas termasuk perbuatan batil.

Kesimpulan

Jadi sahabat, dari obrolan kita tadi, kesimpulannya jelas ya, hukum menggunakan WiFi tanpa izin dalam Islam adalah haram jika dilakukan tanpa seizin pemiliknya. Tindakan itu masuk kategori ghasab (mengambil hak orang lain tanpa kerelaan). Tapi, kalau pemiliknya sudah kasih izin, hukumnya jadi halal.

Islam mengajarkan kita untuk selalu jujur, menghormati hak orang lain, dan menjauhi perbuatan yang merugikan. Jadi, daripada mencuri koneksi, lebih baik kita jaga koneksi hati kita dengan kejujuran dan tanggung jawab.

Sinyal Kebaikanmu, Senyum Mereka

Sahabat, kalau soal sinyal WiFi aja kita harus jujur dan nggak boleh mengambil hak orang lain, gimana dengan rezeki yang jelas-jelas Allah titipkan ke kita?

Daripada nebeng sinyal yang bukan hak kita, mending kita menebar sinyal kebaikan, yuk! Masih banyak saudara kita di luar sana yang butuh koneksi berupa bantuan untuk bisa tersenyum mandiri.

Salurkan sebagian rezeki sahabat melalui Yayasan Senyum Mandiri untuk program-program pemberdayaan yatim, dhuafa, dan sosial. Insya Allah, sinyal kebaikan sahabat akan sampai dan jadi berkah yang nggak terputus. Klik link di bawah ini untuk mulai berbagi senyuman!

Donasi Yayasan Senyum Mandiri

Untuk info & layanan donasi bisa hubungi kami ya, dengan klik di sini atau scan QR barcode di bawah.

Barcode Nomer CS Yayasan Senyum Mandiri 2025

“Menebar Sejuta Kebaikan”

Tinggalkan komentar