Sahabat, tiap akhir Oktober, vibes-nya pasti beda. Mall, kafe, sampai media sosial penuh sama dekorasi labu serem, tengkorak, dan orang-orang pamer kostum hantu. Yap, Halloween is back. Tapi, di tengah seru-seruannya, kita sebagai Muslim pasti kepikiran: gimana sih hukum merayakan Halloween dalam Islam? Cuma buat have fun aja boleh nggak, sih? Atau justru dilarang keras?
Asal-Usul Halloween, Bukan Sekadar Pesta Kostum

Oke, sebelum kita bahas hukum merayakan Halloween, kita flashback dikit yuk, sahabat. Dari mana sih asalnya?
Halloween itu bukan sekadar pesta kostum yang tiba-tiba ada. Akarnya itu dari festival kuno bangsa Keltik (Celtic) bernama Samhain, yang dirayakan ribuan tahun lalu di wilayah yang sekarang jadi Irlandia dan sekitarnya. Ini semacam perayaan buat menyambut musim dingin.
Mereka percaya, pas malam 31 Oktober itu, batas dunia nyata dan dunia arwah lagi ‘tipis-tipisnya’. Jadi, roh orang mati bisa balik ke bumi. Biar nggak diganggu, mereka menyalakan api unggun dan pakai kostum menyeramkan buat ngusir roh jahat.
Tradisi ini lalu nyampur sama budaya Romawi dan unsur keagamaan Kristen (menjadi All Hallows’ Eve), dan akhirnya berevolusi jadi perayaan modern yang kita kenal sekarang. Meskipun kini kesannya cuma hiburan, akarnya tetap kental banget sama ritual dan kepercayaan di luar Islam.
Pandangan Islam tentang Menyerupai Kaum Lain
Nah, di sinilah letak concern utamanya dalam Islam, sahabat. Ada konsep penting namanya tasyabbuh, yang artinya menyerupai kebiasaan atau tradisi suatu kaum dalam hal yang jadi ciri khas mereka (apalagi urusan akidah).
Ini bukan soal sepele, karena Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud, dinilai shahih oleh Al-Albani)
Hadis ini jadi pegangan utama para ulama saat membahas hukum merayakan Halloween. Mereka ngingetin, ikutan hype perayaan yang akarnya dari kepercayaan lain itu bisa banget jatuh ke perbuatan tasyabbuh. Biarpun niat kita mungkin cuma seru-seruan atau menghargai, tindakan itu tetep nggak di anjurkan, takutnya malah ngaburin batas identitas kita sebagai Muslim.
Baca Juga: Hukum merayakan Valentine dalam Islam, Boleh atau Haram?
Gimana Kata Ulama Soal Hukum Merayakan Halloween?

Jadi, to the point aja, mayoritas ulama sepakat kalau hukum merayakan Halloween itu nggak diperbolehkan alias haram.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin (salah satu ulama besar Arab Saudi) pernah ngejelasin, umat Islam dilarang ikut serta dalam perayaan yang bukan berasal dari ajaran Islam. Kenapa? Karena di dalamnya ada unsur penyerupaan (tasyabbuh) dan bentuk pengakuan terhadap tradisi yang bertentangan dengan tauhid.
Selain itu, Lembaga Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah (Komite Tetap Fatwa) di Arab Saudi juga powerful banget fatwanya: Muslim tidak boleh ikut merayakan, membantu, atau memfasilitasi kegiatan yang berakar dari ritual keagamaan non-Islam, termasuk Halloween. Bahkan, sekadar menghias rumah dengan tema tengkorak atau labu seram itu juga termasuk dalam bentuk ikut-ikutan yang terlarang.
Kenapa Sih Kita Sebaiknya Nggak Ikutan?
Sahabat, hukum merayakan Halloween ini jadi serius bukan sekadar soal boleh atau tidaknya pesta. Tapi lebih dalam dari itu, Halloween mengandung nilai-nilai yang nggak sejalan sama akidah Islam. Beberapa alasannya:
- Akar Kepercayaan Paganisme. Inti Halloween itu percaya kalau roh orang mati gentayangan dan bisa balik ke dunia. Ini jelas beda banget sama konsep Islam soal kehidupan setelah mati dan alam barzakh.
- Budaya Menakut-nakuti & Syirik Halus. Simbol-simbol kayak setan, roh jahat, penyihir, dan mantra seolah diglorifikasi dan dianggap ser”. Padahal Islam ngajarin kita buat berlindung dari hal-hal tersebut, bukan malah dijadikan mainan. Ini bisa nyerempet ke syirik halus, lho.
- Mengikis Identitas Muslim. Saat seorang Muslim enjoy ikut meramaikan Halloween, bisa timbul kesan bahwa semua tradisi dan perayaan itu sama aja. Padahal Islam memiliki ajaran dan perayaan sendiri (Idul Fitri & Idul Adha) yang penuh makna dan jelas sumbernya.
Allah SWT juga udah ngingetin kita di Al-Qur’an buat fokus sama jalan yang lurus dan nggak belok ke jalan-jalan lain yang nggak jelas. Allah berfirman:
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya…” (QS. Al-An’am: 153)
Ini jadi pengingat kuat buat kita agar selalu selektif sama budaya yang masuk ya, sahabat.
Sikap Bijak Kita Gimana Dong?
Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan sahabat ketika lingkungan sekitar sedang hype banget sama Halloween?
Chill aja sahabat. Islam nggak melarang kita untuk berinteraksi atau berbuat baik dengan non-Muslim. Tapi, kita harus tegas menjaga batasan akidah. Sahabat bisa tetap bersikap sopan tanpa harus join the fun. Misalnya, nggak usah ikut mengenakan kostum, menghias rumah, atau menghadiri pesta bertema Halloween.
Daripada energinya dipakai buat itu, mending kita switch buat hal yang lebih positif. Ajak anak-anak atau keluarga mengenal kisah para nabi, isi malam itu dengan ngaji bareng, atau mungkin ikut kajian online. Itulah bentuk “pesta” yang justru membawa berkah, bukan sekadar seru sesaat.
Kesimpulan
Sahabat, hidup di era globalisasi kayak sekarang emang bikin batas budaya jadi blurry banget. Tapi, justru di sinilah ujian keimanan kita. Menjadi Muslim yang up-to-date itu bukan berarti harus ngikutin semua tren, tapi jadi Muslim yang cerdas dan selektif dalam menyikapi apa yang masuk ke kehidupan kita.
Islam sudah memberi kita perayaan yang penuh makna, jadi tak perlu mencari keseruan di tempat yang justru bisa menjauhkan kita dari nilai-nilai tauhid.
Jadi, ketika Halloween tiba lagi, yuk sahabat kita jaga diri dan keluarga agar tidak ikut-ikutan. Karena identitas seorang Muslim sejati bukan ditentukan oleh seramnya kostum yang dikenakan, tapi oleh kuatnya keimanan yang tertanam di hati.
Yuk, Ubah ‘Trick or Treat’ Jadi Berbagi dan Peduli!
Sahabat, Halloween mungkin identik dengan Trick or Treat, menakut-nakuti, atau pesta kostum yang seram. Tapi, kita bisa bikin pesta versi kita sendiri yang jauh lebih keren dan berdampak.
Daripada sibuk ngurusin hal yang seram-seram dan nggak pasti pahalanya, mending kita fokus ke yang pasti-pasti aja, yaitu berbagi kebahagiaan.
Di Yayasan Senyum Mandiri, banyak sahabat kita, para yatim dan dhuafa, yang butuh uluran tangan kita. Yuk, salurkan energi dan rezeki sahabat buat mereka. Kita ubah budget beli kostum jadi paket sembako atau beasiswa pendidikan. Itu baru pesta yang sesungguhnya dan pahalanya long-lasting!
Yuk Klik link di bawah ini untuk Berbagi Senyuman bersama Yayasan Senyum Mandiri!
Untuk info & layanan donasi bisa hubungi kami ya, dengan klik di sini atau scan QR bar code di bawah

“Menebar Sejuta Kebaikan”