Hukum Meninggalkan Shalat – Sahabat, jujur deh, pernah nggak sih kita bengong sejenak terus kepikiran, “Gimana ya jadinya kalau shalat yang katanya tiang agama kita cuekin aja?” Ini bukan pertanyaan main-main, lho. Soalnya, Baginda Nabi Muhammad SAW pernah ngasih peringatan keras banget:
“Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barang siapa meninggalkannya, maka ia telah kafir.”
(HR. At-Tirmidzi no. 2621)
Dengerin deh sahabat. Shalat itu bukan cuma checklist harian atau ritual biar dibilang anak baik. Shalat itu pondasi iman kita. Kalau pondasinya aja udah goyah, bahkan roboh, gimana nasib bangunan iman kita yang lainnya? Yuk, kita kupas tuntas soal hukum meninggalkan shalat, ancaman serius di baliknya, dan gimana caranya kita bisa “balik arah” sebelum semuanya terlambat.
Kenapa Sih Shalat Disebut Tiang Agama?
Coba bayangin sebuah tenda camping tanpa tiang utama. Ambyar kan? Nggak mungkin bisa berdiri tegak. Nah, persis kayak gitu posisi shalat dalam agama kita. Rasulullah SAW ngejelasin dengan gamblang:
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah sholatnya. Maka, jika sholatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika sholatnya rusak, sungguh dia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari sholat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki sholat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari sholat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR Tirmidzi, no 413 dan An-Nasa’i, no 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih]
Artinya, nasib kita di akhirat itu kuncinya ada di shalat. Shalat itu kayak gate pertama penentuan. Kalau di pos ini kita lolos, insya Allah perjalanan selanjutnya lebih mulus. Jadi, kalau ada orang yang dengan sengaja dan sadar skip shalat, dia itu ibarat lagi ngerobohin tiang utama dalam hidupnya sendiri. Ngeri, kan?

Hukum Meninggalkan Shalat, Apa Kata Para Ulama?
Nah, ini bagian yang paling krusial sahabat. Para ulama dari zaman dulu sampai sekarang sepakat 100% kalau shalat itu fardhu ‘ain, alias wajib buat setiap muslim yang udah baligh dan berakal. Tapi, gimana hukumnya kalau ada yang nekat ninggalin? Para ulama membaginya jadi dua kondisi:
1. Ninggalin Shalat Sambil Nggak Percaya Kalau Itu Wajib
Kalau ada orang yang bilang, “Ah, shalat itu nggak wajib kok,” atau mengingkari kewajibannya, para ulama dari semua mazhab sepakat bahwa orang ini telah keluar dari Islam (kafir). Kenapa? Karena dia udah mengingkari salah satu pilar utama agama yang dasarnya jelas banget di Al-Qur’an dan Hadis.
2. Ninggalin Shalat Karena Malas, tapi Hati Masih Yakin Itu Wajib
Ini nih yang sering jadi kasus di sekitar kita. Di dalam hati masih percaya shalat itu wajib, tapi kalah sama rasa malas, sibuk, atau godaan dunia. Di sinilah terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama:
- Pendapat Pertama (Mazhab Hanbali): Imam Ahmad bin Hanbal, Ibnu Taimiyyah, dan ulama lainnya berpendapat orang ini tetap dihukumi kafir dan keluar dari Islam. Dasarnya adalah hadis-hadis yang sangat tegas seperti yang kita baca di awal tadi.
- Pendapat Kedua (Mayoritas Ulama): Ulama dari mazhab Syafi’i, Maliki, dan Hanafi berpendapat bahwa orang ini telah melakukan dosa yang super besar (kabirah), tapi tidak sampai keluar dari Islam. Selama hatinya masih mengakui shalat itu wajib, dia masih seorang muslim, tapi muslim yang fasik dan berada di tepi jurang bahaya.
Meskipun ada perbedaan, jangan salah paham ya, sahabat. Nggak ada satu pun ulama yang bilang, “Ah, ninggalin shalat itu santai aja.” Semuanya sepakat ini adalah dosa level tertinggi setelah syirik, dan bahayanya luar biasa.
Sentilan Keras dari Al-Qur’an
Allah SWT sendiri udah ngasih peringatan keras di dalam Al-Qur’an, bukan cuma buat yang meninggalkan shalat, tapi bahkan buat yang lalai dalam shalatnya.
“Maka celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya.” (QS. Al-Ma’un: 4-5)
Ayat ini nyentil banget. Coba kita renungkan sahabat. Kalau yang shalatnya telat-telatan, nggak khusyuk, atau suka di akhir waktu aja diancam celaka, gimana nasibnya yang sengaja skip total? Ini bukan ancaman kaleng-kaleng.
Ancaman Serius Buat yang Sengaja Skip Shalat
Berikut beberapa risiko mengerikan yang harus kita tahu:
1. Garis Tipis Antara Iman dan Kufur
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya (batas) antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 82)
Garisnya setipis itu, sahabat. Meninggalkan shalat itu seperti berdiri di perbatasan paling bahaya antara tetap menjadi seorang muslim atau tergelincir ke dalam kekufuran.
2. Terhapusnya Amal Kebaikan
Merasa udah banyak sedekah atau berbuat baik? Hati-hati, itu semua bisa hangus kalau shalat ditinggalkan. Khususnya shalat Ashar, Rasulullah SAW memberikan peringatan spesifik:
“Barangsiapa meninggalkan shalat Ashar, maka terhapuslah amalnya.” (HR. Bukhari no. 553)
Kalau meninggalkan satu shalat Ashar saja dampaknya sebesar ini, bagaimana jika meninggalkan semua shalat lima waktu?
3. Siksaan Pedih di Alam Kubur dan Akhirat
Dalam berbagai riwayat disebutkan, orang yang meninggalkan shalat akan menghadapi siksaan mengerikan sejak di alam kubur. Salah satunya, ular besar bernama Syujâ’ul Aqra’ akan mendatanginya dan terus menyiksanya sampai hari kiamat. Na’udzubillahi min dzalik.
Baca Juga: 7 Langkah Mudah Khusyuk dalam Shalat di Tengah Kesibukan Kerja
Efek Samping di Dunia, Hati Kering, Hidup Berantakan
Sahabat, pernah nggak ngerasa hidup hampa, hati gelisah, cemas berlebihan, atau kayaknya burnout tanpa sebab yang jelas? Coba deh, cek lagi shalat kita. Konsekuensi meninggalkan shalat itu bukan cuma urusan akhirat, tapi juga terasa banget di dunia:
- Hati jadi keras dan susah menerima nasihat baik.
- Hidup terasa hampa dan kehilangan keberkahan.
- Gampang banget terjerumus ke dalam maksiat lain.
- Wajah kehilangan cahaya ketaatan.
Shalat itu benteng kita. Kalau bentengnya kita tinggalin, ya wajar kalau musuh (setan dan hawa nafsu) gampang banget menyerang.
Yuk, Bangun Lagi Tiang Agamamu! Tips Biar Istiqamah
Setelah tahu semua risikonya, sekarang waktunya kita bangkit. Nggak ada kata terlambat! Berikut beberapa tips praktis biar kita bisa istiqamah:
- Niat Jadiin Prioritas Utama: Tanamkan di mindset kita: “Apapun yang terjadi, shalat nomor satu.”
- Jadwal Hidup Ngikutin Shalat, Bukan Sebaliknya: Jangan atur jadwal shalat di sela-sela kesibukan, tapi atur kesibukan kita mengelilingi waktu shalat.
- Cari Circle yang Positif: Berteman sama orang-orang yang rajin ke masjid itu nular, lho. Mereka bakal jadi pengingat terbaikmu.
- Manfaatin Teknologi: Pasang aplikasi adzan di HP. Jadikan suara adzan sebagai panggilan yang nggak boleh diabaikan.
- Jangan Lupa Minta Sama yang Punya Hati: Doa adalah senjata kita. Amalkan doa yang diajarkan Nabi: “Ya Muqallibal Qulub, tsabbit qalbi ‘ala dinik” (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).
Pintu Taubat Selalu Terbuka Lebar
Sahabat, seberapa sering pun kita pernah meninggalkan shalat di masa lalu, jangan pernah putus asa dari rahmat Allah. Allah itu Maha Pengampun. Dia berfirman:
“Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.’” (QS. Az-Zumar: 53)
Nggak perlu nunggu hari Senin atau tahun baru untuk berubah. Taubat terbaik adalah yang dilakukan sekarang juga.
Kesimpulan
Jadi sahabat, shalat itu adalah identitas kita sebagai muslim. Ia adalah tiang penyangga agama dan jalur komunikasi utama kita dengan Sang Pencipta. Hukum meninggalkan shalat sangatlah berat, berada di garis perbatasan antara iman dan kekufuran. Dampaknya bukan hanya siksa di akhirat, tapi juga kehidupan yang gelisah dan hampa di dunia.
Ayo, sahabat, jangan biarkan tiang agama dalam diri kita goyah, apalagi sampai roboh. Tegakkan shalat, dan rasakan sendiri ketenangan dan keselamatan yang dijanjikan-Nya. Jika selama ini kita lalai, ambil satu langkah kecil sekarang juga: berwudhulah, dan tunaikan shalat yang terlewat.
Dari Shalat yang Baik, Lahir Kepedulian yang Nyata
Sahabat, saat kita mulai memperbaiki shalat, kita sedang memperbaiki hubungan vertikal kita dengan Allah. Hasilnya? Hati jadi lebih peka, lebih lembut, dan lebih peduli dengan sekitar. Kepedulian ini adalah energi positif yang harus kita salurkan.
Shalat kita akan terasa lebih berdampak saat kita juga peduli pada hubungan horizontal kita dengan sesama manusia. Ingin menyalurkan energi kebaikan itu? Yayasan Senyum Mandiri adalah jembatan yang tepat.
Setiap bantuan yang sahabat salurkan bisa menjadi senyum untuk anak-anak yatim dan kaum dhuafa. Ini adalah bukti nyata bahwa shalatmu tidak hanya membuatmu lebih baik di hadapan Allah, tapi juga menjadikanmu pribadi yang lebih bermanfaat bagi sesama.
Yuk, sempurnakan tiang agamamu dengan menebar senyuman! Salurkan kebaikanmu melalui Yayasan Senyum Mandiri dan jadilah bagian dari perubahan.
Klik disini atau scan QR barcode dibawah ini untuk informasi lebih lanjut.

“Menebar Sejuta Kebaikan”