Larangan Saat Buang Hajat, Hindari 6 Kebiasaan Ini di Toilet

Larangan Saat Buang Hajat – Sahabat, pernah nggak sih kepikiran kalau urusan ke ‘belakang’ alias buang hajat itu ternyata ada aturannya? Mungkin kita anggap ini cuma rutinitas sepele yang nggak perlu diatur-atur. Eits, jangan salah! Dalam Islam, setiap detail kehidupan kita, bahkan sampai cara masuk toilet, punya adab dan etika tersendiri lho.

Ada beberapa Larangan Saat Buang Hajat yang penting banget buat kita pahami. Ini bukan cuma soal bersih-bersih biasa, tapi juga tentang cara kita menghargai syariat, menjaga kesehatan, dan bahkan adab sosial.

Penasaran apa aja? Yuk, kita kupas tuntas satu per satu dengan bahasa yang lebih santai, biar gampang nempel di kepala dan langsung bisa kita amalkan. Let’s go!

1. Dilarang Keras, Menghadap atau Membelakangi Kiblat

Oke, yang pertama dan paling fundamental. Mungkin kedengarannya sepele, tapi ini serius, sahabat. Ada sebuah hadis super populer dari Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:

“Apabila salah seorang dari kalian mendatangi jamban, maka janganlah ia menghadap kiblat dan jangan pula membelakanginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nah, larangan ini utamanya berlaku kalau kita lagi buang hajat di tempat terbuka, misalnya saat lagi naik gunung atau di alam bebas. Terus, gimana kalau di toilet modern yang sudah tertutup tembok? Di sini para ulama punya pandangan yang berbeda. Ada yang bilang nggak masalah karena ada penghalang, tapi banyak juga yang menyarankan untuk tetap menghindarinya sebagai bentuk kehati-hatian.

Intinya, sahabat, demi menjaga adab dan sebagai bentuk penghormatan kita terhadap Ka’bah yang jadi pusat arah shalat, alangkah baiknya kalau kita usahakan untuk tidak menghadap atau membelakangi kiblat. Anggap saja ini cara simpel kita menunjukkan rasa hormat, bahkan di tempat paling pribadi sekalipun.

2. Toilet Bukan Tempat Curhat, Stop Ngobrol, Nyanyi, atau Angkat Telepon!

Siapa yang suka scrolling TikTok atau balas chat sambil nongkrong di toilet? Ngaku, deh! Hehe. Ternyata, kebiasaan ini sebaiknya dihentikan, sahabat. Salah satu Larangan Saat Buang Hajat adalah berbicara untuk hal yang nggak perlu.

Imam Nawawi menjelaskan bahwa hukum berbicara saat buang hajat itu makruh (dibenci), kecuali kalau ada kondisi darurat. Misalnya, ada bahaya atau perlu minta tolong. Kenapa begitu? Karena toilet itu tempatnya kotor dan dihuni oleh setan. Jadi, kurang pantas banget kalau kita malah asyik ngobrol atau bahkan menjawab salam di sana. Kebayang, kan, betapa sakralnya kalimat salam “Assalamualaikum” tapi dijawab dari dalam toilet? Big no! Jadi, tahan dulu hasrat buat ngobrol atau nyanyi-nyanyi kecil, ya. Fokus selesaikan hajat, lalu lanjut lagi aktivitasmu di luar.

3. Bawa Barang Suci? Mending Tinggalin di Luar

Ini juga sering banget terlewatkan. Benda-benda yang ada tulisan lafaz Allah, seperti Al-Qur’an (termasuk aplikasi di HP!), buku zikir, atau bahkan cincin berukir nama Allah dan Rasulullah SAW, sebaiknya nggak ikut masuk ke dalam kamar mandi.

Kenapa ini penting? Karena membawa asma Allah ke tempat yang identik dengan najis dan kotoran dianggap sebagai tindakan yang kurang menghormati. Ini adalah bagian esensial dari adab. Kalau sahabat memakai kalung atau cincin, lepaskan dulu dan simpan di tempat aman sebelum masuk.. Ini adalah gestur kecil yang menunjukkan betapa kita memuliakan nama-Nya.

4. Jangan Jadi “Penebar Ranjau”: Larangan Buang Hajat Sembarangan

Islam itu agama yang sangat peduli sama kebersihan dan kenyamanan publik. Makanya, ada larangan keras buang hajat di tempat-tempat tertentu. Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Jauhilah dua perkara yang mendatangkan laknat.” Para sahabat bertanya, “Apakah dua perkara itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “(1) Buang hajat di jalan yang biasa dilewati manusia dan (2) di tempat mereka berteduh.” (HR. Muslim)

Selain dua tempat itu, para ulama juga menambahkan beberapa lokasi lain yang terlarang:

  • Sumber air yang tidak mengalir (air tergenang): Karena bisa mencemari air yang mungkin digunakan orang lain.
  • Di bawah pohon yang sedang berbuah: Bisa mengotori buahnya dan bikin orang jadi jijik.
  • Di lubang-lubang tanah: Karena bisa jadi itu adalah sarang hewan yang bisa terganggu atau bahkan membahayakan kita.

Aturan ini jelas banget ngajarin kita soal empati dan tanggung jawab sosial. Jangan sampai kelegaan sesaat kita malah jadi sumber masalah buat orang lain.

5. Aturan Tangan, Kanan untuk Kebaikan, Kiri untuk Membersihkan

Sudah jadi rahasia umum kalau dalam Islam, tangan kanan itu untuk hal-hal yang baik dan mulia, seperti makan, minum, dan bersalaman. Sebaliknya, tangan kiri dikhususkan untuk membersihkan kotoran. Aturan ini juga berlaku saat bersuci setelah buang hajat (istinja’).

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Qatadah RA, yang menyatakan bahwa “Rasulullah SAW melarang seseorang memegang kemaluan dengan tangan kanan saat buang air kecil, serta tidak beristinja’ (cebok) dengan tangan kanannya”

Gimana kalau tangan kiri lagi cedera? Nah, dalam kondisi darurat seperti itu, syariat memberikan keringanan untuk menggunakan tangan kanan. Namun, selama tangan kiri kita sehat walafiat, yuk, biasakan menggunakan tangan kiri untuk bersuci.

6. Awas Wasir! Bahaya Kelamaan Nongkrong di Toilet

Toilet zaman sekarang memang nyaman banget, kadang bikin betah. Tapi sahabat, jangan jadikan toilet sebagai tempat meditasi atau ruang baca ya. Berlama-lama di dalam kamar mandi itu ternyata nggak baik, lho, baik dari sisi kesehatan maupun spiritual.

  • Dari Sisi Medis: Dokter dan pakar kesehatan sering mengingatkan bahwa duduk terlalu lama di kloset, apalagi sambil mengejan, bisa meningkatkan tekanan pada pembuluh darah di sekitar anus dan memicu wasir atau ambeien.
  • Dari Sisi Spiritual:Seperti yang sudah kita singgung tadi, jin dan setan menjadikan kamar mandi sebagai tempat favorit mereka. Makanya, kita sebaiknya membaca doa sebelum masuk dan tidak berlama-lama di dalamnya agar bisa terhindar dari gangguan mereka.

Jadi, gunakan toilet sesuai fungsinya. Begitu urusan selesai, segera bersihkan diri, dan lekas keluar.

Baca Juga: Sering Dianggap Sepele! Inilah Doa Masuk Kamar Mandi

Kesimpulan

Nah, sekarang sahabat sudah tahu kan, kalau buang hajat itu bukan sekadar aktivitas buang kotoran. Ada ilmu dan adab di baliknya. Mulai dari posisi tubuh, apa yang diucapkan, hingga cara kita bersuci, semuanya punya makna.

Mempraktikkan 6 Larangan Saat Buang Hajat di atas adalah langkah awal kita untuk hidup lebih mindful dan sesuai tuntunan. Mungkin awalnya sahabat merasa aneh atau butuh penyesuaian, tapi kalau sahabat meniatkannya karena Allah, insyaallah hal itu menjadi ladang pahala yang mengalir terus-menerus.

Saatnya Naik Level, Dari Membersihkan Diri ke Membersihkan Kesulitan Sesama

Sahabat, menjaga kebersihan diri dari najis itu adalah wujud ketaatan kita. Tapi, ada satu lagi level kebersihan yang lebih dahsyat: membersihkan harta kita dan membantu membersihkan kesulitan saudara kita yang membutuhkan.

Sama seperti kita membersihkan diri setelah buang hajat, sedekah adalah cara kita “membersihkan” rezeki kita dari hak orang lain dan membuatnya lebih berkah. Kebersihan fisik itu penting, tapi kebersihan hati dan kepedulian sosial itu yang membuat kita jadi manusia seutuhnya.

Ingin menyalurkan semangat “bersih-bersih” ini ke level yang lebih tinggi? Yayasan Senyum Mandiri adalah jembatan kebaikanmu. Kami akan mengubah setiap donasi yang sahabat titipkan menjadi senyuman, harapan, dan bantuan nyata bagi anak-anak yatim dan dhuafa yang sedang berjuang.

Yuk, bersihkan harta, ringankan beban mereka, dan raih cinta Allah dengan aksi nyata.

Klik disini atau scan QR Barcode dibawah ini untuk informasi lebih lanjut.

Barcode Nomer CS 2025 (Yuli)

“Menebar Sejuta Kebaikan”

Tinggalkan komentar