Sahabat, selamat datang di bulan Safar! Mungkin tak banyak yang tahu, bulan ini menjadi saksi berbagai peristiwa bulan safar yang agung dan penuh berkah. Kisah-kisah ini bukan sekadar cerita, melainkan sumber inspirasi yang bisa membangkitkan semangat kita untuk melakukan berbagai amalan yang lebih bermakna. Yuk, kita teladani hikmah dari 3 peristiwa bersejarah ini!
1. Pernikahan ‘The Power Couple’ Rasulullah ﷺ & Khadijah RA
Jauh sebelum diangkat menjadi Nabi, di usianya yang ke-25, Muhammad ﷺ menikahi seorang wanita mulia dan pebisnis sukses, Khadijah RA. Pernikahan yang penuh cinta, hormat, dan dukungan ini terjadi di bulan Safar, lho!
Rumah tangga mereka menjadi fondasi emosional terkuat bagi Rasulullah ﷺ saat memulai dakwah. Khadijah adalah orang pertama yang beriman dan selalu mendukung suaminya di masa-masa tersulit.
2. Momen Krusial Hijrah, Langkah Awal Peradaban Islam
Ingat kan, kisah hijrah yang super tegang? Nah, setelah bersembunyi selama tiga hari di Gua Tsur, momen Rasulullah ﷺ dan Abu Bakar Ash-Shiddiq RA melanjutkan perjalanan epik mereka ke Madinah itu terjadi di bulan Safar.
Ini bukan sekadar pindah kota biasa. Peristiwa bulan Safar ini adalah titik balik (turning point) yang melahirkan peradaban Islam yang kita kenal hari ini. Allah SWT mengabadikan momen penuh ketegangan dan tawakal ini dalam Al-Qur’an:
“…di waktu dia berkata kepada temannya: ‘Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita’.” (QS. At-Taubah: 40)
Dari langkah penuh harap di bulan Safar inilah, lahir sebuah masyarakat yang adil dan beradab di Madinah.
Baca Juga: Sejarah Tahun Baru Islam, Berawal dari Hijrah Nabi
3. Pernikahan Penuh Cinta & Kesederhanaan, Fatimah & Ali
Satu lagi peristiwa bulan Safar yang jadi inspirasi abadi, yaitu pernikahan putri kesayangan Nabi, Fatimah Az-Zahra RA, dengan Ali bin Abi Thalib RA. Pernikahan mereka itu adalah definisi dari #RelationshipGoals yang sesungguhnya, sederhana tapi penuh berkah.
Mahar Ali saat itu hanyalah baju besinya, tapi pernikahan mereka menghasilkan keturunan yang mulia dan menjadi teladan bagi jutaan keluarga Muslim. Kisah ini mengajarkan kita bahwa keberkahan pernikahan itu datang dari ketakwaan, bukan dari kemewahan atau ‘tanggal cantik’.
Pelajaran Buat Kita. Jangan Takut Sama Waktu, Siapkan Niat
Sahabat, tiga peristiwa bulan Safar di atas mengajarkan kita satu hal penting, yaitu jangan takut sama waktu. Keberkahan itu datang dari niat yang lurus, ikhtiar yang sungguh-sungguh, dan tawakal kepada Allah, bukan dari ‘tanggal baik’ atau menghindari ‘bulan sial’.
Setiap hari, setiap bulan, adalah waktu yang baik untuk memulai kebaikan. Yang kita butuhkan bukanlah kalender yang ‘tepat’, tapi hati yang siap.
Kesimpulan
Jadi, setelah ini kalau ada yang bilang Safar itu bulan sial, kamu udah punya jawabannya, sahabat! Tiga peristiwa bulan Safar yang kita bahas adalah bukti otentik bahwa bulan ini justru penuh dengan momen cinta, perjuangan, dan harapan.
Jangan biarkan mitos keliru menghalangi langkahmu untuk menikah, memulai usaha, atau berbuat baik. Mari kita isi bulan ini dengan semangat dan optimisme!
Teladani Kisah Agung di Bulan Safar dengan Aksi Nyata!
Sahabat, kisah-kisah agung di bulan Safar mengajarkan kita tentang pentingnya memulai sesuatu yang baik (seperti pernikahan) dan semangat tolong-menolong (seperti hijrah). Salah satu cara terbaik untuk meneladani spirit ini adalah dengan memulai kebaikan kita sendiri di bulan Safar.
Di Yayasan Senyum Mandiri, kami mengajakmu untuk mengisi bulan Safar-mu dengan kebaikan yang nyata. Mari kita teladani kedermawanan Khadijah, semangat pengorbanan para sahabat saat hijrah, dan kesederhanaan pernikahan Fatimah & Ali.
Donasimu akan menjadi ‘hijrah’ bagi kaum dhuafa dari kesulitan menuju kelapangan, dan menjadi ‘mahar’ kebaikanmu yang insya Allah akan mendatangkan berkah tak terhingga.
Yuk, buktikan bahwa Safar adalah bulanmu untuk berbuat baik! Salurkan sedekah terbaikmu melalui Senyum Mandiri, dan jadilah bagian dari sejarah kebaikan di bulan yang penuh berkah ini.
Klik Disini atau scan QR Barcode dibawah untuk informasi lebih lanjut

“Menebar Sejuta Kebaikan”