Sahabat, pernah nggak sih, ngerasa hati tuh sesak dan berat banget karena nyimpen sakit hati? Luka karena omongan atau kelakuan orang lain tuh kadang ngebekasnya lama banget, kayak playlist lagu galau yang keputer terus-terusan di kepala. Tapi, tahu nggak? Dalam Islam, ternyata mudah memaafkan orang itu justru jadi tiket emas buat buka pintu rahmat Allah dan salah satu kunci menuju surga. Keren, kan?
Kenapa Sih Susah Banget Buat Memaafin?
Jujur aja, sahabat, memaafkan itu bukan perkara gampang. Luka di hati kadang terasa lebih nyiksa daripada luka fisik. Bahkan, para ahli psikologi juga setuju kalau dendam itu bisa jadi pemicu stres, naikin tekanan darah, sampai depresi. Hidup jadi kerasa stuck karena energi kita habis buat nginget-nginget kesalahan orang di masa lalu.
Tapi sahabat, justru di situlah letak level up-nya iman kita. Allah SWT secara khusus memuji orang-orang yang bisa menahan amarah dan berlapang dada untuk memaafkan. Coba deh kita resapi firman-Nya:
“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134)
Ayat ini seakan ngasih tahu kita, mudah memaafkan orang itu bukan tanda kelemahan, tapi justru bukti kekuatan iman yang sesungguhnya. Bahkan Rasulullah ﷺ mengingatkan kita:
“Orang yang kuat bukanlah dia yang jago gulat, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Memaafkan, Jalan Menuju Hati yang Lega

Nyimpen dendam itu ibarat kita traveling tapi sambil gendong ransel segede gaban yang isinya batu. Nggak kelihatan, tapi bikin capeknya luar biasa. Sebaliknya, saat kita ikhlas buat move on dan melepaskan, hati jadi super lega dan damai. Para ulama sering banget bilang, orang yang memaafkan itu sebenarnya lagi nolongin dirinya sendiri dari penjara batin yang ia ciptakan.
Contoh simpelnya ada di sekitar kita. Misalnya, di keluarga, sering kan ada drama kecil antar saudara. Kalau dua-duanya keras kepala dan nggak ada yang mau ngalah, hubungan bisa renggang bertahun-tahun. Tapi, begitu ada satu pihak yang memilih buat memaafkan, suasana langsung cair dan hangat lagi. Ini bukti nyata kalau mudah memaafkan orang bikin hidup kita jadi lebih ringan dan indah.
Kisah Keren Abu Bakar Ash-Shiddiq: Teladan Sejati Soal Memaafkan
Kalau butuh panutan, kisah sahabat Nabi, Abu Bakar Ash-Shiddiq, ini juara banget. Putrinya, Aisyah radhiyallahu ‘anha, pernah kena fitnah keji dalam peristiwa yang dikenal sebagai Haditsul Ifk. Yang bikin makin nyesek, salah satu penyebar gosip itu adalah kerabat Abu Bakar sendiri yang selama ini beliau bantu secara finansial.
Wajar banget, sebagai ayah, Abu Bakar marah besar dan sampai bersumpah nggak akan lagi ngasih bantuan buat kerabatnya itu. Tapi, di sinilah kebesaran Allah turun tangan lewat firman-Nya:
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat, orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah; dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nur: 22)
Denger ayat ini, Abu Bakar langsung menangis. Beliau berkata, “Demi Allah, tentu aku ingin Allah mengampuniku.” Seketika itu juga, beliau kembali memberi nafkah kepada kerabat yang udah nyakitin hatinya. Sahabat, ini pelajaran mahal banget: betapa mudah memaafkan orang bisa jadi jalan pintas buat meraih ampunan dari Allah.
Memaafkan, Ternyata Itu Sifatnya Ahli Surga
Ada satu kisah epik dari zaman Rasulullah SAW. Suatu hari, beliau sampai tiga kali bilang ke para sahabat bahwa akan datang seorang calon penghuni surga. Ternyata, orang yang muncul adalah orang yang sama setiap harinya. Penasaran, seorang sahabat akhirnya mencari tahu apa sih amalan spesial orang ini.
Jawabannya bikin kaget. Orang itu bilang, “Amalanku biasa saja, hanya saja, setiap malam sebelum tidur, aku tidak pernah menyimpan sedikit pun rasa benci, iri, atau dendam kepada seorang muslim pun.”
Luar biasa, kan? Ternyata kunci surga itu bukan cuma soal ibadah vertikal kayak shalat atau puasa, tapi juga soal kebersihan hati. Ini bukti sahih kalau mudah memaafkan orang adalah skill dan sifatnya para penghuni surga.
Baca juga: Baru Tahu! Hukum Tidak Memaafkan Seseorang Menurut Islam
Terus, Gimana Caranya Biar Jago Memaafkan?
Memaafkan itu butuh latihan, sahabat. Ini bukan tombol on/off. Berikut beberapa langkah praktis yang bisa kita coba:
- Inget, Kita Semua Manusia, Tempatnya Salah dan Khilaf. Coba deh pikirin, kita sendiri pasti pernah bikin salah dan pengen banget dimaafin, kan? Nah, perlakukan orang lain seperti itu juga.
- Fokus ke Balasan dari Allah. Memaafkan itu investasi akhirat. Dengan memaafkan, kita “memancing” ampunan Allah yang jauh lebih kita butuhkan, seperti janji-Nya di QS. An-Nur: 22 tadi.
- Alihkan Energi ke Hal Positif. Daripada energinya habis buat mikirin luka, mending salurkan buat hal-hal baik. Bisa buat ibadah, sedekah, ngerjain hobi, atau bantuin orang lain.
- Doakan Orang yang Menyakiti Kita. Ini level tertinggi, sih. Walaupun berat, mendoakan kebaikan untuk mereka bisa bikin hati kita jadi lebih adem dan tenang.
- Belajar dari Kisah Teladan. Kalau lagi susah banget, coba inget lagi perjuangan Abu Bakar atau bahkan Rasulullah SAW yang dilempar batu tapi malah mendoakan. Kisah mereka bisa jadi penguat.
Dengan langkah-langkah kecil ini, insyaAllah kita akan jadi pribadi yang lebih mudah memaafkan orang, meskipun lukanya masih terasa basah.
Kesimpulan
Sahabat, menyimpan dendam itu cuma bikin langkah kita makin berat. Nggak ada untungnya sama sekali. Sebaliknya, dengan mudah memaafkan orang, hati jadi lapang, jiwa lebih tenang, dan yang paling penting, ada pahala super besar yang menanti di sisi Allah. Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq jadi bukti nyata bahwa memaafkan itu bukan cuma pilihan, tapi sebuah jalan untuk meraih ampunan dan surga-Nya.
Yuk, sama-sama kita belajar melapangkan hati, meski mungkin lukanya belum 100% kering. Karena sejatinya, orang yang paling beruntung adalah mereka yang mampu memaafkan demi meraih ridha Allah.
Sudah Siap Melapangkan Hati? Yuk, Lapangkan Juga Hidup Mereka!
Sahabat, memaafkan itu ibarat kita melepaskan beban berat dari pundak sendiri. Rasanya lega banget, kan? Nah, perasaan lega itu bisa kita salurkan untuk bikin hidup orang lain jadi lebih ringan juga, lho.
Saat hati kita sudah dilapangkan oleh Allah, itu adalah momen terbaik untuk berbagi kebahagiaan. Bareng Yayasan Senyum Mandiri, sahabat bisa menyalurkan kebaikan hati untuk saudara-saudara kita yang membutuhkan. Setiap donasi dari sahabat akan berubah menjadi senyuman, harapan, dan keringanan beban bagi mereka.
Yuk, sempurnakan hati yang lapang dengan tangan yang ringan membantu sesama!
Klik disini atau scan QR barcode dibawah ini untuk informasi lebih lanjut.

“Menebar Sejuta Kebaikan”