Sahabat, notifikasi “Gaji Anda telah ditransfer” di awal bulan itu emang salah satu notif paling bikin hepi, ya kan? Tapi di tengah senyum itu, sering ada pertanyaan yang ke-skip, “Eh, dari gaji ini, udah dikeluarin zakatnya belum, ya?”. Nah, buat kamu yang karyawan, freelancer, atau profesional, yuk kenalan lebih deket sama zakat profesi bulanan. Mumpung awal tahun hijriah seperti bulan Muharram, ini momen paling pas buat nge-review, ngitung, dan mulai rutin menunaikannya. Kenapa? Yuk, kita bahas bareng!
Kenalan Dulu Sama Zakat Profesi Bulanan
Simpelnya, ini adalah zakat 2,5% yang kita keluarin dari gaji, honor, atau fee proyek yang kita terima rutin. Para ulama kontemporer, termasuk MUI, menganalogikan pendapatan profesi ini dengan hasil panen yang wajib dizakati. Dasarnya adalah firman Allah SWT:
“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik…” (QS. Al-Baqarah: 267)
Ayat ini jadi landasan bahwa setiap penghasilan yang baik dan halal yang kita terima, ada hak orang lain di dalamnya yang perlu kita tunaikan melalui zakat.
Kapan Gaji Kita ‘Kena’ Wajib Zakat?
Sebelum buru-buru bayar, ada syaratnya, lho. Kamu wajib bayar zakat profesi jika penghasilanmu sudah mencapai nishab (batas minimal) dan haul (dimiliki selama setahun).
- Nishab itu setara dengan nilai 85 gram emas. Kalau harga emas Rp1,4 juta/gram, berarti nishabnya sekitar Rp119 juta per tahun, atau sekitar Rp9,9 juta per bulan.
- Haul. Kepemilikan selama satu tahun.
Nah, buat zakat profesi bulanan, para ulama ngasih kemudahan. Karena gajian itu rutin, kamu nggak harus nunggu setahun penuh buat bayar. Boleh dicicil tiap bulan, atau dikumpulin dulu setahun baru dibayar sekaligus.
Pilih Cara Bayar yang Paling Nyaman Buat Kamu
Ada dua metode utama yang bisa kamu pilih:
- Metode 1: ‘Auto-Zakat’ Tiap Gajian
Ini cara paling praktis. Begitu terima gaji bersih, langsung sisihkan 2,5%-nya buat zakat.
- Contoh, gaji bersihmu Rp10 juta/bulan (sudah di atas nishab bulanan). Zakatnya: 2,5% x Rp10.000.000 = Rp250.000/bulan.
- Kelebihan, terasa lebih ringan, nggak nunggu numpuk, dan langsung membersihkan harta setiap bulan.
- Metode 2: ‘Rapel’ Zakat di Akhir Tahun
Metode ini juga boleh. Kamu kumpulkan dulu total penghasilan bersih selama setahun, lalu bayar zakat 2,5% dari total itu.
- Contoh, total gaji bersih setahun Rp120 juta. Zakatnya: 2,5% x Rp120.000.000 = Rp3.000.000.
- Kelebihan, perhitungannya lebih pasti sesuai haul dan nishab tahunan. Nah, awal tahun hijriah adalah momen paling pas buat ‘ngerjain’ rapelan zakat ini!
Udah Bayar Pajak, Masih Perlu Zakat Gak Sih?
Pertanyaan sejuta umat! Jawabannya, Iya, masih perlu.
Kenapa? Karena keduanya beda ‘jalur’ dan tujuan.
- Zakat itu ibadah kita langsung ke Allah untuk bersihin harta dan bantu 8 golongan yang berhak (mustahik). Tujuannya spiritual dan sosial.
- Pajak adalah kewajiban kita ke negara untuk pembangunan fasilitas umum. Tujuannya administratif kenegaraan.
Jadi, keduanya sama-sama penting dan tidak saling menggantikan.
Baca Juga: 5 Keutamaan Menunaikan Zakat yang Bisa Kamu Dapatkan
Kenapa Awal Tahun Hijriah Jadi Momen yang Pas?
Momen Tahun Baru Hijriah, khususnya bulan Muharram, itu pas banget buat jadi ‘pit stop’ spiritual kita. Ini waktu yang tepat untuk:
- Evaluasi Keuangan. Menghitung ulang total pendapatan setahun ke belakang.
- Reset Niat. Memperbarui komitmen untuk rutin berzakat di tahun yang baru.
- Perencanaan Islami. Mulai membiasakan diri menggunakan kalender hijriyah untuk perencanaan ibadah dan keuangan.
Tips Biar Konsisten & Gak Berat Bayar Zakat
- Manfaatkan Teknologi. Pakai aplikasi kalkulator zakat biar nggak pusing ngitung manual.
- Pilih ‘Partner’ Zakat yang Amanah. Salurkan zakatmu lewat lembaga amil zakat (LAZ) yang terpercaya, transparan, dan punya program pemberdayaan yang jelas.
- Jadikan Ini ‘Goals’ Keluarga. Ajak pasangan untuk sama-sama ngingetin dan ngitung zakat. Jadi lebih semangat, kan?
- Ubah Mindset. Zakat Itu Investasi Berkah. Yakinlah bahwa zakat itu bukan mengurangi, tapi justru ‘memancing’ keberkahan dan melindungi rezeki kita dari hal-hal buruk.
Kesimpulan
Sahabat, pada hakikatnya, harta kita itu cuma titipan. Dan zakat adalah cara kita membuktikan bahwa kita adalah pemegang amanah yang baik. Menunaikan zakat profesi bulanan bukan cuma soal angka, tapi soal kesadaran untuk membersihkan harta, menumbuhkan empati, dan meraih ridha Allah.
Dan awal tahun hijriah adalah start yang sempurna untuk memulai kebiasaan baik ini.
Siap Memulai Kebiasaan Baik di Tahun Baru Ini? Kami Bantu!
Sahabat, awal tahun hijriah adalah start yang sempurna untuk memulai kebiasaan baik menunaikan zakat. Kalau kamu masih bingung ngitungnya, atau cari tempat penyaluran yang praktis dan terpercaya, Yayasan Senyum Mandiri siap jadi ‘sahabat hijrah’-mu.
Kami menyediakan layanan konsultasi dan Kalkulator Zakat Profesi gratis di website kami. Kamu bisa hitung dengan mudah, dan langsung tunaikan zakat profesi bulanan-mu lewat berbagai kanal pembayaran yang praktis.
Yuk, jangan biarkan gajimu hanya ‘lewat’. Ubah setiap transferan bulanan menjadi aliran pahala yang tak putus bersama Senyum Mandiri. Mulai kebiasaan baikmu di tahun baru ini!
Klik Disini atau scan QR Barcode dibawah untuk informasi lebih lanjut

“Menebar Sejuta Kebaikan”