Sahabat, pernah gak sih ngerasa awkward pas lagi ngumpul, tiba-tiba inget belum bayar utang ke teman? Atau sebaliknya, gemes sendiri karena teman yang pinjam duit pura-pura lupa, padahal kalian deket banget?Urusan utang-piutang, sekecil apapun, memang punya potensi merusak pertemanan kalau nggak dikelola dengan dewasa. Makanya, jangan kaget kalau Islam, melalui ayat terpanjang dalam Al-Qur’an, memberikan panduan super detail soal ini, yaitu perintah untuk melakukan pencatatan akad utang.
Ini bukan soal nggak percayaan, tapi justru soal profesionalisme, tanggung jawab, dan cara elegan untuk menjaga hubungan baik, persis seperti yang diajarkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 282.
Perintah Langsung dari Langit: Al-Baqarah 282
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya…” (QS. Al-Baqarah: 282)
Ini bukan ayat biasa, sahabat. Ini ayat terpanjang di Al-Qur’an, dan isinya detail banget kayak SOP (Standard Operating Procedure) di perusahaan. Ada perintah untuk menulis, menghadirkan saksi, dan melibatkan pencatat yang adil. Ini bukti kalau Islam itu super perhatian sama urusan muamalah biar gak ada drama di kemudian hari.
Jadi, mencatat utang itu bukan tanda curiga, tapi justru tanda akhlak yang tinggi.
Hikmah Mencatat Utang: Ini Bukan Soal Gak Percaya!
Banyak dari kita yang merasa sungkan atau gak enakan kalau mau mencatat utang. Takut dibilang itungan, takut teman tersinggung. Padahal, kalau kita paham hikmahnya, justru ini adalah tindakan penyelamat.
- Biar Gak Ada Drama ‘Lupa-Lupaan’
Ingatan manusia itu ada batasnya. Hari ini ingat, bulan depan bisa lupa jumlahnya, atau bahkan lupa pernah pinjam. Kalau gak ada catatan, satu-satunya pegangan cuma ingatan, yang bisa jadi sumber konflik. Dengan catatan, semua jadi jelas dan hitam di atas putih. - Justru Ini Tanda Saling Menghargai
Mencatat utang itu bukan berarti, “Aku nggak percaya sama kamu.” Justru sebaliknya, “Aku sangat menghargai pertemanan kita, makanya aku mau melindunginya dari potensi salah paham di masa depan.” Kepercayaan itu dibangun di atas niat baik dan sistem yang transparan. - Jadi ‘Payung Hukum’ Kalau Terjadi Apa-Apa
Kita nggak pernah tahu takdir. Bisa jadi si pemberi utang wafat lebih dulu, atau si peminjam tiba-tiba sakit keras. Dengan adanya pencatatan akad utang, hak dan kewajiban masing-masing pihak tetap terlindungi, bahkan ketika salah satunya sudah tak bisa bersuara lagi.
Cara Praktis Mencatat Utang, Gak Perlu Ribet
Gak harus pakai materai atau ke notaris (kecuali untuk jumlah sangat besar). Untuk urusan sehari-hari, sahabat bisa pakai cara simpel ini:
- Pakai Kertas & Pulpen: Buat catatan singkat berisi nama, jumlah, tanggal pinjam, dan janji tanggal bayar. Minta tanda tangan berdua. Simpel, kan?
- Manfaatkan Jejak Digital (WhatsApp/Email): Di era sekarang, chat WA atau email sudah bisa jadi bukti. Setelah transfer, kirim pesan konfirmasi yang jelas. Contoh: “Bro, sesuai obrolan tadi, aku pinjam Rp1.500.000 ya. Insya Allah aku balikin sebelum tanggal 15 bulan depan. Makasih banyak!“
- Libatkan ‘Saksi’ untuk Nominal Besar: Kalau jumlahnya lumayan besar, ajak satu atau dua orang teman/keluarga yang dipercaya untuk jadi saksi. Ini juga sesuai anjuran Al-Qur’an, lho.
Jangan Anggap Remeh, Utang Itu Dibawa Mati
Salah satu risiko terbesar dari utang yang tak tercatat adalah kelupaan. Padahal, dalam Islam, utang adalah tanggung jawab serius yang harus dilunasi.
“Jiwa seorang mukmin masih tergantung dengan utangnya sampai utang itu dibayarkan.” (HR. Tirmidzi)
Hadis ini ngeri banget, kan? Artinya, urusan kita di akhirat bisa ‘nyangkut’ gara-gara utang yang belum lunas. Mencatat utang adalah cara kita untuk memastikan tanggung jawab ini tidak terlupakan.
Baca Juga: Ilmu Penting! Hukum Menunda Bayar Hutang dalam Islam
Adab Nagih dan Bayar Biar Sama-Sama Enak
Mencatat utang itu penting, tapi adab dalam prosesnya juga gak kalah penting.
- Buat yang Nagih: Kalau temanmu terlihat kesulitan, berilah kelonggaran waktu. Jangan mempermalukannya. Memberi kemudahan bagi orang lain ganjarannya luar biasa. Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang memberi tenggang waktu bagi orang yang berada dalam kesulitan, atau menghapuskan utangnya, maka Allah akan menaunginya di bawah naungan-Nya (di hari kiamat)…” (HR. Muslim)
- Buat yang Utang: Kalau sudah punya uang, jangan tunda-tunda pembayaran. Menyegerakan membayar utang adalah tanda akhlak yang mulia.
Kesimpulan
Sahabat, perintah untuk melakukan pencatatan akad utang dalam Al-Qur’an itu bukan tanpa alasan. Ini adalah cara Allah melindungi kita dari konflik, menjaga keadilan, dan memastikan hubungan antarmanusia tetap harmonis.
Jadi, mulai sekarang, jangan sungkan lagi. Anggaplah mencatat utang sebagai bagian dari ibadah dan cara kita merawat persahabatan agar tetap langgeng dan berkah.
Ingin Membantu Tanpa Bikin Canggung? Ini Caranya!
Sahabat, kadang kita ingin sekali membantu teman yang kesulitan, tapi di sisi lain khawatir hubungan jadi rusak karena urusan utang-piutang.
Ada cara lain untuk menyalurkan niat baikmu tanpa harus menciptakan beban utang bagi mereka: yaitu melalui sedekah yang terkelola secara profesional.
Di Yayasan Senyum Mandiri, kami membantumu mengubah niat baik menjadi aksi nyata yang amanah. Setiap donasi yang kamu berikan akan disalurkan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan, tanpa mereka harus menanggung beban utang di kemudian hari. Dengan cara ini, kamu bisa membantu meringankan beban saudaramu, sekaligus menjaga hatimu dan hatinya dari potensi konflik. Ini adalah cara paling elegan untuk menolong.
Yuk, bantu sesama dengan cara yang lebih menenangkan dan memberkahi. Salurkan niat baikmu melalui Senyum Mandiri, di mana bantuanmu menjadi hadiah tulus, bukan utang yang harus ditagih.
Klik Disini atau scan QR Barcode dibawah untuk informasi lebih lanjut

“Menebar Sejuta Kebaikan”