Sahabat, jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi, tapi mata masih melek mantengin layar. Entah itu karena ‘nanggung’ nonton satu episode lagi, ngejar deadline, atau sekadar scrolling media sosial tanpa tujuan. Kenal sama kebiasaan ini? Di tengah rutinitas modern, begadang seolah jadi hal yang normal. Tapi, pernah gak sih kita kepikiran, gimana ya pandangan hukum begadang Islam? Boleh nggak, sih, atau jangan-jangan kita lagi ngelakuin hal yang dibenci Allah?
Yuk, kita kupas tuntas biar malam-malam kita jadi lebih berkualitas dan berkah!
Tidur Menurut Islam Itu Bukan Cuma Rehat, tapi Rahmat
Dalam Islam, tidur itu bukan sekadar ‘matiin badan’ karena capek. Tidur adalah rahmat dan karunia langsung dari Allah untuk ‘nge-charge’ ulang fisik dan mental kita. Allah sendiri berfirman:
“Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat.” (QS. An-Naba: 9)
Karena ini adalah rahmat, Islam mendorong kita untuk menjaganya dengan baik, salah satunya dengan punya pola tidur yang sehat.
Gaya Hidup Rasulullah. Tidur Cepat, Bangun untuk ‘Me Time’ dengan Allah
Kalau kita intip gaya hidup Rasulullah ﷺ, beliau adalah ‘juara’-nya tidur efisien. Beliau sangat tidak menyukai obrolan atau aktivitas yang tidak penting setelah shalat Isya.
“Rasulullah ﷺ membenci tidur sebelum (shalat) Isya dan berbincang-bincang setelahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tujuannya keren banget, biar kita gampang bangun di sepertiga malam terakhir. Itu adalah waktu ‘prime time’ buat shalat tahajud, curhat sama Allah, dan minta ampun. Jadi, tidur cepat itu bukan buat males-malesan, tapi persiapan buat ibadah terbaik di waktu paling mustajab.
Hukum Asalnya, Apakah Makruh Kalau Gak Ada Faedah?
Dalam ilmu fiqih, para ulama sepakat bahwa begadang untuk hal yang sia-sia dan nggak ada manfaatnya itu hukumnya makruh.
Artinya apa? Gak dosa sih, tapi Allah nggak suka. Mending dihindari. Jadi, kalau begadangmu cuma buat nonton drakor maraton, nge-game sampai pagi, atau scroll TikTok tanpa henti, nah ini masuk kategori makruh. Kenapa? Karena berpotensi besar bikin kamu kebablasan shalat Subuh.
Kapan Begadang Dapat ‘Lampu Hijau’?
Tapi, hukum begadang Islam itu fleksibel, kok. Ada beberapa kondisi di mana begadang justru dibolehin, bahkan bisa jadi pahala, asalkan niatnya benar. Contohnya:
- Untuk belajar, buat mahasiswa yang lagi ngerjain skripsi atau pelajar yang lagi ujian.
- Untuk bekerja, buat sahabat yang kerja shift malam, seperti dokter, perawat, atau petugas keamanan.
- Untuk ibadah, tentu saja, untuk shalat malam (tahajud), membaca Al-Qur’an, atau i’tikaf.
- Untuk merawat orang sakit, menemani keluarga yang sakit adalah amal yang mulia.
- Untuk urusan mendesak lainnya seperti menjaga keamanan lingkungan (ronda) atau menemani musafir.
Ingat Batasnya, Yaitu Jangan Sampai Shalat Subuh Jadi Korban
Sekalipun begadangmu untuk hal yang boleh, ada ‘garis merah’ yang nggak boleh dilewati, yaitu melalaikan kewajiban. Terutama, shalat Subuh.
Kalau begadang bikin kamu bangun kesiangan, shalat Subuh lewat, dan sepanjang hari jadi lemes dan nggak produktif, maka begadang yang tadinya boleh bisa jadi haram. Ingat, shalat Subuh itu istimewa.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah.” (HR. Muslim)
Sayang banget kan kalau kita kehilangan ‘asuransi’ langsung dari Allah cuma gara-gara begadang semalam? Selain itu, tubuh kita juga punya hak untuk istirahat.
“Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atasmu…” (HR. Bukhari)
Sains Modern Akhirnya ‘Setuju’ dengan Ajaran Islam
Kerennya, apa yang Islam ajarkan 14 abad lalu kini divalidasi oleh sains modern. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa begadang kronis bisa memicu:
- Gangguan tidur dan insomnia.
- Sistem imun tubuh anjlok (gampang sakit).
- Susah konsentrasi dan daya ingat menurun.
- Risiko penyakit jantung, diabetes, dan obesitas meningkat.
Ini bukti bahwa anjuran untuk tidur cepat itu bukan cuma soal ibadah, tapi juga demi kesehatan kita.
Baca Juga: Bukan Cuma Ngantuk, Waspadai 7 Penyakit Akibat Begadang Ini
Tips Praktis Anti-Begadang Nggak Jelas
- Bikin jadwal tidur yang konsisten dengan memaksa diri untuk tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari.
- Terapkan ‘Jam Malam’ untuk gadget. Matikan HP, laptop, dan TV satu jam sebelum tidur. Blue light dari layar bikin susah ngantuk.
- Jangan tunda pekerjaan. Selesaikan tugas di siang hari agar malam bisa tenang.
- Coba pola tidur ala Rasul, yaitu tidur setelah Isya, lalu bangun lebih awal untuk shalat malam dan aktivitas produktif.
- Niatkan tidur untuk ibadah. Niatkan tidur agar bisa kuat beribadah esok hari, insya Allah jadi pahala.
Kesimpulan
Jadi, hukum begadang Islam itu sangat tergantung pada tujuannya. Kalau untuk hal sia-sia yang melalaikan, hukumnya makruh. Kalau untuk kebaikan atau urusan darurat, hukumnya boleh.
Waktu malam itu bisa jadi ladang pahala yang subur jika kita gunakan untuk tahajud dan berzikir. Tapi bisa juga jadi jebakan yang melenakan jika dihabiskan untuk hiburan semata. Pilihan ada di tangan kita, sahabat.
Sempurnakan Malam Heningmu dengan Kebaikan
Sahabat, saat kamu berhasil bangun di sepertiga malam terakhir, selain untuk shalat dan berdoa, ada satu amalan istimewa yang bisa menyempurnakan ‘me time’-mu dengan Allah. Yaitu bersedekah di waktu subuh, saat para malaikat turun dan mendoakan orang-orang yang berinfak.
Di Yayasan Senyum Mandiri, kami memudahkanmu untuk melakukan kebaikan ini. Cukup dengan beberapa klik dari ponselmu di waktu sahur atau setelah tahajud, kamu bisa mengirimkan ‘hadiah’ terbaik untuk anak yatim dan dhuafa.
Ini adalah cara mengubah waktu malammu yang hening menjadi sumber kebahagiaan bagi orang lain dan sumber keberkahan yang tak terhingga untuk dirimu sendiri. Kamu tidak hanya begadang (atau bangun pagi) untuk dunia, tapi juga untuk akhirat.
Yuk, jadikan setiap malammu lebih bermakna. Sempurnakan tahajudmu dengan sedekah subuh melalui Senyum Mandiri, dan rasakan ketenangan jiwa yang luar biasa.
Klik Disini atau scan QR Barcode dibawah untuk informasi lebih lanjut

“Menebar Sejuta Kebaikan”