Surat ‘Abasa – Arab, Latin dan Artinya

بِسْمِ اللَّهِ الرحمن الرَّحِيمِ

عَبَسَ وَتَوَلّٰىٓۙ ۝١

‘abasa wa tawallâ
Dia (Nabi Muhammad) berwajah masam dan berpaling

اَنْ جَاۤءَهُ الْاَعْمٰىۗ ۝٢

an jâ’ahul-a‘mâ
karena seorang tunanetra (Abdullah bin Ummi Maktum) telah datang kepadanya.

وَمَا يُدْرِيْكَ لَعَلَّهٗ يَزَّكّٰىٓۙ ۝٣

wa mâ yudrîka la‘allahû yazzakkâ
Tahukah engkau (Nabi Muhammad) boleh jadi dia ingin menyucikan dirinya (dari dosa)

اَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرٰىۗ ۝٤

au yadzdzakkaru fa tanfa‘ahudz-dzikrâ
atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran sehingga pengajaran itu bermanfaat baginya?

اَمَّا مَنِ اسْتَغْنٰىۙ ۝٥

ammâ manistaghnâ
Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (para pembesar Quraisy),

فَاَنْتَ لَهٗ تَصَدّٰىۗ ۝٦

fa anta lahû tashaddâ
engkau (Nabi Muhammad) memberi perhatian kepadanya.

وَمَا عَلَيْكَ اَلَّا يَزَّكّٰىۗ ۝٧

wa mâ ‘alaika allâ yazzakkâ
Padahal, tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri (beriman).

وَاَمَّا مَنْ جَاۤءَكَ يَسْعٰىۙ ۝٨

wa ammâ man jâ’aka yas‘â
Adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),

وَهُوَ يَخْشٰىۙ ۝٩

wa huwa yakhsyâ
sedangkan dia takut (kepada Allah),

فَاَنْتَ عَنْهُ تَلَهّٰىۚ ۝١٠

fa anta ‘an-hu talahhâ
malah engkau (Nabi Muhammad) abaikan.

كَلَّآ اِنَّهَا تَذْكِرَةٌۚ ۝١١

kallâ innahâ tadzkirah
Sekali-kali jangan (begitu)! Sesungguhnya (ajaran Allah) itu merupakan peringatan.

فَمَنْ شَاۤءَ ذَكَرَهٗۘ ۝١٢

fa man syâ’a dzakarah
Siapa yang menghendaki tentulah akan memperhatikannya

فِيْ صُحُفٍ مُّكَرَّمَةٍۙ ۝١٣

fî shuḫufim mukarramah
di dalam suhuf yang dimuliakan (di sisi Allah),

مَّرْفُوْعَةٍ مُّطَهَّرَةٍ ۢۙ ۝١٤

marfû‘atim muthahharah
yang ditinggikan (kedudukannya) lagi disucikan

بِاَيْدِيْ سَفَرَةٍۙ ۝١٥

bi’aidî safarah
di tangan para utusan (malaikat)

كِرَامٍ ۢ بَرَرَةٍۗ ۝١٦

kirâmim bararah
yang mulia lagi berbudi.

قُتِلَ الْاِنْسَانُ مَآ اَكْفَرَهٗۗ ۝١٧

qutilal-insânu mâ akfarah
Celakalah manusia! Alangkah kufur dia!

مِنْ اَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهٗۗ ۝١٨

min ayyi syai’in khalaqah
Dari apakah Dia menciptakannya?

مِنْ نُّطْفَةٍۗ خَلَقَهٗ فَقَدَّرَهٗۗ ۝١٩

min nuthfah, khalaqahû fa qaddarah
Dia menciptakannya dari setetes mani, lalu menentukan (takdir)-nya.

ثُمَّ السَّبِيْلَ يَسَّرَهٗۙ ۝٢٠

tsummas-sabîla yassarah
Kemudian, jalannya Dia mudahkan.

ثُمَّ اَمَاتَهٗ فَاَقْبَرَهٗۙ ۝٢١

tsumma amâtahû fa aqbarah
Kemudian, Dia mematikannya lalu menguburkannya.

ثُمَّ اِذَا شَاۤءَ اَنْشَرَهٗۗ ۝٢٢

tsumma idzâ syâ’a ansyarah
Kemudian, jika menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.

كَلَّا لَمَّا يَقْضِ مَآ اَمَرَهٗۗ ۝٢٣

kallâ lammâ yaqdli mâ amarah
Sekali-kali jangan (begitu)! Dia (manusia) itu belum melaksanakan apa yang Dia (Allah) perintahkan kepadanya.

فَلْيَنْظُرِ الْاِنْسَانُ اِلٰى طَعَامِهٖٓۙ ۝٢٤

falyandhuril-insânu ilâ tha‘âmih
Maka, hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.

اَنَّا صَبَبْنَا الْمَاۤءَ صَبًّاۙ ۝٢٥

annâ shababnal-mâ’a shabbâ
Sesungguhnya Kami telah mencurahkan air (dari langit) dengan berlimpah.

ثُمَّ شَقَقْنَا الْاَرْضَ شَقًّاۙ ۝٢٦

tsumma syaqaqnal-ardla syaqqâ
Kemudian, Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya.

فَاَنْۢبَتْنَا فِيْهَا حَبًّاۙ ۝٢٧

fa ambatnâ fîhâ ḫabbâ
Lalu, Kami tumbuhkan padanya biji-bijian,

وَّعِنَبًا وَّقَضْبًاۙ ۝٢٨

wa ‘inabaw wa qadlbâ
anggur, sayur-sayuran,

وَّزَيْتُوْنًا وَّنَخْلًاۙ ۝٢٩

wa zaitûnaw wa nakhlâ
zaitun, pohon kurma,

وَّحَدَاۤئِقَ غُلْبًا ۝٣٠

wa ḫadâ’iqa ghulbâ
kebun-kebun (yang) rindang,

وَفَاكِهَةً وَّاَبًّا ۝٣١

wa fâkihataw wa abbâ
buah-buahan, dan rerumputan.

مَتَاعًا لَّكُمْ وَلِاَنْعَامِكُمْۗ ۝٣٢

matâ‘al lakum wa li’an‘âmikum
(Semua itu disediakan) untuk kesenanganmu dan hewan-hewan ternakmu.

فَاِذَا جَاۤءَتِ الصَّاۤخَّةُۖ ۝٣٣

fa idzâ jâ’atish-shâkhkhah
Maka, apabila datang suara yang memekakkan (dari tiupan sangkakala),

يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ اَخِيْهِۙ ۝٣٤

yauma yafirrul-mar’u min akhîh
pada hari itu manusia lari dari saudaranya,

وَاُمِّهٖ وَاَبِيْهِۙ ۝٣٥

wa ummihî wa abîh
(dari) ibu dan bapaknya,

وَصَاحِبَتِهٖ وَبَنِيْهِۗ ۝٣٦

wa shâḫibatihî wa banîh
serta (dari) istri dan anak-anaknya.

لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَىِٕذٍ شَأْنٌ يُّغْنِيْهِۗ ۝٣٧

likullimri’im min-hum yauma’idzin sya’nuy yughnîh
Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.

وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ مُّسْفِرَةٌۙ ۝٣٨

wujûhuy yauma’idzim musfirah
Pada hari itu ada wajah-wajah yang berseri-seri,

ضَاحِكَةٌ مُّسْتَبْشِرَةٌۚ ۝٣٩

dlâḫikatum mustabsyirah
tertawa lagi gembira ria.

وَوُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌۙ ۝٤٠

wa wujûhuy yauma’idzin ‘alaihâ ghabarah
Pada hari itu ada (pula) wajah-wajah yang tertutup debu (suram)

تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌۗ ۝٤١

tarhaquhâ qatarah
dan tertutup oleh kegelapan (ditimpa kehinaan dan kesusahan).

اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْكَفَرَةُ الْفَجَرَةُࣖ ۝٤٢

ulâ’ika humul-kafaratul-fajarah
Mereka itulah orang-orang kafir lagi para pendurhaka.