Inilah Alasan Kenapa Bacaan Shalat Dhuhur dan Ashar Tidak Dikeraskan

Dhuhur– Shalat Dhuhur dan Shalat Ashar adalah dua dari lima salat wajib (fardhu). Shalat Dhuhur dilakukan pada waktu tengah hari, setelah matahari berada pada posisi puncaknya, dan sebelum matahari mulai condong ke barat. Shalat ini terdiri dari empat rakaat.

Sementara itu, Shalat Ashar adalah salat yang dilakukan pada waktu sore hari, sebelum matahari terbenam. Shalat Ashar juga terdiri dari empat rakaat. Waktu Shalat Ashar berlangsung hingga matahari hampir menyentuh ufuk barat dan berakhir sebelum matahari terbenam sepenuhnya.

Baca Juga: Bolehkah Menggabungkan Shalat Dhuhur dengan Shalat Ashar? Begini syarat, Niat dan Tatacaranya

Lalu apakah sahabat pernah bertanya-tanya atau memikirkan kenapa shalat dhuhur dan shalat ashar tidak dikeraskan bacaannya, meskipun dilakukan dengan berjama’ah? Untuk hal tersebut akan dibahas di artikel kali ini, yuk disimak.

Alasan Kenapa Bacaan Shalat Dhuhur dan Ashar tidak Dikeraskan

Mungkin sahabat masih banyak yang belum tau atau justru ingin tahu kenapa shalat dhuhur dan ashar (shalat yang dikerjakan disiang hari) tidak dikeraskan pelafalan bacaannya, sedangkan shalat yang dikerjakan diwaktu gelap justru dikeraskan bacaannya. Penjelasannya sebagai berikut,

Karena Sudah Dicontohkan Oleh Rasulullah SAW

Alasan yang pertama kenapa Shalat dhuhur dan ashar tidak dikeraskan bacaannya adalah karena sesuai dengan apa yang Rasulullah SAW contohkan,

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي

Terjemahan:

“Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat”. (HR Bukhari).

Nabi Muhammad SAW adalah suri tauladan yang harus dan patut kita contoh, apa yang beliau kerjakan ituadalah bukti dan contoh mutlak yang harus kita ikuti. Tidak ada kecacatan pada beliau dalam mencontohkan sesuatu hal. Maka tidak heran jika Rasulullah SAW mencontohkan cara beliau melaksanakan shalat, itu yang harus kita ikuti.

Sejarah Pada Zaman Nabi SAW, Tafsir Al-Qur’an dan Penjelasannya

Hal ini bermula pada saat Rasulullah SAW pernah memimpin shalat jamaah bersama para sahabat dengan mengeraskan bacaannya pada waktu shalat dhuhur dan ashar, kemudian kaum musyrikin mekkah mendengar bacaan shalat Rasulullah SAW sehingga mereka pun mencaci maki bacaan yang Rasulullah SAW Lafalkan.

Tidak berhenti disitum kaum musyrikin juga mencaci maki zat yang menurunkannya (Allah SWT) beserta orang-orang yang menyampaikannya.

Akhirnya allah SWT memerintahkan untuk tidak mengeraskan suara shalat dhuhur dan ashar (shalat di siang hari agar tidak menjadi bahan cacian dan olok-olokan kaum kafir dan musyrikin di mekkah. Hal ini dijelaskandidalam Al-Qur’an surat Al-isra ayat 110 beserta tafsir dari ibnu katsir sebagai berikut,

قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَنَ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى وَلا تَجْهَرْ بِصَلاتِكَ وَلا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلا.

Terjemahan:

Katakanlah, “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asma-ul husna (nama-nama yang terbaik); dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salam salatmu, dan janganlah pula merendah¬kannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.” QS. Al-Isra Ayat 110.

{وَلا تَجْهَرْ بِصَلاتِكَ}

dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu. (Al¬-Isra ayat 110), hingga akhir ayat.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah menceritakan kepada kami Abu Bisyr, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang telah mengatakan bahwa ayat berikut ini diturunkan saat Rasulullah Saw. sedang bersembunyi di Mekah, yaitu firman-Nya: dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan jangan pula merendahkannya. (Al-Isra: 110) Bahwa apabila Nabi Saw. shalat dengan sahabat-sahabatnya, maka beliau mengeraskan bacaan Al-Qur’annya; dan manakala kaum musyrik men¬dengar bacaannya itu, mereka mencaci Al-Qur’an dan mencaci Tuhan yang menurunkannya serta malaikat yang menyampaikannya. Maka Allah Swt. berfirman kepada Nabi-Nya: dan janganlah kamu mengeraskan suaramu. (Al-Isra: 110) Maksudnya, janganlah kamu mengeraskan bacaan Al-Qur’anmu, nanti orang-orang musyrik akan mendengarnya dan mereka akan mencaci Al-Qur’an karenanya. dan janganlah pula kamu merendahkannya. (Al-Isra: 110) Yakni memelankan bacaanmu dari sahabat-sahabatmu, sehingga mereka tidak dapat mendengarkan bacaan Al-Qur’anmu, padahal mereka mene-rimanya dari bacaanmu. dan carilah jalan tengah di antara kedua itu. (Al-Isra: 110).

Bolehkah Mengeraskan Bacaan Shalat dhuhur dan Ashar?

Dalam kitab Al-Muntaqa Syarah Muwatha’ dikatakan bahwa mengeraskan suara saat shalat dhuhur dan ashar, shalatnya tetap sah (boleh). Tetapi hukumnya makruh karena tidak sejalan dengan apa yang diajarkan Rasulullah SAW.

Nah teman-teman begitulah penjelasan tentang alasan kenapa shalat dhuhur dan ashar tidak dikeraskan bacaanya. semoga setiap ilmu yang kita dapat darimanapun sumbernya dan dari artikel ini, jika itu hak positif bisa teman-teman aplikasikan di kehidupan sehari-hari.

Nantikan artikel kami lainnya, hanya di Yayasan Senyum Mandiri. Tak hanya menyajikan artikel menarik dan informatif saja, Kami juga membukakan jalan bagi Sahabat untuk menunaikan Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf.

Informasi lebih lengkapnya bisa klik disini!

Rekening Donasi

Tinggalkan komentar