Kisah Pernikahan Rasulullah SAW dan Sayyidah Khadijah yang Penuh Kemuliaan

Pernikahan Rasulullah SAW dan Sayyidah Khadijah berlangsung pada bulan Safar, sebab hal yang membuat penamaan Safar pada bulan kedua pun adalah ketika wilayah Makkah kosong karena penduduknya tengah bepergian untuk berdagang ke luar Makkah. Pernyataan ini sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Ibnu Manzur dalam kitabyanya Lisan al-‘Arab. (Ibnu Mandzur, Lisan al-‘Ara, Beirut: Dar el-Shadir, Juz 4, hlm. 460).

Safar menjadi bulan penuh makna, karena banyak peristiwa penting telah terukir dalam sejarah Islam. Tak terkecuali dengan peristiwa penuh kemuliaan akan pernikahan Rasulullah SAW dan Sayyidah Khadijah.

Namun, bagaimana proses perjuangan yang menghadirkan kisah paling bersejarah ini? Simak pemaparan selengkapnya sebagai berikut.

Kisah Pernikahan Rasulullah SAW dan Siti Khadijah

Sayyidah Khadijah merupakan istri pertama Rasulullah SAW yang teramat dicinta, sehingga Rasulullah SAW tak pernah mau berpoligami selama hidup bersama.

Disamping itu, Sayyidah Khadijah adalah wanita pertama yang masuk Islam, dan membersamai Rasulullah SAW selama berdakwah. Perjuangan dan pengorbanan Sayyidah Khadijah ketika itu sangatlah besar, bahkan beliau rela mempertaruhkan jiwa, raga, dan hartanya untuk dakwah Rasulullah SAW dalam menegakkan agama Allah Ta’ala.

Baca Juga: Kisah Pernikahan Ali Bin Abi Thalib dengan Sayyidah Fatimah yang Patut Diteladani

Rasulullah SAW menikah dengan Sayyidah Khadijah pada usia 25 tahun. Sementara itu, menurut beberapa pendapat, saat itu Sayyidah Khadijah telah berusia 40 tahun. Kendati demikian, sebagian pendapat menyebutkan 28 tahun, mengingat jikalau usia 40 tahun mungkin saja sudah dalam fase menopause.

Nama lengkap Sayyidah Khadijah ialah Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai bin Kilab. Beliau lahir pada 555 M dan wafat 619 M.

Sayyidah Khadijah merupakan seorang tokoh terkemuka yang sangat dihormati oleh kaum Quraisy, sehingga mendapat julukan “Ath-Thahirah” yang berarti suci atau bersih. Sebab, beliau adalah wanita yang memiliki garis keturunan mulia di tengah-tengah kaum Jahiliyah. Beliau juga merupakan wanita yang cerdas nan bijaksana.

Sebelum akhirnya menikah dengan baginda Nabi Muhammad SAW, Sayyidah Khadijah telah lebih dulu berkecimpung dalam dunia perniagaan hingga terkenal sebagai sosok Saudagar perempuan yang kaya raya. Beliau biasanya membiayai suatu kafilah dagang dari Makkah ke Syam (Suriah) dan membagi hasil atau keuntungan dengan mitranya.

Awal mula perkenalan Rasulullah SAW dengan Sayyidah Khadijah juga terjadi dalam dunia perniagaan. Kala itu, Sayyidah Khadijah tengah memilihi mitra dagang, kemudian beliau mendengar jika terdapat seseorang yang memiliki sifat jujur, amanah, dan berakhlak mulia. Seseorang itu tak lain dan tak bukan ialah Nabi Muhammad SAW, yang mana memiliki gelar “Al-Amin”.

Lantas, hal tersebut membuat Sayyidah Khadijah menawarkan kerja sama kepada Nabi Muhammad SAW untuk pergi berdagang ke Syam, dengan didampingi oleh seorang pembantunya yang bernama Maisaroh.

Singkat cerita, Nabi Muhammad SAW menerima tawaran tersebut hingga akhirnya tiba di Syam. Sesampainya disana, dagangan milik Rasulullah SAW banyak diminati oleh pembeli.

Melihat akhlak mulia yang dimiliki Rasulullah SAW, Maisarah selalu merasa kagum. Sekembalinya dari Syam, Maisarah pun menyampaikan kisah mengenai Rasulullah SAW kepada majikannya tersebut.

Sontak hal itu membuat Sayyidah Khadijah sangat tertegun dan tertarik degan Nabi Muhammad SAW. Beliau merasa, bahwa akhlak mulia Nabi Muhammad SAW tidak hanya baik sebagai seorang mitra dagang, tetapi bahkan sebagai seorang manusia.

Setelah itu, Sayyidah Khadijah mengirimkan lamarannya kepada Nabi Muhammad SAW melalui seorang sahabatnya, yang bernama Nafisah binti Ummayyah, yang mana memiliki hubungan kekerabatan dengan Nabi Muhammad SAW.

Kemudian, Nabi Muhammad SAW pun menerima tawaran dari Nafisah untuk menikah dengan Sayyidah Khadijah.

Nabi Muhammad SAW lantas menyampaikan kabar gembira ini kepada paman-pamannya. Hamzah bin Abdul Muthalib, salah seorang paman beliau, kemudian bergegas menuju kediaman Khuwailid bin Asad bersama Nabi Muhammad SAW untuk melamar Sayyidah Khadijah.

Setelah itu, pernikahan Rasulullah SAW dan Sayyidah Khadijah pun dilangsungkan dengan menghadirkan 20 ekor unta betina muda sebagai mahar.

Pernikahan Rasulullah SAW dan Sayyidah Khadijah berlangsung dengan dipenuhi kesempurnaan dan kebahagiaan.

Setelah menikah, Rasulullah SAW dengan Sayyidah Khadijah dikaruniai 6 orang anak, Ibnu Ishaq turut meriwayatkan, Putra-putri mereka ialah ath-Thahir, ath-Thayyib, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fathimah.

Baca Juga: Suami Harus Tahu! Bentuk Memuliakan Istri Menurut Pandangan Islam

Nah jadi itu dia penggalan kisah penuh kemulian dari pernikahan Rasulullah SAW dan Sayyidah Khadijah. Mudah-mudahan apa yang sudah disampaikan tadi dapat memberikan hal yang manfaat bagi pembaca.

Tak hanya menyajikan informasi mengenai pernikahan Rasulullah SAW dan Sayyidah Khadijah saja, Yayasan Senyum Mandiri membuka gerbang kebaikan bagi Sahabat untuk menunaikan Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf.

Yuk tingkatkan keimanan dengan bersedekah melalui Yayasan Senyum Mandiri!

Informasi lebih lengkapnya bisa klik disini.

Rekening Donasi

Tinggalkan komentar