Mempersiapkan Bekal Sebelum Ajal, Apa Kamu Sudah Siap?

Mempersiapkan bekal sebelum kematian adalah sesuatu yang sudah sepantasnya sebagai umat muslim kita pikirkan, persipakan, dan lakukan. Jika begitu, memang apa saja yang harus di pesiapkan?. Maka dari itu dalam artikel kali ini kita akan membahas mengenai apa saja yang perlu kita persiapkan dalam menjemput kematian.

Kematian adalah sebuah hal yang pasti bagi seorang makhluk, terkhusus kita sebagai manusia, jika berbicara mengenai kematian seakan menjadi hal yang menakutkan, karena kita sadar akan banyaknya dosa yang telah kita perbuat selama hidup. Berbanding terbaliknya dengan amal shaleh kita yang mungkin amat sangat tidak ada apa-apanya.

Dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 57 Allah SWT berfirman,

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ ثُمَّ اِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ

Terjemahan:

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan”.
Alam kematian adalah sesuatu yang sudah pasti akan kita dapatkan, tidak ada kematian yang bisa kita hindari, satu makhluk pun tak akan bisa menghindari takdir ini. Kematian adalah sebuah pertanggung jawaban akan perbuatan kita semasa hidup nanti.

Baca Juga: Bolehkah Hukum Mati dalam Islam? Simak Penjelasannya Berikut!

Semua makhluk pasti akan kembali kepada Allah SWT,namun yang jadi pertanyaan, sudah cukup kan bekal kita untuk menghadapinya, sudahkah kita pikirkan dalam keadaan apa kita akan menghap Rabb kita (Allah SWT).

Dalam artikel ini kita akan membagikan sedikit ilmu yang insyaAllah akan bermanfaat bagi kita juga bagi para sahabat yang membaca, mengenai apa saja sih yang harus dipersiapkan untuk menghadapi kematian. Dan kami rangkum dalam judul artikel “Mempersiapkan Bekal Sebelum Ajal”.

3 Hal Dalam Mempersiapkan Bekal Sebelum Ajal

1. Mengerjakan Kebajikan

Bekal yang pertama yang sudah seharusnya kita persiapkan adalah Kebajika (amal shaleh), namun amal shaleh yang seperti apa?.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Kahfi ayat 110 sebagai berikut,

قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰٓى اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا ࣖ

Terjemahan:

“Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.” Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya”. QS. Al-Kahfi : 110.

Meskipun begitu jika kita pikirkan dengan logika saja, sebenarnya kebajikan kita jika dihitung tak lebih banyak dari dosa kita, maka dari itu bertemu dengan Allah SWT dan masuk kedalam surganya bukan serta merta karena amal kita, tapi karena ampunan dan ridha-Nya.

Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda,

“Tidak seorang pun amalnya memasukannya ke surga. Sahabat bertanya; apakah termasuk engkau ya Rasulullah?. Nabi menjawab, termasuk aku. Tetapi Allah telah menaungiku dengan anugerah dan rahmat, maka benarkanlah (niatmu dalam beramal) dan berlakulah sedang,” (HR. Bukhari).

2. Al-Asr Ayat 1-3

Point yang kedua dari mempersiapkan bekal sebelum ajal kita ambil sumbernya dari 3 ayat di surat Al-Asr berikut,

وَالْعَصْرِۙ

Terjemahan: “Demi masa”

اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ

Terjemahan: “sungguh, manusia berada dalam kerugian”,

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ

Terjemahan: “kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran”.
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa manusia sebenarnya berada dalam kerugian, jika apa? tidak beriman, mengerjakan kebajikan, juga berdakwah (menasihati dalam kebenaran dan kesabaran).
Jika dirunutkan mengapa Rasulullah SAW harus sampai bercucuran darah dalam memenangkan islam dan ingin meraih surga, jawabannya adalah karena beliau berdakwa, menyiarkan agama dan ayat-ayat Allah SWT.
Maka dari itu bisa disimpulkan bahwa tahapan kedua dari megnerjakan kebajika adalah berdakwah.

3. Meminta Diberikan Kematia yang Husnul Khatimah

Husnul khatimah adalah mati atau kembali kepada Allah SWT dalam keadaan yang baik, maka dari itu husnul khatimah adalah cita-cita semua manusia, juga menjadi perbekalan yang akan menjadi wadah atau pintu gerbang dari 2 bekal di atas.

اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ

Terjemahan:

“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)” QS. Al-Baqarah : 156.
Jika melihat dari kutipan surat Al-Baqarah tersebut ada kalimat, Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un, sesungguhnyaaku milik Allah dan Kepada Allah SWT juga aku kembali. Kembali kepada Allah berarti kembali dalam keadaan bersih, suci, dan baik, (husnul khatimah).

Kesimpulan

Kematian adalah pintu gerbang kehidupan baru kita nanti, semua akan merasakannya dan mengalaminya, tinggal tergantung kita, mati dalam keadaan apa yang akan kita hadapi. Jika dalam artikel ini dijelaskan 3 yang harus kita persiapkan, munkin itu tak akan cukup untuk mempersiapkannya akan tetapi ini menjadi bentuk ikhtiar akan hal itu.

Nah teman-teman begitulah penjelasan tentang mempersiapkan bekal sebelum ajal. Semoga setiap ilmu yang kita dapat darimanapun sumbernya dan dari artikel ini, jika itu hak positif bisa teman-teman aplikasikan di kehidupan sehari-hari

Nantikan artikel kami lainnya, hanya di Yayasan Senyum Mandiri. Tak hanya menyajikan artikel menarik dan informatif saja, Kami juga membukakan jalan bagi Sahabat untuk menunaikan Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf.

Informasi lebih lengkapnya bisa klik disini!

Rekening Donasi

Tinggalkan komentar