Meneladani Sikap Berbakti kepada Orang Tua yang Dilakukan Kilab bin Umayyah

Sebagai seorang anak, sudah menjadi kewajiban untuk berbakti kepada orang tua. Terlebih, pada hari ini tengah memasuki tanggal 22 Desember, yakni tanggal diperingatinya hari Ibu setiap satu tahun sekali.

Pada hari tersebut, dapat menjadi momen yang spesial untuk mengapresiasi kerja keras serta pengorbanan yang telah Ibu kita lakukan. Kita dapat memberikan hadiah berupa kado, makanan, kue, bunga, kartu ucapan, dan lain sebagainya.

Namun, akan lebih baik jika kita berbakti kepada orang tua, tidak hanya dilakukan dalam hari tertentu saja, melainkan dapat dilakukan setiap hari. Sehingga kita dapat meneladani sikap Kilab bin Umayyah yang selalu berbuat baik pada kedua orang tuanya.

Dasar Hukum Perintah untuk Berbakti kepada Orang Tua

Anjuran perintah untuk berbuat baik pada kedua orang tua, sejatinya telah Allah SWT cantumkan dalam kitab suci Al-Qur’an. Allah memerintahkan kita untuk berbuat baik pada orang tua.

Baca Juga: Cara Menghormati Orang Tua yang Perlu Kita Terapkan Sehari-hari

Selain itu, kita tidak boleh menolak ucapannya (selagi merupakan perkara yang baik), apalagi sampai membentaknya. Hal ini sesuai dengan QS al-Isra’ ayat 23,

۞ وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

Terjemahan, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”

Kisah Kilab bin Umayyah yang Berbakti kepada Orang Tua

Dikisahkan pada zaman kekhalifahan Umar bin Khattab, hiduplah seorang pemuda yang sangat berbakti pada kedua orang tuanya. Pemuda itu bernama Kilab bin Umayyah bin ‘Askar.

Dikisahkan ia selalu memerah susu unta dan menghidangkannya pada orang tuanya setiap pagi dan sore hari. Tidak nampak raut kelelahan yang terlukis di wajahnya, melainkan rasa senang karena dapat berbakti kepada orang tua.

Suatu ketika, dua orang datang mengunjungi rumah Kilab sembari mengajak kilab untuk perang berjihad di jalan Allah. Kilab merasa tertarik sebab balasan bagi orang yang berjihad berupa surga-Nya Allah SWT.

Lantas, pemuda yang sering berbakti kepada orang tua itu segera mencarikan budak untuk menggantikan tugasnya merawat sang ibu bapak. Setelah itu, pergilah Kilab menuju Irak untuk berjihad.

Di sore hari, budak yang dibeli Kilab itu tengah menyediakan susu kepada orang tua Kilab. Namun, saat itu orang tua Kilab Nampak tengah tertidur pulas. Alhasil, budak itu pun tak tega membangunkannya dan pergi keluar kamar.

Kisah Kilab yang Berbakti kepada Orang Tua: Kesedihan sang Ayah Mengingat Anaknya

Saat tengah malam, ayah Kilab terbangun dan merasa lapar. Ia seketika teringat anaknya yang senantiasa menyodorkannya susu hangat. Hati orang tua itu pun menjadi sedih.

“Kilab, anakku, mengapa dua orang itu datang kepadamu dan membawamu pergi? Lihatlah ayahmu yang kini rindu padamu dan merasa lapar. Lihatlah ibumu yang tidak merasa nikmat lagi meminum susu karena merindukanmu,” keluhnya sembari gemetar.

Perkataan Abu Kilab ini terdengar sampai ke telinga Umar bin Khattab ra. Khalifah yang dikenal gagah dan tegas itu, sontak menangis mendengar kabar tersebut. Umar segera mengutus seseorang untuk menemui Kilab dan memintanya pulang.

Kisah Kilab yang berbakti kepada orang tua nya pun masih berlanjut. Sesampainya di hadapan Umar, Kilab pun berkata, “Wahai, al-Faruq, apakah gerangan kesalahanku hingga engkau memintaku kembali dari medan perang?” tanya Kilab.

“Wahai Kilab, apakah yang biasanya engkau kerjakan untuk orang tuamu?” tanya balik Khalifah Umar.

“Aku memenuhi kebutuhan mereka. Setiap hari aku memerah susu untuk mereka. Aku pilih unta betina yang gemuk dan sehat agar saya mendapatkan susu lebih banyak. Aku bersihkan puting susu unta itu sebelum memerahnya agar susu yang kuberikan untuk mereka itu bersih.”

Kisah Kilab yang Berbakti kepada Orang Tua: Kesenangan Ayah Kilab Tatkala Anaknya Kembali

Setelah mendengar cerita itu, barulah Khalifah Umar mengerti mengapa orang tua Kilab begitu merasa kehilangan. Lantas, Umar segera mengirim utusan untuk memanggil orang tua Kilab.

Khalifah Umar kemudian bertanya, “Abu Kilab, apakah yang engkau inginkan sekarang?”

“Saya ingin melihat Kilab wahai Khalifah. Saya ingin memeluknya sebelum saya mati,” jawab ayah Kilab.

Baca Juga: Adab Kepada Orang Tua: Menghormati Dan Memuliakannya

Khalifah Umar lantas meminta Kilab untuk memerah susu unta seperti yang biasa ia lakukan saat berbakti kepada orang tua. Masya Allah, meski tidak bisa melihat, namun pria tua itu mengetahui susu itu Kilab yang menyodorkan.

“Saya mencium bau tangan Kilab pada gelas ini. Wahai khalifah Umar, apakah Kilab anaku berada di sini? Tanyanya gemetar.

“Benar wahai Abu Kilab, anakmu berada di sini. Aku menyuruhnya pulan” jawab khalifah Umar.

Mengetahui hal itu, ayah dan anak itu seketika langsung berpelukan sembari menangis. Tidak hanya mereka, Khalifah Umar beserta para sahabat yang berada pada ruangan itu pun turut menitikan air mata. Lantaran sang ayah Kilab kini dapat bertemu kembali dengan anaknya tercinta.

Satu pemikiran pada “Meneladani Sikap Berbakti kepada Orang Tua yang Dilakukan Kilab bin Umayyah”

Tinggalkan komentar