Sejarah dan Asal Usul Qurban, Kisah Ketaatan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail

Asal usul Qurban yang kita ketahui tak lepas dari kisah ketaatan nabi Ibrahim AS dan nabi Ismail AS terhadap perintah Allah SWT. Seperti yang tahu, setiap tanggal 10 Dzulhijjah serta 3 hari Tasyrik (11, 12, & 13 Dzulhijjah), umat Islam disunnahkan untuk menyembelih hewan Kurban.

Pengertian Singkat Qurban

Qurban adalah kegiatan menyembelih hewan seperti unta, sapi, kambing, ataupun domba, sebagai bentuk taqarrub (cara mendekatkan diri kepada Allah SWT). Adapun, hukum melaksanakan Qurban ialah sunnah muakkad, alias sangat dianjurkan bagi yang mampu.

Asal Usul Qurban dalam Sejarah Islam

Kembali menuju topik, sejarah adanya Qurban bermula dari kesedihan nabi Ibrahim AS yang belum diberkati buah hati hingga di masa tuanya. Ia lalu berdoa kepada Allah SWT:

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” (QS Ash-Shafaat: 100).

Allah kemudian mengabulkan doa nabi Ibrahim, Ia kemudian diberkati seorang anak yang diberi nama Ismail. Setelah Ismail beranjak dewasa, nabi Ibrahim AS bermimpi bahwa ia harus menyembelih putranya.

Baca Juga: Mana yang lebih utama? Ini yang Menjadi Perbedaan Aqiqah dan Qurban

Mimpi inilah yang menjadi cikal bakal adanya asal usul Qurban. Mimpi yang dialami nabi Ibrahim AS tersebut termasuk salah satu cara turunnya wahyu Allah SWT. Maka dari itu, perintah yang terdapat dalam mimpi itu harus dijalankan.

Tanpa keraguan, nabi Irahim AS lalu menyampaikan isi mimpi tersebut kepada putra semata wayangnya, Ismail. Ibrahim berkata, “Wahai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu “maka pikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab: ‘Wahai Bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.’” (QS Ash-Shafaat: 102).

Nabi Ibrahim AS Hendak Menyembelih Putranya

Kisah asal usul Qurban masih berlanjut. Tanpa sedikitpun ketakutan, Ismail meminta ayahnya untuk mengerjakan apa yang Allah perintahkan. Lantaran sifat Ismail yang begitu mulia, Allah lalu memujinya dan menjadikannya seorang rasul dan nabi. Hal ini diabadikan dalam Al-Quran:

“Dan ceritakanlah (Hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi.” (QS Maryam: 54).

Nabi Ibrahim AS kemudian membaringkan putranya untuk bersiap melakukan penyembelihan. Begitu juga dengan nabi Ismail AS, ia dengan siap menaati perintah ayahnya. Keduanya nampak menunjukkan keteguhan, ketaatan, serta kesabaran dalam melaksanakan perintah itu.

Kisah asal usul Qurban hampir mencapai klimaks. Saat nabi Ibrahim AS hendak mengayunkan parang, Allah seketika itu menggantikan tubuh nabi Ismail AS dengan sembelihan besar. Yakni berupa domba jantan dari surga yang berwarna putih, bertanduk, dan bermata bagus.

“Wahai Ibrahim, sesungguhnya engkau telah membenarkan mimpi itu. Sungguh demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS Ash-Shafaat: 104-107).

Sungguh, kejadian itu merupakan suatu mukjizat dari Allah. Apa yang dialami nabi Ibrahim dan Ismail tidak lain merupakan suatu ujian yang berat untuk mengukur sejauh mana kecintaan dan ketaatan mereka kepada Allah SWT.

Sikap Mulia Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail

Dan dari peristiwa inilah asal usul Qurban bermula, di mana nabi Ibrahim AS dan nabi Ismail AS dinyatakan lulus dalam menjalani ujian yang sangat berat itu. Nabi Ibrahim AS tanpa ragu sedikitpun dengan rela mengorbankan putra satu-satunya.

Sama halnya dengan ayahnya, nabi Ismail AS pun tanpa rasa takut dan ragu ia menjalani perintah Allah SWT. Yakni dengan menyerahkan jiwa dan ragaNya untuk dikorbankan. Sikap keduanya yang mencerminkan rasa taat, patuh, sabar, dan teguh, wajib untuk kita tiru.

Baca Juga: Hendak Berqurban? Yuk Ketahui dulu Keutamaan Qurban!

Memetik Hikmah dari Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail

Sahabat beriman, dari kisah asal usul Qurban di atas, dapat kita lihat sejauh mana ketaatan, kesabaran, serta rasa cinta nabi Ibrahim dan Ismail kepada Allah SWT. Mereka menjalani perintah TuhanNya dengan penuh suka hati.

Lantas, sebagai umat Islam sudahkah kita menjalani perintah Allah dengan baik? Melaksanakan Qurban misalnya. Nah, bagi sahabat yang ingin berkurban, Anda bisa melaksanakannya melalui Yayasan Senyum Mandiri.

Bagi sahabat yang ingin berkurban, tunggu apa lagi? Ayo laksanakan Qurbanmu di Senyum Mandiri! Demikianlah artikel kali ini seputar asal usul Qurban, semoga bisa menambah wawasanmu.

4 pemikiran pada “Sejarah dan Asal Usul Qurban, Kisah Ketaatan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail”

Tinggalkan komentar