Mana yang lebih utama? Ini yang Menjadi Perbedaan Aqiqah dan Qurban

Perbedaan aqiqah dan qurban ini, sebenarnya masih banyak menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat. Meskipun begitu, ada satu kesamaan yang mendasari ibadah aqiqah dan qurban ini, yaitu ibadah yang prosesnya terdapat penyembelihan hewan.

Pada pengertiannya, aqiqah dan qurban ini tidaklah sama.

Secara bahasa, aqiqah berasal dari bahasa Arab, yakni “al-qath’u” yang berarti memotong. Sementara itu menurut istilah, aqiqah ini merupakan kegiatan penyembelihan hewan ternak dalam rangka menyambut kelahiran seorang anak yang telah di anugerahkan.

Kata Qurban berasal dari bahasa Arab yakni qoroba, yaqrobu, qurban, qurbanan, qirbanan, dan uban wa qurbanan yang memiliki arti dekat. Secara istilah, qurban ini merupakan ibadah yang berrtujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Hukum aqiqah dan qurban ialah sunnah muakkadah (sunnah yang lebih ditekankan). Namun dapat di katakan wajib ketika di dasari nadzar (janji).

Meskipun dalam prosesnya sama – sama menggunakan hewan untuk di sembelih, perbedaan aqiqah dan qurban ini terletak juga pada waktu pelaksanaannya.

Aqiqah diperuntukkan bagi orang tua yang baru mendapatkan keturunan. Sementara itu, qurban dilakukan oleh diri sendiri dan kembali pada diri kita sendiri.

Baca Juga: Sejarah dan Asal Usul Qurban

Terdapat beberapa perbedaan aqiqah dan qurban, sebagaimana rangkuman berikut ini:

 

  1. Tujuan dari aqiqah dan qurban

Perbedaan aqiqah dan qurban yang pertama, terletak pada tujuannya. Tujuan melaksanakan aqiqah, umumnya sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran seorang anak.

Tujuan dari aqiqah ini, di dasari dari salah satu hadits Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam yang menjelaskan pengertian aqiqah dalam sabdanya:

“Dari Samurah bin Jundab dia berkata : Rasulullah bersabda : Setiap bayi tergadai dengan aqiqahnya, disembelihkan (kambing) untuknya pada hari ke tujuh, dicukur dan diberi nama.”

[Shahih, Hadits Riwayat Abu Dawud 2838, Tirmidzi 1552, Nasa’I 7/166, Ibnu Majah 3165, Ahmad 5/7-8, 17-18, 22, Ad Darimi 2/81, dan lain-lainnya]

Berbeda dengan aqiqah, tujuan dilakukannya qurban adalah untuk lebih meningkatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu, qurban juga merupakan upaya untuk meneladani peristiwa besar yang menimpa Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS.

Hal ini berdasarkan perintah Allah SWT. dalam QS. Al – Kautsar ayat 2 berikut ini:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ

Artinya: “Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).”

Berkurban merupakan ibadah yang paling dicintai Allah pada hari Idul Adha. Pernyataan tersebut tertuang dalam hadis riwayat Imam Hakim, Ibnu Majah dan Tirmidzi dari Sayidah Aisyah, Nabi Saw. Bersabda;

 “Tidaklah pada hari nahr manusia beramal suatu amalan yang lebih dicintai oleh Allah dibanding mengalirkan darah dari hewan kurban. Ia akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, kuku, rambut hewan kurban tersebut. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (ridha) Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian dengan berkurban.”

 

  1. Perbedaan aqiqah dan qurban dari segi waktu pelaksanaan

Waktu yang umumnya dilaksanakan untuk aqiqah, ialah pada hari ke 7, 14, dan 21 setelah kelahiran sang bayi. Akan tetapi, lebih utamanya dilaksanakan pada hari ke 7. Hal tersebut telah di sebutkan dalam hadits yang Diriwayatkan Al-Hasan dari Sammuroh radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Semua anak tergadaikan dengan aqiqahnya yang disembelihkan pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberikan nama.” (HR Ahmad 20722, At-Turmudzi 1605 dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

Untuk qurban, dilaksanakan pada hari raya idul adha atau pada tanggal 10 dzulhijjah, dan bisa juga dilakukan di hari tasyrik (11, 12, 13 dzulhijjah).

 

  1. Jenis hewan yang akan disembelih

Perbedaan aqiqah dan qurban selanjutnya, terletak pada jenis hewan yang di gunakan dalam proses penyembelihan.

Pada aqiqah, hewan yang di gunakan disini hanyalah kambing dan domba saja. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW:

Dari Ibnu Abbas bahwasannya Rasulullah bersabda: “Mengaqiqahi Hasan dan Husain dengan satu kambing dan satu kambing.”
(HR Abu Dawud)

Sementara itu, hewan yang di gunakan untuk berqurban adalah unta, sapi, kerbau, kambing, dan domba. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata,

Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam berkurban dengan dua ekor kambing kibasy putih yang telah tumbuh tanduknya. Anas berkata: “Aku melihat beliau menyembelih dua ekor kambing tersebut dengan tangan beliau sendiri. Aku melihat beliau menginjak kakinya di pangkal leher kambing itu. Beliau membaca basmalah dan takbir” (HR. Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: Hukum Qurban dan Aqiqah dalam Islam, Bolehkah Dikerjakan Bersamaan?

  1. Perbedaan aqiqah dan qurban berdasarkan jumlah hewan yang di gunakan dalam proses penyembelihan

Berdasarkan ketentuan yang telah di tetapkan, dalam aqiqah jumlah hewan yang digunakan untuk anak laki – laki dan anak perempuan berbeda. Untuk anak laki – laki menggunakan dua ekor domba atau kambing, dan untuk anak perempuan cukup satu saja.

Dari Aisyah dia berkata : Rasulullah bersabda : “Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing.”
[Shahih, Hadits Riwayat Ahmad (2/31, 158, 251), Tirmidzi (1513), Ibnu Majah (3163), dengan sanad hasan]

Namun ketika berqurban, satu domba atau kambing hanya di perbolehkan untuk satu orang saja. Sementara itu, untuk satu ekor unta, sapi, dan kerbau di khususkan untuk tujuh orang. Tetapi sah – sah saja jika kurang dari tujuh orang. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW di bawah ini:

Artinya: “Diriwayatkan dari Jabir ibn Abdullah, ia berkata: Kami menyembelih hewan qurban bersama Rasulullah saw pada tahun Hudaibiyah seekor unta untuk tujuh orang, dan sapi untuk tujuh orang.” [Ditakhrijkan oleh Muslim, Kitab al-Hajj, No. 350/1318:602].

 

  1. Pembagian daging

Perbedaan aqiqah dan qurban yang terakhir ini, terletak pada proses pembagian daging hewan yang telah di sembelih.

Daging yang di bagikan dalam aqiqah, harus pada kondisi yang sudah di masak. Dan boleh di bagikan kepada siapaun, baik keluarga, kerabat, maupun tetangga.

Tak seperti aqiqah, daging qurban di bagikan dalam keadaan yang belum di masak (mentah). Untuk pembagiannya sendiri, di utamakan di berikan pada kaum fakir, miskin, dan dhuafa. Barulah sepertiganya boleh kita konsumsi sendiri.

Allah SWT. berfirman dalam QS. Al – Hajj atat 36 yang artinya:

Dan unta-unta itu Kami jadikan untuk-mu bagian dari syiar agama Allah, kamu banyak memperoleh kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya) dalam keadaan berdiri (dan kaki-kaki telah terikat). Kemudian apabila telah rebah (mati), maka makanlah sebagiannya dan berilah makanlah orang yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami tundukkan (unta-unta itu) untukmu, agar kamu bersyukur.”

Begitulah penjelasan tentang perbedaan aqiqah dan qurban. Masing – masing ibadah memiliki keutamaannya sendiri. Akan tetapi, dalam kondisi tertentu ada yang lebih utama untuk di lakukan terlebih dahulu.

Contohnya, ketika mendekati hari raya idul adha dan kita ingin melaksanakan qurban, tetapi belum aqiqah. Maka yang yang lebih utama dikerjakan adalah ibadah qurban.

Menyambut datangnya hari raya idul adha, Yayasan Senyum Mandiri menghadirkan kemudahan bagi kamu yang ingin berqurban. Melalui program ini, qurban yang kamu berikan dapat menjadi sumber kebaikan bagi sesama. Jangan ragu untuk berkurban disini!

Satu pemikiran pada “Mana yang lebih utama? Ini yang Menjadi Perbedaan Aqiqah dan Qurban”

Tinggalkan komentar