Pengertian Israf yang Harus Muslim Tahu Agar Tidak Menjadi Saudaranya Setan!

Pengertian israf sebenarnya telah banyak dibahas oleh para Ulama, sehingga banyak yang sudah tahu akan maknanya. Namun, tahukah kamu jika israf itu adalah perilaku tercela yang dianggap sebagai saudaranya setan.

Pada darasnya, pengertian israf ialah sikap berlebih-lebihan, atau persamaan kata dari boros. Perilaku tercela seperti ini memang tidak selalu merugikan orang lain sehingga banyak orang yang tidak menyadarinya, bahkan setelah ditegur orang lain.

Setiap orang memang punya pandangan tersediri dalam menyikapi segala sesuatu, ada yang menyangkal dirinya tidak boros karena menjadikannya sebagai apresiasi diri. Untuk itu, Islam hadir dengan kacamata yang berbeda, sehingga dapat menghadirkan takaran atau hukum dalam mengatur kehidupan manusia. Baik itu secara perorangan maupun kelompok.

Baca Juga: Ngeri! Ternyata Inilah Jenis-Jenis Penyakit Hati yang Dapat Merusak Pahala Ibadah

Melalui artikel ini, kita akan tahu mengenai israf serta bagaimana persepsi Islam berjalan didalamnya. Maka dari itu, simak penjelasannya hingga akhir.

Pengertian Israf

Pengertian Israf secara etimologi berasal dari bahasa Arab dan berakar dari kata israfa yang memiliki arti memboroskan, membuang-buang. Perilaku israf merupakan hal tercela yang dimurkai Allah SWT.

Sedangkan secara terminology, israf merupakan perbuatan melampai batas atau berlebih-lebihan terhadap suatu perkara yang mengerah kepada mubadzir. Sifat semacam ini dapat juga dikatakan sebagai sifat boros, tamak, rakus, dan sombong.

Pengertian israf sangat identic dengan pemborosan dalam pengelolaan harta. Sebab biasanya, manusia mudah terlena dan lalai dengan harta. Tidak sedikit yang diberi titipan oleh Allah SWT berupa harta malah kian tamak serta menggunakannya bukan pada jalan ibadah. Padahal, sejatinya harta yang Allah SWT titipkan itu adalah cara agar manusia dapat bersikap amanah, sehingga mampu mengelola hartanya semata-mata untuk beribadah kepada-Nya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra Ayat 26 yang berbunyi,

وَءَاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلْمِسْكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا

Artinya: “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”.
Pada dasarnya, pengertian israf adalah gambaran dari perilaku keji yang disukai setan dan iblis. Bahkan, Allah SWT menyebut pemboros itu sebagai saudaranya setan. Sebagaimana tertuang dala, Al-Qur’an Surat Al-Isra Ayat 27,

إِنَّ ٱلْمُبَذِّرِينَ كَانُوٓا۟ إِخْوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِ ۖ وَكَانَ ٱلشَّيْطَٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورًا

Artinya: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”.

Sejatinya, harta itu adalah titipan. Allah SWT menitipkan harta kepada seseorang sebagai amanah dan ujian yang harus dihadapinya. Namun, terkadang manusia mudah tertipu serta menganggapnya sebagai sumber kebahagiaan yang tidak perlu didapati orang lain.

Sikap israf dalam mengelola harta dapat ditangani dengan cara memperbanyak sedekah. Sebab, ketika seorang Muslim bersedekah, artinya ia telah mengelola hartanya dalam jalan ibadah. Tentunya, sedekah adalah suatu kebaikan yang akan didapat oleh diri sendiri ketika kita mampu menanamkan hati untuk senantiasa bersedekah.

Melalui Yayasan Senyum Mandiri, Sahabat dapat menuai kebaikan dengan menggunakan harta pada jalan kebaikan seperti Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf.

Mari tanamkan kebaikan untuk menuai kebahagiaan bagi orang-orang yang lebih membutuhkan. Info selengkapnya dapat Sahabat peroleh disini.

Sifat atau sikap israf merupakan hal keliru yang harus dibuang jauh-jauh dari diri seorang Muslim. Sebagai manusia yang tidak luput dari salah dan dosa, tentunya kita akan bertanya-tanya mengenai cara untuk melawan sifat israf.

Sebenarnya cara untuk melawan perilaku israf itu sangatlah mudah, tetapi tidak semua orang mampu memenuhinya. Israf memiliki makna berlebih-lebihan akan segala sesuatu yang tidak berada dalam jalan agama.

Sikap yang tepat untuk melawan israf ialah melakukan segala sesuatu dengan pertengahan. Dalam artian lain, sikap pertengahan ialah tindakan yang sesuai dengan takaran serta tidak dikurangi apalagi dilebih-lebihkan. Takaran yang dimaksud adalah syariat Islam yang senantiasa mengatur kehidupan seorang Muslim.

Demikianlah pembahasan terkait pengertian israf, semoga bermanfaat dan dijauhkan dari sifat tercela seperti israf ini agar tidak menjadi saudaranya setan.

Tinggalkan komentar