Apakah Hukum Berbohong Saat Puasa? Ini Dia Penjelasannya

Hukum berbohong saat puasa—Di Bulan Ramadhan, kita sebagai umat Islam memiliki kewajiban untuk berpuasa selama sebulan penuh. Puasa tak hanya sekadar menahan diri dari lapar dan dahaga, melainkan juga menahan hawa nafsu dari perbuatan yang sekiranya dapat membatalkan puasa maupun pahalanya.

Lantas, bagaimana hukum berbohong saat puasa? Apakah membuat puasanya menjadi batal?

Dalam Islam sendiri, berbohong merupakan salah satu perbuatan tercela dan kemaksiatan yang hendaknya kita cegah. Bahkan, berbohong juga bagian dari tanda-tanda orang munafiq yang tidak disukai Allah dan Rasul-Nya.

Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl Ayat 105

إِنَّمَا يَفْتَرِى ٱلْكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَٰذِبُونَ

Artinya: Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.

Tentunya, perbuatan ini dianggap dosa yang dapat menjerumuskan kita akan kemaksiatan yang lain, hingga membuat kita mendapat siksa dan masuk neraka. Bahkan, hal ini telah lama disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah haditsnya yang berbunyi:

“Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada al-Birr dan al-Birr akan mengantarkan ke surga. Dan sesungguhya, seseorang benar-benar bersikap jujur hingga dia menjadi orang yang shiddiq. Kebohongan akan mengantarkan kepada semua kefajiran (al-Fujur). Dan kefajiran akan mengantarkan ke neraka. Sungguh, seseorang benar-benar berbohong hingga ditetapkan di sisi Allah sebagai seorang pendusta.” (HR. Al Bukhari).

Walaupun mendapat balasan yang cukup berat, masih banyak orang yang menganggap enteng perbuatan berbohong. Padahal, tidak ada pembenaran dalam perbuatan ini, sekalipun dalam keadaan terdesak atau terancam.

Karena itulah, hendaknya kita bisa menjadi manusia yang jujur dan senantiasa menjaga kejujuran tersebut. Dari sini, dapat kita ketahui bahwa hukum berbohong saat puasa adalah dilarang.

Namun, lebih jelasnya seperti apa sih hukum berbohong saat puasa?

Hukum Berbohong Saat Puasa

Ramadhan adalah salah satu bulan yang dapat kita jadikan sebagai ladang kebaikan. Sebab, didalamnya terkandung keutamaan yang dapat menghantarkan kita akan pahala yang berkali-kali lipat.

Namun, tidak hanya pahala saja yang dilipatgandakan, hal ini juga berlaku akan dosa. Pasalnya, ketika kita berbuat maksiat di bulan Ramadhan, maka balasannya akan dilipatgandakan pula.

Adapun lebih jelasnya, terkait hukum berbohong saat puasa, baik di bulan Ramadhan maupun tidak adalah dilarang atau haram untuk dilakukan.

Larangan berbohong saat berpuasa telah disebutkan dalam hadits berikut ini,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).

Hukum berbohong saat puasa adalah haram, namun apakah lantas membuat puasanya menjadi batal?

Sejatinya, berbohong memang bukanlah perbuatan berwujud yang dapat kita saksikan secara langsung membatalkan puasa. Namun, akan menjadi sia-sia-lah puasa itu jika kita berbohong. Bahkan, kita akan sulit memperoleh pahala puasa karena telah melakukan kemaksiatan.

Selain itu, hakikat puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang tidak bermanfaat untuk kehidupan akhirat kita. Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam hadits:

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرْبِ إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالَّرَفَث

“Bukanlah puasa itu sebatas menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi puasa adalah menjauhi perkara yang sia-sia dan kata-kata kotor.” (HR. Ibnu Khuzaimah no.1996 dan tahqiq Syaikh Al-A’zami berkata, ”Shahih”).

BACA JUGA: https://senyummandiri.org/hukum-berbohong-saat-puasa-apakah-batal-puasanya/

Kesimpulan

Hukum berbohong saat puasa adalah haram. Namun, berbohong tak lantas membuat puasanya menjadi batal, melainkan bisa membuat kita kehilangan pahala puasa jika melakukannya.

Hal tersebut terjadi karena ia tidak berpuasa dari apa yang Allah Ta’ala haramkan, ia seakan menganggap bahwa puasa itu hanya menahan diri dari pembatal-pembatal puasa saja. Di dalam hadits disebutkaln:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلّٰهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَه

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan selalu mengamalkannya, maka Allah Ta’ala tidak butuh kepada puasanya.” (HR. Al-Bukhari no.1804).

 

Dari pada mengisi bulan Ramadhan dengan perbuatan sia-sia, mending waktunya kita pakai untuk kegiatan mulia seperti sedekah. Sahabat, sedekah itu tidak harus menunggu kaya. Karena berapapun nominalnya, jika dilakukan dengan ikhlas maka jaminannya adalah syurga.

Di bulan yang penuh dengan keberkahan ini, terutama di saat yang paling utama seperti Lailatul Qadar, kami ingin mengajak Sahabat dermawan untuk menjadikan ibadah puasa sebagai bentuk nyata dari perhatian dan kepedulian terhadap sesama, terutama bagi mereka yang lebih membutuhkan.

Tunggu apalagi sahabat? Mari upayakan jalan menuju surga dengan menunaikan sedekah terbaikmu melalui Yayasan Senyum Mandiri!

Tinggalkan komentar