Sahabat, pernahkah kita tanpa sadar mengucapkan kata-kata yang menyakiti hati orang lain? Menghina, meskipun sering dianggap sepele, sebenarnya bisa mendatangkan azab yang besar, baik di dunia maupun di akhirat. Azab orang yang suka menghina itu sangat pedih, bahkan Allah SWT telah menyiapkan siksa yang pedih bagi orang-orang yang gemar merendahkan sesamanya. Dalam ajaran Islam, menjaga lisan itu sangat penting. Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban atas setiap kata yang kita ucapkan.
Larangan Menghina dalam Al-Qur’an dan Hadist
Allah SWT sudah mengingatkan kita agar tidak meremehkan atau menghina orang lain. Dalam Surah Al-Humazah ayat 1-3, Allah berfirman:
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah.”
Rasulullah SAW juga mengingatkan kita tentang bahaya lisan yang tak terjaga. Dalam sebuah hadis riwayat Muslim, beliau bersabda:
“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?” Para sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham maupun harta.”
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala salat, puasa, dan zakat, tetapi dia pernah mencaci maki orang lain, menuduh orang lain, memakan harta orang lain, menumpahkan darah orang lain, dan memukul orang lain. Maka, pahala kebaikannya akan diberikan kepada orang-orang tersebut.”
Kisah-Kisah Azab Nyata Akibat Menghina
Dalam sejarah, ada banyak kisah nyata tentang orang-orang yang menerima azab di dunia karena suka menghina. Salah satunya adalah kisah seorang pria yang sering mengejek orang cacat. Tak lama setelah itu, ia mengalami kecelakaan yang membuatnya lumpuh selamanya. Kisah ini mengingatkan kita bahwa setiap perbuatan buruk pasti akan ada balasannya.
Ada juga cerita tentang seorang wanita yang suka merendahkan orang miskin. Ia sering mempermalukan mereka di depan umum. Akhir hidupnya sangat tragis—ia menderita penyakit aneh yang tidak bisa disembuhkan, hingga akhirnya meninggal dalam keadaan penuh penderitaan. Kisah-kisah seperti ini menunjukkan bahwa menghina bukanlah hal sepele, karena balasannya bisa datang kapan saja.
Dampak bagi Diri Sendiri
- Hilangnya pahala karena setiap perbuatan baik bisa terhapus karena perbuatan menghina orang lain.
- Suka menghina menunjukkan adanya penyakit dalam hatinya, kesombongan dan rasa iri yang merusak hati.
- Dijauhi masyarakat karena orang yang suka menghina akan kehilangan rasa hormat dan dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya.
Dampak bagi Orang yang Dihina
- Kata-kata hinaan bisa melukai hati lebih dalam daripada luka fisik, karena lidah lebih tajam daripada pedang.
- Perbuatan menghina bisa menumbuhkan rasa dendam, yang kemudian dapat memicu permusuhan.
- Hilangnya kepercayaan diri karena orang yang sering dihina bisa kehilangan rasa percaya diri dan merasa tidak berharga.
Cara Bertaubat dari Perbuatan Menghina
Bagi sahabat yang pernah terjerumus dalam perbuatan menghina, pintu taubat selalu terbuka. Berikut adalah langkah-langkah bertaubat:
- Sungguh-sungguh menyesal atas perbuatan menghina yang telah kita lakukan.
- Datangi orang yang pernah kita hina dan minta maaf dengan tulus.
- Niatkan dalam hati untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
- Lakukan amal ibadah sebagai bentuk penebusan dosa, seperti bersedekah, membaca Al-Qur’an, dan berzikir.
Baca Juga: Hati-Hati! Azab Orang Iri Dengki Sangatlah Mengerikan
Kesimpulan
Sahabat, menjaga lisan adalah tanda orang beriman yang sejati. Menghina orang lain tidak hanya menyakiti sesama, tetapi juga mendatangkan azab dari Allah SWT. Azab orang yang suka menghina itu sangat pedih, bahkan Allah SWT telah menyiapkan siksa yang pedih bagi orang-orang yang gemar merendahkan sesamanya. Mari kita renungkan kembali setiap kata yang akan kita ucapkan. Jangan biarkan lisan kita menjadi penyebab kesengsaraan di dunia dan akhirat.
Semoga kita selalu diberi kekuatan untuk menjaga lisan dan perbuatan, serta menjadi pribadi yang membawa kedamaian bagi diri sendiri dan orang lain. Aamiin.