Benarkah suami menanggung dosa istri? Pada dasarnya, semua anak manusia yang dilahirkan ke muka bumi ini dalam keadaan suci dan murni tanpa adanya kesalahan maupun dosa. Akan tetapi, pada beberapa perkara yang dilakukan seorang manusia dapat membawa akibat bagi orang lain, terutama orang-orang yang ada didekatnya.
Tentulah hal tersebut menimbulkan berbagai keresahan dalam hidup. Disamping itu, Islam hadir sebagai pelebur dari berbagai peliknya masalah seorang hamba. Dalam Islam sendiri, segala sesuatunya telah diatur sedemikian rinci dan tersusun dengan baik.
Benarkah suami menanggung dosa istri? Sebenarnya sudah banyak dijelaskan oleh Para Ulama dengan pandangan yang beragam.
Bagi Sahabat yang masih bingung dan bertanya-tanya, artikel ini tepat sekali untuk menjawab perihal benarkah suami menanggung dosa istri. Untuk itu, simak penjelasaanya di bawah ini!
Benarkah Suami Menanggung Dosa Istri?
- Dosa Ditanggung Diri Sendiri
Setiap manusia memiliki tanggung jawabnya masing-masing. Tanggung jawab merupakan suatu perkara yang dihasilkan dari keputusan yang diperbuat seseorang. Tak terkecuali dengan dosa yang merupakan salah satu konsekunsi yang menjadi tanggungan orang yang melakukannya.
Hal ini sesuai dengan Firman Allah Ta’ala dalam QS. Fatir ayat 18:
وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰى ۗوَاِنْ تَدْعُ مُثْقَلَةٌ اِلٰى حِمْلِهَا لَا يُحْمَلْ مِنْهُ شَيْءٌ وَّلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰىۗ اِنَّمَا تُنْذِرُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ ۗوَمَنْ تَزَكّٰى فَاِنَّمَا يَتَزَكّٰى لِنَفْسِهٖ ۗوَاِلَى اللّٰهِ الْمَصِيْر
Terjemahan:
“Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang dibebani berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul bebannya itu tidak akan dipikulkan sedikit pun, meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat engkau beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada (azab) Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka yang melaksanakan salat. Dan barangsiapa menyucikan dirinya, sesungguhnya dia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah tempat kembali”.
- Maksiat Mengalirkan Dosa Kepada Orang Lain
Jadi benarkah suami menanggung dosa istri? Tanggung jawab seorang anak sesungguhnya terletak pada ayahnya. Namun ketika seorang anak menikah, maka tanggung jawab ayahnya telah digantikan oleh suaminya.
Sebab, seorang suami memiliki tanggung jawab penuh terhadap istrinya. Oleh karena itu, sudah kewajiban seorang suami untuk mendidik, menjaga, dan memenuhi kebutuhan sang istri.
Namun, benarkah suami menanggung dosa istri? Jika dilihat dari tugas seorang suami yang harus mengemban tanggung jawab terhadap istrinya, tentulah segala bentuk perkara yang diperbuat sang istri dapat mengalirkan konsekuensi kepada suami.
Disamping itu ternyata ada beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab bagi seseorang mendapat dosa yang diperbuat orang lain. Benarkah suami menanggung dosa istri? Simak penjelasannya sebagai berikut:
- Mengajak Seseorang untuk Berbuat Maksiat
Dalam Islam, umat muslim diperintahkan untuk melakukan segala kebaikan dan menjauhi semua bentuk kemungkaran atau perkara yang dapat menjerumuskan kepada kemaksiatan. Tak terkecuali dengan orang yang mengajak orang lain untuk melakukan sebuah kemaksiatan.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman dalam QS. An-Nahl ayat 25 sebagai berikut:
لِيَحْمِلُوْٓا اَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَّوْمَ الْقِيٰمَةِ ۙوَمِنْ اَوْزَارِ الَّذِيْنَ يُضِلُّوْنَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ اَلَا سَاۤءَ مَا يَزِرُوْنَ
Terjemahan:
“(ucapan mereka) menyebabkan mereka pada hari Kiamat memikul dosa-dosanya sendiri secara sempurna, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, alangkah buruknya (dosa) yang mereka pikul itu”.
- Tidak Mengingatkan Keluarga pada Jalan Kebajikan
Sebagai sesama muslim hendaknya senantiasa menyeru kebaikan dan mengingatkannya terhadap jalan yang benar. Perintah ini sesuai dengan hadits dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
“Siapa yang melihat kemungkaran hendaklah meluruskannya dengan tangannya, maka jika tidak sanggup (hendaklah meluruskan) dengan lisannya, jika tidak sanggup (hendaklah dia meluruskan) dengan hatinya dan ini adalah iman yang paling lemah.” (HR. Muslim 49).
- Menjadi Contoh untuk Berbuat Kemungkaran
Seorang muslim diperintahkan untuk selalu berusaha berbuat kebaikan dan menjadi contoh yang baik orang-orang disekitarnya. Dengan menjadi contoh yang baik bagi yang lain, seorang muslim tentunya akan mendapat kebaikan bagi dirinya, sehingga terhindar dari dosa akibat menjadi contoh untuk berbuat kemungkaran.
Sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan nilai dosa akibat menjadi contoh atas kemaksiatan,
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء
“Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” (HR. Muslim 2398).
Dari penjelasan diatas benarkah suami menanggung dosa istri? Dapat kita simpulkan bahwa ada kemungkinan dosa istri ditanggung suami bila ia mengajak berbuat maksiat, tidak mengingatkan kepada kebaikan, atau sampai menjadi pelopor kemaksiatan.
Sebenarnya, kewajiban utama bagi seorang suami atau ayah terhadap keluarganya ialah dengan menjaganya dari siksa api neraka. Pernyataan ini tertuang dalam QS. At-Tahrim ayat 6:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Terjemahan:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
Demikianlah penjelasan mengenai benarkah suami menganggung dosa istri. Semoga pertanyaan Sahabat mendapat jawaban yang tepat, dan mendapat kebermanfaatan.