Hakikat Uban Menurut Islam, Salah Satunya Sebagai Pengingat Ajal

Uban menurut Islam memiliki makna tersendiri yang mengandung kebaikan. Namun, benarkah rambut putih atau abu-abu ini tidak hanya mencerminkan tuanya usia saja? Berikut ini fakta sesungguhnya uban menurut Islam.

Ketika seseorang telah memasuki usia senja, sangat wajar sekali jika muncul beragam perubahan dalam tubuh. Salah satunya perubahan warna rambut menjadi putih atau uban. Tidak hanya pada kepala, perubahan warna rambut itupun juga sering terlihat pada jenggot maupun rambut lain yang ada di bagian wajah.

Saat fase ini mulai datang, kekuataan fisik sedikit demi sedikit menurun, ketajaman mata mulai berkurang sehingga dibutuhkan alat bantu untuk melihat, daya ingat menurun, dan kulit mengendur serta guratan-guratan tanda penuaan pun muncul.

Rambut-rambut putih sedikit demi sedikit menghiasai kepalanya. Penyakit-penyakit degeneratif pun banyak muncul pada fase ini.

Fase ini adalah hal yang sangat wajar terjadi, namun dalam Islam, hal ini memiliki keistimewaan yang dapat dirasakan dengan ketulusan hati akan menerima keadaan. Lantas, bagaimana hakikat uban menurut Islam?

Hakikat Uban Menurut Islam

Pada dasarnya, hakikat uban menurut Islam adalah suatu hal yang dapat membuat seorang menjadi sadar, bahwa keberadaannya dunia ini tidaklah selamanya. Hanya sebentar bila dibandingkan kehidupan selanjutnya; yaitu alam akhirat, yang mana satu hari di sana layaknya lima puluh ribu tahun di dunia.

Angan-angan kosongnya pun pupus. Ketamakannya terhadap kemilau harta mulai berkurang. Ia lebih disibukkan oleh hal-hal yang pasti, yakni dengan beribadah untuk meraih ridha Allah. Hari-harinya menjadi lebih produktif untuk mempersiapkan bekal akhirat.

Fakta-Fakta Uban Menurut Islam

Adapun terdapat fakta-fakta menarik uban menurut Islam, yang mana salah satunya ialah sebagai pengingat ajal.

1. Pengingat Ajal

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَعْمَارُ أُمَّتِـي مَا بَيْنَ السِّتِّيْنَ إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

“Umur umatku antara 60 hingga 70 dan sedikit dari mereka yang melebihi itu.” (HR. Tirmidzi, no. 3550; Ibnu Majah, no. 4236. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

2. Fase Kehidupan

Uban adalah fase kehidupan yang terjadi pada setiap manusia. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat Surat Ar-Rum Ayat 54, yang mana berbunyi:

۞ ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۖ وَهُوَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْقَدِيرُ

Artinya: Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.

3. Cahaya di Hari Kiamat

Pada hadits riwayat al-Khallal dari ‘Amr bin Syu’aib dari bapaknya, dari kakeknya dan turut diriwayatkan Thariq bin Habib, yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

لا تنتفوا الشيب فإنه نور يوم القيامة ومن شاب شيبة في الإسلام كتب له بها حسنة وحط عنه بها خطيئة ورفع له بها درجة

Artinya: “Janganlah kalian mencabut uban, karena ia merupakan cahaya bagi seorang muslim. Tidaklah seorang muslim membiarkan ubannya–selama ia masih Islam–, kecuali Allah akan mencatat baginya satu kebaikan, mengangkat satu derajat dan menghapus satu kesalahan.” (HR Ahmad, Abu Daud, At Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah).

4. Orang yang Harus Dihormati

Walaupun memiliki warna putih, uban yang tumbuh dapat memancarkan sikap wibawa dari dalam diri. Hal itu diriwayatkan Abu Dawud dari hadist Abu Musa, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda

Arab: إِنَّ مِنْ إِجْلَالِ اللهِ إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ

Artinya: Sesunguhnya termasuk dari pengagungan kepada Allah ialah menghormati orang muslim yang sudah beruban (orang tua).

BACA JUGA: https://senyummandiri.org/hukum-mencabut-uban-bagi-perempuan-dalam-islam-apakah-boleh/

Masyaallah, sungguh mulia sekali uban menurut Islam. Ternyata, uban bukan sekadar cerminan di hari tua, melainkan memiliki makna tersendiri dalam pandangan Islam.

Untuk meraih kemuliannya itu, umat Islam dianjurkan untuk membiarkan uban tumbuh. Adapun jika kurang menyukai warnanya, bisa menutupinya dengan warna lain selain hitam.

Dalam Islam, amalan Sunnah memiliki kedudukan tinggi yang dapat mengantarkan kita pada pahala yang berlimpah. Namun, selain membiarkan uban tumbuh, amalan Sunnah lain juga bisa Anda lakukan. Salah satunya dengan berdonasi melalui Yayasan Senyum Mandiri.

Selain menjadi amalan Sunnah yang dapat mengalirkan pahala, dengan berdonasi, Sahabat akan memberikan kontribusi besar terhadap kesulitan yang tengah dirasakan orang-orang yang lebih membutuhkan.

Lantas, tunggu apalagi? Yuk mulai berdonasi di Yayasan Senyum Mandiri!

Rekening Donasi

Tinggalkan komentar