Pengertian dan Tata Cara Shalat Jamak dan Qashar yang Wajib Diketahui

Sudah menjadi kewajiban bagi umat muslim untuk melaksanakan perintah shalat, serta mengetahui tata cara shalat Jamak dan Qashar yang benar. Shalat merupakan rukun islam kedua serta menjadi tiang agama.

Bahkan tuntutan ibadah ini telah Allah perintahkan dalam QS. az-Zariyat ayat 56, sebagai berikut.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya, “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” Dengan begitu, sudah semestinya bagi kita selaku umat muslim untuk selalu menjalankan perintah-Nya.

Alasan mengapa Shalat Jamak dan Qashar Dilakukan

Allah SWT tidak pernah mempersulit umatnya dalam beribadah. Salah satu bentuk perhatian dan kasih sayang pada umatnya yakni, dengan mempermudah pelaksanaan shalat. Bilamana kondisi sedang dalam perjalanan jauh atau bagi seorang musafir.

Bagi para musafir, Allah beri keringanan dalam menjalankan shalat fardu yakni dengan cara Jamak dan Qashar. Jamak dapat diartikan sebagai memangkas dua waktu shalat dalam satu waktu, hal ini berlaku hanya untuk empat waktu shalat saja.

Baca Juga: Rukhsah (keringanan) Dalam Shalat

Sebagai contoh, solat dzuhur dapat dikerjakan bersamaan dengan shalat ashar, begitu juga sebaliknya. Sholat isya pun dapat dikerjakan bersamaan dengan shalat maghrib, begitu juga sebaliknya.

Sedangkan untuk waktu sholat shubuh, tidak dapat dijamak, harus disempurnakan. Tetapi, tidak semua perjalanan bisa dijadikan patokan agar bisa dijadikan Jamak. Terdapat syarat dan ketentuan yang berlaku sehingga Jamak diperbolehkan.

Apa Saja Syarat dan Ketentuan Shalat Jamak dan Qashar

Syarat dan ketentuan pertama yaitu, tujuan dari perjalanan bukan untuk hal-hal yang bersangkutan dengan maksiat. Syarat selanjutnya, jarak minimal perjalanan harus mencapai farsakh atau menurut beberapa ulama sejauh 88 Km, 80 Km, 64 Km, 94,5 Km.

Kemudian, shalat Jamak dan Qashar mesti dilakukan saat masih dalam perjalanan dan dilakukan setelah keluar dari batas desa. Beberapa syarat tersebut harus terpenuhi agar pahala shalat kita bisa diterima.

Shalat Jamak serta Qashar tidak boleh dilakukan karena alasan yang sepele. Misalnya seperti karena malas sehingga menjamak shalat, atau karena terlalu asik berjalan-jalan. Hanya dalam kondisi darurat tertentu saja sehingga shalat tersebut diperbolehkan.

Tata Cara Shalat Jamak dan Qashar

Shalat Jamak serta Qashar, dibedakan menjadi 2 macam. Diantaranya yaitu, Jamak Taqdim dan Jamak Takhir, begitu juga untuk Qashar.

1.) Jamak Taqdim

Jamak Taqdim dilakukan dengan cara memangkas atau melaksanakan 2 shalat fardu secara sekaligus diwaktu shalat pertama. Contohnya, sholat dzuhur dan ashar dikerjakan diwaktu dzuhur. Lalu shalat maghrib dan isya dikerjakan diwaktu maghrib.

Adapun mengenai tata caranya ialah dilakukan di waktu shalat pertama (dzuhur). Niatnya adalah, “Ushollii fardlozh zhuhri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al ashri adaa-an lillahi ta’ aalaa.”

Bila telah shalat dzuhur, dilanjut dengan shalat ashar dengan niat sebagai berikut. “Ushollii fardhal ashrii arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al dzuhri adaa-an lillahi ta’aalaa.”

Kemudian niat sholat Jamak taqdim maghrib dan isya (dilakukan diwaktu maghrib) adalah sebagai berikut. “Ushollii fardhol maghribi thalaatha raka’aatin majmuu’an ma’al ‘isyaa’i jam’a taqdiimin adaa-an lillahi ta’aalaa.”

Setelah shalat maghrib, dilanjut shalat isya dengan niat sebagai berikut. “Ushollii fardhal ‘isyaa’i arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al maghiribi jam’a taqdiimin adaa-an lillaahi ta’aalaa.”

2.) Jamak Takhir

Pembahasan shalat Jamak dan Qashar selanjutnya ialah mengenai tata cara Jamak Takhir. Jamak Takhir dilakukan dengan cara memangkas atau melaksanakan 2 shalat fardu secara sekaligus di waktu shalat terakhir.

Contohnya, sholat dzuhur dan ashar dikerjakan diwaktu ashar. Lalu shalat maghrib dan isya dikerjakan diwaktu isya.

Adapun mengenai tata caranya yaitu, dilakukan diwaktu shalat terakhir. Berikut niat shalat Jamak Takhir dzuhur dan ashar. “Ushollii fardlozh zhuhri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al ashri adaa-an lillaahi ta’aalaa.”

Setelah shalat dzuhur, kemudian dilanjut dengan shalat ashar. Berikut niatnya, “Ushollii fardhal ‘ashri arba’a raka’aatin majmuu’an ma’azh zhuhri adaa-an lillaahi ta’aalaa.”

Dan berikut niat shalat Jamak Taqdim maghrib dan isya. “Ushollii fardhal maghribi thalaatha raka’aatin majmuu’an ma’al ‘isyaa’i Jam’a ta-khiirinin adaa-an lillaahi ta’aalaa.” Setelah shalat maghrib, dilanjut dengan shalat isya.

Berikut niatnya, “Ushollii fardhal ‘isyaa’i arba’a raka’aatin majmuu’an ma’al magribi Jam’a ta-khiirinin adaa-an lillaahi ta’aalaa.”

Baca Juga: Bolehkah Menggabungkan Shalat Dhuhur dengan Shalat Ashar? Begini syarat, Niat dan Tatacaranya

Tata Cara Shalat Qashar

Dan cara terakhir dari shalat Jamak dan Qashar ialah tata cara shalat Qashar. Jika Jamak berarti menggabungkan, maka shalat Qashar berarti meringkas. Rukhsahnya ialah dapat meringkas 4 rakaat menjadi 2 rakaat.

Sebagai contoh, shalat isya dilaksanakan sebanyak 2 rakaat, begitupun dengan waktu dzuhur dan ashar. Shalat Qashar hanya dapat dilakukan bagi waktu shalat yang memiliki 4 rakaat saja, sehingga waktu maghrib dan shubuh tidak bisa di Qashar.

Berikut niat shalat Qashar dan Jamak Taqdim, “Ushallii fardhazh zhuhri rak’ataini qashran majmuu’an ilaihil ‘ashru adaa’an lillaahi ta’aalaa.”

Dan berikut niat shalat Qashar dan Jamak Takhir, “Ushallii fardhal ‘ashri rak’ataini qashran majmuu’an ilazh zhuhri adaa’an lillaahi ta’aalaa.”

Bila kondisi dan situasi memungkinkan, shalat sebisa mungkin dilakukan tepat pada waktunya. Tetapi bila kondisi tidak memungkinkan, maka tak ada salahnya mempelajari tata cara shalat Jamak dan Qashar diatas sebagai bekal ilmu nanti.

Tinggalkan komentar