Kisah Perang Hunain, ketika Harta Jarahan Membutakan Pasukan Muslim

Kisah perang Hunain tidak kalah sengit dibandingkan pertempuran besar dalam sejarah Islam lainnya. Alasan mengapa peperangan ini dinamakan Hunain, sebab lokasi pertempuran terjadi di lembah Hunain yang berjarak sekitar 12 mil dari kota Mekkah.

Adapun, perang Hunain mengisahkan sebuah pertempuran hebat antara Nabi Muhammad beserta pasukannya, melawan suku Badui dari Bani Hawazin dan Tsaqif. Perang ini terjadi pada tahun 630 Masehi atau 8 Hijriah, dan berhasil dimenangkan umat Muslim.

Asal-usul terjadinya Perang Hunain

Kisah perang Hunain bermula setelah terjadinya peristiwa Fathu Makkah yang dimenangkan oleh Rasulullah SAW. Para pembesar hawazin serta Tsaqif dari kalangan musyrikin, khawatir kabilahnya akan menjadi sasaran selanjutnya.

Adapun Hawazin sendiri adalah nama suatu kabilah besar di Arab pada saat itu yang terdiri dari banyak suku. Mereka mengira pasukan Rasul akan menyerang terlebih dahulu, maka dari itu mereka berinisiatif menyerang duluan.

Baca Juga: Muslim Harus Tahu! Perang Waddan, Pertempuran Pertama yang Dipimpin Rasulullah SAW

Malik bin Auf, salah satu sosok dari bani Nadhar, ditunjuk sebagai pemimpin musuh Islam kala itu. Turut hadir juga bani Sa’ad bin Bakar dan Duraid bin Ash-Shammah dari Bani Jutsam.

Kisah Perang Hunain dan Persiapannya Menjelang Pertempuran

Sebelum pertempuran dimulai, Malik bin Auf mengirim mata-mata untuk mengetahui strategi pasukan Muslim. Di saat yang sama, Rasulullah juga mengirim sahabatnya yaitu Abdullah bin Abu Hadrad Al-Islami untuk memata-matai strategi dan pergerakan musuh.

Hasil dari memata-matai yang dilakukan Abdullah berjalan manis. Ia mendapat informasi bahwa pihak musuh akan melakukan penyerangan secara serentak. Kisah perang Hunain masih berlanjut.

Di sisi lain, Malik bin Auf selaku pemimpin pasukan musuh memerintahkan agar membawa binatang ternak, wanita, anak-anak, serta harta benda untuk dibawa ke medan perang.

Tujuannya adalah agar balatentara tidak meninggalkan medan peperangan tatkala kondisi telah memburuk. Adapun jumlah pasukan musuh yakni berkisar 30 ribu orang. Namun, ada juga yang berpendapat sekitar 20 ribu prajurit.

Sedangkan pihak nabi Muhammad berhasil menghimpun sekitar 12 ribu prajurit. 10 ribu berasal dari Madinah, sedangkan 2 ribu sisanya berasal dari orang-orang yang baru memeluk Islam saat peristiwa Fathu Makkah.

Jalannya Pertempuran pada Kisah Perang Hunain

Pertempuran dimulai, saat Nabi Muhammad beserta pasukan mendekati lokasi perang, pihak musuh langsung menyergap. Rupanya mereka telah menunggu sambil bersembunyi di celah-celah lembah.

Pasukan Muslim berhasil menangkis sergapan musuh kala itu, sehingga musuh berlarian kalang-kabut. Akan tetapi, pasukan Muslim terlalu terburu-buru menjarah harta rampasan. Akibatnya, musuh memiliki kesempatan untuk menghujani anak panah.

Kisah perang Hunain memasuki puncak klimaks. Serangan anak panah musuh membuat pasukan Muslim kocar-kacir, sebagian memilih mundur. Tapi tidak dengan Nabi Muhammad beserta pengikut setianya, yang memilih tidak gentar apalagi mundur.

Alhasil, pasukan Muslim kembali bersatu dan kali ini benar-benar menumbangkan pihak musuh. Perang pun usai dengan kemenangan pasukan Muslim yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW.

Setelah menerima pil pahit kekalahan, kaum musyirikin melarikan diri ke tiga arah yang berbeda. Sebagian menuju Thaif, sebagian ke Nakhlah, ada juga yang menuju Authas. Sementara sisanya memeluk Islam.

Baca Juga: Kisah Perang Khandaq, Saat Sebuah Parit Membuat 10.000 Pasukan Sekutu Tak Berkutik

Pembagian Harta Rampasan Perang

Kisah perang Hunain telah usai, dengan kemenangan telak kaum Muslimin. Setelah usai pertempuran, banyak pihak dari kaum musyrikin yang berhasil ditawan. Termasuk para wanita yang jumlahnya berkisar 6 ribu orang.

Tetapi para tawanan itu dibebaskan setelah delegasi dari Hawazin mendatangi Rasulullah. Di samping itu, kaum Muslimin berhasil mendapatkan 24 ribu ekor unta, sekitar 40 ekor kambing, serta 4 ribu uqiyah uang perak.

Harta rampasan perang itu kemudian dibagi-bagi secara adil oleh Nabi Muhammad kepada para prajurit beserta keluarga korban. Dan pembagian harta rampasan itu menutup kisah perang Hunain yang penuh lika-liku.

Referensi:

  • Ridha, Muhammad. (2021). Perang Hunain dan Perang Tabuk. Yogyakarta: Hikam Pustaka.

Tinggalkan komentar