Waspada! Inilah 10 Perkara Maksiat Batin

Maksiat adalah perbuatan (dosa) yang apabila kita melanggar larangan Allah SWT atau meninggalkan apa yang telah Allah perintahkan kepada kita, simpel nya maksiat adalah perbuatan dosa,

Terdapat banyak jenis perbuatan maksiat, dari mulai dosa yang kecil dan dosa yang besar dan bahkan sampai menduakan Allah SWT, namun apakah kamu pernah mendengar mengenai maksiat batin?. Jika belum, yuk disimak.

Maksiat batin adalah perbuatan dosa yang datangnya dari respon spontan dalam hati atau sering dikenal dengan penyakit hati. Penyakit hati tidak boleh kita biarkan begitu saja, ini bisa menjadi dosa dan mudharat yang terus menerus menumpuk.

Sehingga memiliki dampak yang serius nantinya, Dalam Al-Qur’an surat Ghafir ayat 75 Allah SWT berfirman,

ذٰلِكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَفْرَحُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَمْرَحُوْنَ

Terjemahan

“Yang demikian itu disebabkan karena kamu bersuka ria di bumi (tanpa) mengindahkan kebenaran dan karena kamu selalu bersuka ria (dalam kemaksiatan” QS. Ghafir : 75.

Baca Juga: Ngeri! Ternyata Inilah Jenis-Jenis Penyakit Hati yang Dapat Merusak Pahala Ibadah

Untuk menghindari kita dari perbuatan maksiat batin, kendatinya kita harus mengetahui dulu perkara apa saja yang dimaksud maksiat batin, kita bahasa dalam artikel ini, yuk disimak.

Ada 10 Perkara Maksiat Batin

Perbuatan maksiat dapat mendatangkan berabgai dampak negatif, salah satunya adalah bisa menghalangi datangnya rejeki, dikambulkannya do’a dan lain-lain. Itu dikarenakan dosa yang terus menerus menumpuk sehingga menahan rejeki dan do’a yang terus ducapkan.
Dalam hal ini kita bahasa apa saja maksiat batin itu, agar kita bisa menghindarinya.

1. Syarhut Tha’am (Suka Makan Banyak)

Hal pertama yang menjadi perkara dari maksiat batin adalah syahrut tha’a atau suka makan berlebihan, kenapa demikian?. Makaan berlebihan dapat menyebabkan berbagai efek samping yang tidak baik bagi tubuh, salah satunya jika kita sedang kekenyangan, kita akan malas gerak dan akan malas untuk shalat.
Maka hal ini menjadi salah satu perkara maksita batin, Dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 31 Allah SWT berfirman,

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ

Terjemahan:

“Wahai anak cucu Adam pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, jangan berlebihan“. QS. Al-A’raf ; 31.

2. Syahrul Kalam (Suka Banyak Bicara)

Banyak bicara kadang tidaklah bagus dalam beberapa kondisi, pasalnya dengan berbicara secara terus-menerus dikhawatirkan kita mengucapkan kata-kata yang kotor ata bahkan menyinggung lawan bicara kita.
Hal ini dijelaskan dalam sebuah Hadits ibnu umar yang di riwayatkan At-Tirmidzi berikut

janganlah kalian banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah, karena banyak berbicara tanpa berdzikir kepada Allah akan membuat hati menjadi keras dan orang yang paling jauh dari Allah adalah orang yang berhati keras“. (HR.Tirmidzi).

3. Ghadhab (Kuat Marah)

Marah adalah salah satu sifat yang di bisik-bisik dan dihasutkan oleh setan kepada manusia, maka dari itu sebisa mungkin menahan emosi saat marah, agar tidak meluap-luap dan berlebihan sehingga menimbulkan kerguian terhadap orang lain.

اَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ

Artinya : “Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga“. (HR At-Thabrani)

4. Hasad (Dengki Terhadap Orang Lain)

Hasad adalah sifat iri dan dengki tehadap orang lain, baik dari segi pencapaian, paras, keharmonisan keluarga atau apapun yang membuat kita merasa dengki jika melihatnya. Sifat hasad ini tidak baik jika terus menerus ada pada diri kita.

Pasalnya sifat ini dapat menjerumuskan kita ke jurang yang kita buat sendiri, bahkan jika orang yang selama ini kita dengki melihatnya, ketika berbuat baik pun bagi kita adalah salah dan meinmbulkan kedengkian pada diri kita.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – ﷺ -: «إيَّاكُمْ والحَسَدَ، فَإنَّ الحَسَدَ يَأْكُلُ الحَسَناتِ، كَما تَأْكُلُ النّارُ الحَطَبَ». أخْرَجَهُ أبُو داوُدَ.

Terjemahan:

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Rasulullah ﷺ bersabda, Jauhilah hasad (dengki) karena hasad dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar”. (HR. Abu Dawud).

5. Bakhil Wa Hubbul Mal (Pelit dan Cinta Terhadap Harta Benda)

Pelit dan cinta harta adalah sifat maksiat batin yang dapat merusak semua amalan kita, kita ambil contoh pada zaman nabi tentang kisah Salabah atau kisa Korun. Jika diambil hikmah dari kedua kisah mereka tentulah kita paham bahwa sifat bakhil dapat menjerumuskan kita kedalam jurang kemaksiatan.

Dalam Al-Qur’an surat Muhammad,

هَٰٓأَنتُمْ هَٰٓؤُلَآءِ تُدْعَوْنَ لِتُنفِقُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ فَمِنكُم مَّن يَبْخَلُ ۖ وَمَن يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَن نَّفْسِهِۦ ۚ وَٱللَّهُ ٱلْغَنِىُّ وَأَنتُمُ ٱلْفُقَرَآءُ ۚ وَإِن تَتَوَلَّوْا۟ يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُونُوٓا۟ أَمْثَٰلَكُم

Terjemahan:

“Ingatlah, kamu adalah orang-orang yang diajak untuk menginfakkan (hartamu) di jalan Allah. Lalu di antara kamu ada orang yang kikir, dan barangsiapa kikir maka sesungguhnya dia kikir terhadap dirinya sendiri” QS. Muhammad : 38.

6. Hubbul Jah (Mencintai pangkat, kebesaran, dan kedudukan)

Hubbul Jah adalah sifat melangit seorang hamba atas apa yang telah dia dapatkan didunia, seperti jabatan, pangkat, nama besar, kedudukan, harta yang banyak dan lain sebagainya.
Padahal Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an surat At-Takasur ayat 1-2 sebagai berikut,

اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ

Terjemahan: Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. QS. At-Takasur ayat 1.

حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗ

Terjemahan: sampai kamu masuk ke dalam kubur. QS. At-Takasur ayat 2.

7. Hubbud Dunia (Cinta kepada segala perkara duniawi)

Jauhnya dari Allah akan menyebabkan kita semakin mencintai gemerlapnya dunia, yang padahal sudah jelas dunia adalah hukuman bagi nabi Adam. a.s dan negeri akhirat lah yang kekal untuk kehidupan kita selanjutnya,

يَٰقَوْمِ إِنَّمَا هَٰذِهِ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا مَتَٰعٌ وَإِنَّ ٱلْءَاخِرَةَ هِىَ دَارُ ٱلْقَرَارِ

Terjemahan: “Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal“. Al-Mu’min : 39.

8. Takkabur (membesarkan dirinya atau menyombongkan dirinya)

Takkabur adahal sifat yang bergesekan dengan sifat sombong, seakan dia hebat, mempunyai segalanya, bisa melakukan semuanya tanpa Allah SWT, yang padahal justru apa yang ia dapat sekarang adalahb pemberian dari Allah SWT.

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

Terjemahan : “Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri”. QS. Luqman : 18.

9. Ujub (Merasa diri banyak berbuat kebaikan dan kebajikan)

Ujub hampir sama dengan Hubbul Jah, namun disini yang digaris bawahi bahwa ia bangga dengan apa yang telah ia perbuat (kebaikan), merkipun Allah SWT yang memampukan dia untuk berbuat kebaikan itu,

ثَلَاثُ مُهْلِكَاةٍ : شُحُّ مُطَاعُ ، وَهَوٰى مُتَّبَعٌ، وَاِعْجَابُ الْمَرْئِ بِنَفْسِهِ (رواه طباران)

Terjemahan: “Tiga yang dapat membinasakan diri sendiri, yaitu: Rasa pelit yang ditaati, Hawa nafsu yang selalu diikuti, Ujub (merasa lebih) terhadap diri sendiri“. (HR. Thabrani)

10. Riya (Melakukan ibadah bukan karena Allah SWT)

Riya menjadi pembahasan kita yang terkahir mengenai maksiat batin, Riya adalah bentuk sombong dalam beribadah kepada oranglain, dengan tidak ada maksud sedikitpu untuk beribadah kepada-Nya.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُبْطِلُوا۟ صَدَقَٰتِكُم بِٱلْمَنِّ وَٱلْأَذَىٰ كَٱلَّذِى يُنفِقُ مَالَهُۥ رِئَآءَ ٱلنَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۖ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُۥ وَابِلٌ فَتَرَكَهُۥ صَلْدًا ۖ لَّا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَىْءٍ مِّمَّا كَسَبُوا۟ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْكَٰفِرِينَ

Terjemahan :

“Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-menyebutkannya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada Allah dan hari akhir.

Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang diatasnya ada debu. kemudian batu itu ditimpa hujan lebat. maka tinggalah batu yang licin lagi.
Mereka tidak memperoleh sesuatu apapun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang kafir” QS. Al-Baqarah : 264.

Baca Juga: Mengenal Lebih Dalam Tentang Suudzon! Agar Berhati-hati Dalam Berprasangka

Kesimpulan

Maksiat batin merupakan hal yang harus kita segera muhasabahi kepada Allah SWT. Pasalanya hal ini bukan masalah yang sepele dan jika dibiarkan akan banyak berdampak bagi kehidupan kita didunia atau bahkan di akhirat, semoga kita semua terhindar dari maksiat batin seperti pembahasan artikel diatas.

Nah teman-teman begitulah penjelasan tentang maksiat batin. Semoga setiap ilmu yang kita dapat darimanapun sumbernya dan dari artikel ini, jika itu hak positif bisa teman-teman aplikasikan di kehidupan sehari-hari

Nantikan artikel kami lainnya, hanya di Yayasan Senyum Mandiri. Tak hanya menyajikan artikel menarik dan informatif saja, Kami juga membukakan jalan bagi Sahabat untuk menunaikan Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf.

Informasi lebih lengkapnya bisa klik disini!

Rekening Donasi

Tinggalkan komentar